
JAKARTA - PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) kembali melakukan langkah strategis dengan menambah modal ke dua anak usahanya senilai total Rp972,21 miliar. Langkah ini dinilai sebagai upaya perusahaan untuk memperkuat pondasi pengembangan proyek di kawasan Summarecon Serpong.
Corporate Secretary SMRA, Lydia Tjio, menyampaikan bahwa penambahan modal dilakukan oleh entitas terkendali perseroan, yakni PT Serpong Cahaya Harmoni, yang menyalurkan dana ke PT Serpong Cipta Kreasi dan PT Variatata.
Setiap anak usaha menerima suntikan modal berbeda, di mana PT Serpong Cipta Kreasi memperoleh Rp583,38 miliar dan PT Variatata sebesar Rp388,92 miliar. Proses ini mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan (POJK 42/2020), memastikan tata kelola dan transparansi transaksi antar-entitas tetap terjaga.
Baca JugaMerdeka Gold Tingkatkan Produksi Emas Lewat Pabrik Persiapan Bijih
Struktur Kepemilikan dan Peran Anak Usaha
PT Serpong Cahaya Harmoni sendiri didirikan melalui joint venture antara PT Serpong Cipta Kreasi dan PT Variatata. Kedua entitas sebelumnya telah sepakat untuk melakukan penyetoran modal masing-masing senilai Rp1,5 miliar dan Rp1 miliar, sehingga proporsi kepemilikan tercatat 60% untuk PT Serpong Cipta Kreasi dan 40% untuk PT Variatata.
Struktur ini memungkinkan koordinasi yang lebih baik dalam pengembangan proyek serta memperkuat kontrol terhadap operasional anak usaha.
Selain itu, PT Serpong Cipta Kreasi juga membentuk perusahaan patungan dengan PT Lestari Kreasi, bernama PT Serpong Cipta Lestari. Aksi korporasi ini mendukung rencana perluasan area dan pengembangan proyek di Summarecon Serpong, sekaligus memberikan fleksibilitas dalam merancang strategi bisnis yang lebih adaptif terhadap kondisi pasar properti.
Kinerja Keuangan SMRA: Laba Menurun, Marketing Sales Tumbuh
Meski menambah modal untuk anak usaha, SMRA mencatat penurunan laba bersih pada semester I/2025. Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih tercatat Rp503,5 miliar, turun 33,19% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp753,68 miliar. Penurunan ini sejalan dengan melemahnya kinerja penjualan.
Pendapatan perseroan selama Januari-Juni 2025 mencapai Rp4,58 triliun, turun 19,26% secara tahunan. Rinciannya, segmen pengembang properti meraih Rp2,97 triliun, segmen properti investasi menyumbang Rp1,15 triliun, segmen rekreasi dan perhotelan Rp234,86 miliar, dan segmen lain-lain Rp222,82 miliar. Beban pokok turut menyusut 15,50% menjadi Rp2,28 triliun, sehingga laba kotor tercatat Rp2,29 triliun, turun 22,67% dibanding periode sebelumnya.
Meski laba menurun, sisi positif terlihat pada marketing sales yang meningkat signifikan. SMRA mencatat marketing sales Rp2,2 triliun pada semester I/2025, naik 27,83% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya minat pasar yang tetap tinggi terhadap proyek-proyek Summarecon, meskipun kondisi makro mempengaruhi profitabilitas.
Tujuan Aksi Modal: Mendukung Ekspansi dan Fleksibilitas
Penambahan modal ini dinilai bukan sekadar formalitas, tetapi bagian dari strategi korporasi jangka panjang SMRA. Dengan modal baru, anak usaha dapat memperluas area proyek dan meningkatkan kapasitas pengembangan. Hal ini diharapkan mampu mempercepat realisasi proyek, sekaligus menjaga daya saing perusahaan di pasar properti yang kian kompetitif.
Selain itu, struktur kepemilikan yang jelas dan peran masing-masing anak usaha memungkinkan SMRA mengelola risiko secara lebih terkontrol. Dengan kombinasi suntikan modal, kerjasama patungan, dan strategi penjualan yang agresif, perseroan menargetkan pertumbuhan jangka menengah yang lebih stabil, sekaligus menjaga posisi sebagai salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia
Modal Segar untuk Pertumbuhan Properti
Secara keseluruhan, aksi penambahan modal oleh SMRA ke dua anak usahanya merupakan langkah penting untuk memperkuat ekspansi dan fleksibilitas pengembangan proyek. Meskipun laba bersih perusahaan turun pada semester I/2025, pertumbuhan marketing sales menunjukkan bahwa permintaan pasar tetap solid.
Dengan dukungan modal baru, struktur kepemilikan yang terencana, dan strategi pengembangan proyek yang matang, SMRA optimistis mampu menghadapi tantangan pasar properti, memperluas area proyek di Summarecon Serpong, dan menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan.
Aksi ini sekaligus mengirim sinyal positif bagi investor dan pasar properti mengenai komitmen SMRA dalam mengembangkan bisnis secara strategis.

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Indonesian Paradise Property Pertahankan Pendapatan Lewat Bisnis Hotel
- Rabu, 22 Oktober 2025
Berita Lainnya
Update Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini Rabu, 22 Oktober 2025 Lengkap dan Akurat
- Rabu, 22 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Harga Emas Antam Anjlok Rp177.000, Sentuh Rp2,31 Juta
- 22 Oktober 2025
2.
3.
4.
Asing Borong Saham BCA Empat Hari, Harga Tembus Rp8.475
- 22 Oktober 2025
5.
7 Strategi Keuangan Awal Tahun Demi Tujuan Finansial 2026
- 22 Oktober 2025