
JAKARTA - PT United Tractors Tbk. (UNTR), emiten Grup Astra, memperkuat langkahnya untuk memperluas bisnis emas melalui proyek strategis di Blok Doup, Sulawesi Utara.
Langkah ini muncul di tengah tekanan terhadap dividen dan laba bersih yang lebih rendah, seiring permintaan batu bara yang melemah. Corporate Secretary UNTR, Ari Setiawan, menyampaikan bahwa tambang emas Blok Doup ditargetkan beroperasi mulai 2028, setelah proses akuisisi PT Arafura Surya Alam (ASA), pengelola tambang, selesai pada Desember 2025.
UNTR berencana membangun fasilitas pengolahan (processing plant) dengan kapasitas sekitar 3 juta ton bijih per tahun. Produksi emas diproyeksikan mencapai 140.000–155.000 ons per tahun, yang diharapkan mulai berkontribusi pada pendapatan perusahaan sejak tahun pertama beroperasi. Ari menekankan bahwa kontribusi ini akan sangat tergantung pada harga emas global, namun proyek ini menjadi bagian penting strategi diversifikasi UNTR untuk menyeimbangkan portofolio bisnisnya.
Baca JugaIndocement Kembangkan Ekonomi Sirkular dan Konservasi Hayati Lewat Jangkrik BOS
Strategi Diversifikasi UNTR ke Bisnis Emas
Akuisisi Blok Doup merupakan langkah strategis UNTR dalam mengurangi ketergantungan pada bisnis batu bara yang mengalami penurunan harga dan permintaan. Dengan memasuki sektor pertambangan emas, perusahaan berharap dapat menyeimbangkan pendapatan dan meningkatkan nilai aset jangka panjang. Dana akuisisi seluruhnya berasal dari kas internal perusahaan, sehingga tidak menambah beban utang eksternal.
Proyek ini memperluas jejak UNTR dalam sektor pertambangan logam, selaras dengan fokus jangka panjang perusahaan untuk memaksimalkan potensi sumber daya mineral di Indonesia. Penambahan tambang emas di Blok Doup diproyeksikan meningkatkan kapasitas produksi emas UNTR sekitar 1,5 kali lipat pada 2028, memperkuat posisi perusahaan di pasar logam mulia.
Proses Akuisisi dan Infrastruktur Blok Doup
Akuisisi Blok Doup dilakukan melalui conditional share purchase agreement (CSPA) dengan PT J Resources Nusantara (JRN), anak usaha PT J Resources Asia Pasifik Tbk. UNTR melalui PT Danusa Tambang Nusantara menandatangani perjanjian ini untuk memperoleh 99,99% saham ASA. Selain itu, PT Energia Prima Nusantara, anak usaha UNTR, membeli sebagian kecil saham ASA dan PT Mulia Bumi Persada. Total transaksi memiliki enterprise value sebesar US$540 juta atau setara Rp8,84 triliun.
Setelah akuisisi selesai, UNTR akan membangun processing plant dan infrastruktur pendukung agar tambang dapat mulai berproduksi pada 2028. Fasilitas ini dirancang untuk mengolah 3 juta ton bijih per tahun, memungkinkan ekstraksi emas mencapai target produksi tahunan 140.000–155.000 ons. Infrastruktur pendukung diharapkan mempercepat efisiensi operasional sekaligus memastikan proyek ini berkontribusi signifikan terhadap pendapatan UNTR.
Dampak Dividen dan Kinerja Keuangan
Sementara itu, UNTR mengumumkan dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp2,05 triliun atau Rp567 per saham, angka terendah sejak 2022. Penurunan dividen mencerminkan laba bersih semester I/2025 yang turun menjadi Rp8,13 triliun, dibandingkan Rp9,53 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Manajemen menyebut bahwa dividen ditentukan mempertimbangkan laba bersih, saldo laba ditahan sebesar Rp80,7 triliun, dan total ekuitas Rp101,28 triliun.
Para analis memperkirakan tekanan terhadap laba bersih UNTR akan terus berlanjut hingga kuartal III/2025, terutama karena penurunan volume penjualan alat berat. Namun, dengan strategi diversifikasi ke emas, UNTR diproyeksikan memiliki arus kas yang lebih stabil dan potensi pertumbuhan pendapatan jangka menengah hingga panjang.
Proyeksi Produksi Emas dan Potensi Saham
Dengan penyelesaian akuisisi Blok Doup pada Desember 2025, total cadangan dan sumber daya emas UNTR diperkirakan mencapai 5,8 juta ons dan 10,5 juta ons, termasuk aset tambang Martabe dan Sumbawa Juta Raya. Proyeksi ini membuka peluang bagi UNTR untuk meningkatkan kontribusi emas terhadap pendapatan, seiring pelemahan sektor batu bara.
BRI Danareksa Sekuritas menaikkan estimasi laba bersih UNTR untuk 2025–2026, dengan target harga saham UNTR Rp32.200, mempertahankan rekomendasi buy. Sementara itu, Indo Premier Sekuritas tetap merekomendasikan hold dengan target harga Rp27.000, mengingat risiko utama masih berasal dari harga batu bara yang lemah dan potensi keterlambatan proyek.
Dengan memasuki Blok Doup, UNTR menegaskan strategi jangka panjangnya: menyeimbangkan portofolio, meningkatkan arus kas, dan memanfaatkan peluang pertumbuhan di sektor pertambangan emas yang menjanjikan, terutama saat pasar batu bara menghadapi tekanan. Proyek ini menjadi salah satu langkah kunci UNTR untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan di tengah perubahan pasar energi dan logam global.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Kemenag Segera Bentuk Ditjen Pesantren, Menunggu Persetujuan Presiden
- Rabu, 22 Oktober 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Infrastruktur untuk Rakyat: Setahun Langkah Nyata Kementerian PU
- 22 Oktober 2025
2.
Rahasia Bumbu Halus Sayur Lodeh, Cita Rasa Gurih Khas Nusantara
- 22 Oktober 2025
3.
9 Seblak Paling Enak di Bandung yang Wajib Kamu Coba
- 22 Oktober 2025
4.
9 Tempat Makan Oseng Mercon Paling Pedas dan Enak di Jogja
- 22 Oktober 2025
5.
6 Resep Telur Rebus Sehat untuk Diet Kaya Nutrisi
- 22 Oktober 2025