
JAKARTA - PT Anugrah Neo Energy Materials (ANEM), perusahaan yang bergerak di bidang tambang dan pengolahan nikel, kini bersiap menapaki babak baru melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Target dana yang ingin diperoleh dari IPO ini mencapai lebih dari Rp4,98 triliun atau setara US$300 juta. Langkah ini sejalan dengan strategi ANEM dalam memperkuat posisi sebagai pemain utama industri nikel, khususnya untuk kebutuhan bahan baku baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Menurut laporan Reuters, dua sumber yang mengetahui rencana ini menyebut debut pasar ANEM kemungkinan akan berlangsung pada Desember 2025. Saat ini, valuasi perusahaan diperkirakan menembus lebih dari US$2 miliar atau sekitar Rp33,21 triliun. Dengan demikian, IPO ANEM menjadi salah satu momen penting bagi pasar modal Indonesia sekaligus menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi global.
Baca JugaIndocement Kembangkan Ekonomi Sirkular dan Konservasi Hayati Lewat Jangkrik BOS
Dana hasil IPO direncanakan akan digunakan untuk ekspansi bisnis dan pengembangan proyek hilirisasi nikel. Dalam proses ini, DBS Bank Ltd dan RHB Bank turut ditunjuk sebagai penjamin emisi efek (underwriter). Hingga saat ini, ANEM sendiri belum memberikan konfirmasi resmi, sementara pihak perbankan menahan komentar lebih lanjut terkait IPO ini.
Ekspansi Tambang dan Fasilitas Smelter Tingkat Lanjut
ANEM memiliki dua tambang nikel laterit di Sulawesi Tengah, yakni TAS di Morowali dengan sumber daya lebih dari 200 juta ton, serta MDK di Ampana yang mencakup area lebih dari 10.800 hektare. Kedua lokasi ini menjadi tulang punggung produksi nikel untuk mendukung proyek hilirisasi dan pengembangan smelter.
Selain itu, perusahaan tengah membangun fasilitas smelter high pressure acid leach (HPAL) yang dirancang beremisi karbon rendah untuk memproduksi mixed hydroxide precipitate (MHP). Smelter ini dilengkapi dua kawasan industri pendukung untuk meningkatkan efisiensi operasional. Peletakan batu pertama proyek HPAL dilakukan pada September 2024 di Kawasan Industri Neo Energy Morowali (NEMIE).
Komisaris Utama ANEM, Joseph Hong, menekankan bahwa seluruh proses produksi di smelter akan sepenuhnya memanfaatkan energi terbarukan. Langkah ini sejalan dengan upaya nasional dan global untuk menekan emisi karbon serta mendukung ekonomi hijau. “Keputusan kami menggunakan energi terbarukan merupakan dedikasi terhadap masa depan yang lebih berkelanjutan. Kami bangga dapat mengambil langkah penting ini dalam transisi energi di Indonesia,” jelas Joseph.
Proyeksi Permintaan Global Nikel untuk Kendaraan Listrik
Dengan meningkatnya permintaan global terhadap kendaraan listrik, ANEM menyiapkan diri untuk memasok produk nikel berkualitas tinggi yang memenuhi standar internasional. Proyek smelter HPAL diperkirakan dapat beroperasi dalam dua tahun mendatang, memperkuat posisi Indonesia sebagai pemasok nikel ramah lingkungan terbesar di dunia.
Nikel yang dihasilkan ANEM akan menjadi bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik, seiring dengan tren global yang mengarah pada transisi energi bersih. Perusahaan optimis dapat memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang, sekaligus membuka peluang kerja baru dan memperluas kontribusi terhadap perekonomian nasional.
Selain memenuhi permintaan internasional, proyek hilirisasi nikel juga diharapkan mendorong inovasi teknologi dalam pengolahan logam, mempercepat adopsi energi hijau, dan memberikan manfaat lingkungan jangka panjang. ANEM menegaskan bahwa seluruh kegiatan produksi akan mematuhi standar keberlanjutan, termasuk pengurangan jejak karbon dan efisiensi energi.
IPO Sebagai Langkah Strategis untuk Ekspansi Bisnis
IPO ANEM menjadi pintu masuk bagi perusahaan untuk mendapatkan dana tambahan sekaligus memperluas basis investor. Dengan target perolehan dana sekitar Rp4,98 triliun, perusahaan berharap dapat mendukung rencana ekspansi dan mempercepat pembangunan smelter HPAL.
Secara strategis, IPO ini juga menjadi sarana ANEM untuk meningkatkan transparansi dan tata kelola perusahaan. Investor yang tertarik mendapatkan peluang berpartisipasi dalam pertumbuhan sektor nikel, yang saat ini menjadi salah satu komoditas penting dalam transisi energi global.
Melalui IPO, ANEM berharap dapat memperkuat kapabilitas finansial untuk mengakselerasi proyek hilirisasi nikel, memperluas infrastruktur industri, serta mendukung pengembangan teknologi ramah lingkungan. Dengan visi ini, perusahaan optimis dapat menjadi pemain global di sektor nikel, khususnya untuk kebutuhan baterai kendaraan listrik yang semakin meningkat.
Sebagai perusahaan yang fokus pada nikel berkelanjutan, ANEM menekankan bahwa pertumbuhan bisnis dan tanggung jawab lingkungan berjalan seiring. Dengan strategi ini, perusahaan tidak hanya menargetkan keuntungan finansial, tetapi juga kontribusi jangka panjang terhadap transisi energi di Indonesia dan dunia.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Inovasi Pendidikan Digital: IFP Dukung Transformasi Sekolah Indonesia
- Rabu, 22 Oktober 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Menhut Lepas Kura-Kura Rote, Upaya Selamatkan Satwa Langka
- 22 Oktober 2025
2.
BMKG Keluarkan Peringatan Cuaca 22-23 Oktober 2025
- 22 Oktober 2025
3.
Wuling Aishang A100C, Mobil Listrik Mungil Harga Terjangkau
- 22 Oktober 2025
4.
Hampir Seribu Prajurit TNI AD Latihan Natuna 22 Oktober 2025
- 22 Oktober 2025
5.
Kolaborasi BGN dan BIN Perkuat Pengawasan Program MBG Nasional
- 22 Oktober 2025