Sabtu, 18 Oktober 2025

Erick Thohir Siapkan Pernyataan Resmi Soal Keputusan Kluivert Segera

Erick Thohir Siapkan Pernyataan Resmi Soal Keputusan Kluivert Segera
Erick Thohir Siapkan Pernyataan Resmi Soal Keputusan Kluivert Segera

JAKARTA - Malam konferensi pers di gedung Kemenpora RI menjadi saksi bisu saat Menpora sekaligus Ketua PSSI, Erick Thohir, memilih mundur selangkah ketika media meminta klarifikasi soal pemecatan Patrick Kluivert. 

Di depan ratusan wartawan, Erick menolak membahas hal tersebut dan meminta waktu dua hari sebelum memberikan penjelasan resmi. 

“Saya tak mau jawab, nanti itu. Ini Menpora,” ujarnya singkat. “Untuk yang sepak bola jangan hari ini, karena ini tempatnya tidak pas. Kasih saya waktu dua hari,” lanjutnya.

Baca Juga

Kontes Robot Terbang Indonesia 2025 Bukti Inovasi Mahasiswa

Keputusan ini tidaklah mengejutkan bila melihat kerentanan publik terhadap isu sepak bola nasional. Di tengah sorotan intens dari suporter, media, dan internal PSSI, Erick tampak berusaha mengatur timing pengumuman agar tidak memicu gejolak tambahan. 

Keputusan untuk memecat Kluivert di tengah kontrak bukanlah langkah ringan; Erick menghadapi dilema komunikasi besar, di mana kesalahan framing publik bisa menggerus citra dirinya dan institusi olahraga.

Kesepakatan Pemutusan: Mutual Termination

Sebelumnya, PSSI dan tim kepelatihan di bawah Patrick Kluivert sepakat mengakhiri kontrak secara “mutual termination.” 

Dalam kesepakatan itu, kontrak yang sebelumnya berlaku untuk tim senior, U23, dan U20 dihentikan lebih awal. Langkah ini diambil setelah evaluasi menyeluruh terhadap program pembinaan dan kinerja tim nasional.

PSSI dalam pernyataannya menyampaikan apresiasi kepada Kluivert dan seluruh anggota tim atas kontribusi mereka selama periode penugasan. 

Erick pun melalui akun Instagram menyampaikan terima kasih atas dedikasi selama 12 bulan. Meski demikian, pemutusan tidak lepas dari proyeksi perubahan strategi di tubuh organisasi.

Reformasi Internal BUMN dan Pararelisme Kebijakan

Menariknya, keputusan di ranah olahraga ini berjalan paralel dengan agenda reformasi besar yang lebih luas di tubuh negara. Erick Thohir mendukung pembukaan posisi kepemimpinan BUMN untuk warga negara asing (WNA) demi meningkatkan profesionalisme. 

Kebijakan itu disampaikan saat Prabowo Subianto menyatakan “Saya telah mengubah regulasi. Sekarang ekspatriat, non-Indonesia, bisa memimpin BUMN kami.”

Selain itu, Prabowo memberi wewenang kepada BPI Danantara untuk merestrukturisasi BUMN, memangkas jumlah entitas dari 1.000 menjadi lebih rasional (sekitar 200–240). 

Langkah itu diiringi target keuntungan yang tinggi: idealnya RoA sebesar 10 persen. Jika tidak bisa, ambang bawah 5% atau 3% diperbolehkan dalam jangka tiga tahun.

Dalam konteks ini, pemecatan Kluivert bisa dipandang sebagai bagian kecil dari gerakan besar menuju profesionalisme dan akuntabilitas di institusi negara. 

Tekanan untuk kinerja yang tinggi tidak terbatas pada sektor ekonomi, tetapi juga olahraga, lembaga publik, dan organisasi negara.

Tantangan Komunikasi: Waktu Dua Hari

Permintaan Erick untuk menunggu dua hari sebelum memberikan pernyataan resmi menjadi momen penting dalam strategi komunikasi publik. 

Ia tidak ingin menjawab secara spontan di hadapan media tanpa persiapan matang terlalu banyak potensi jebakan, kesalahan interpretasi, dan reaksi tak terduga.

Sikap ini sekaligus menunjukkan bahwa Erick memahami sensitivitas isu ini. Ia berada di posisi menjembatani dua publik berbeda internal PSSI dan masyarakat sepakbola nasional, serta khalayak media nasional dan internasional. 

Waktu yang diminta mungkin digunakan untuk merumuskan narasi yang bisa meminimalkan kontroversi serta memastikan pesan harmonis dari semua pihak.

Namun, penundaan ini tidak boleh dibiarkan kosong publik seakan menunggu kepastian, dan spekulasi bisa mengisi sela dua hari tersebut. 

Kejelasan, konsistensi, dan transparansi kelak akan menjadi tolok ukur apakah keputusan ini diterima masyarakat atau menuai kritikan tajam.

Arah Strategis PSSI ke Depan

Ekspektasi publik kini mengarah pada siapa pengganti Kluivert dan arah baru strategi timnas. PSSI perlu memilih figur baru yang tidak hanya punya kapabilitas teknis, tetapi juga mampu menjalankan visi pembinaan jangka panjang, integrasi pemain muda, dan penataan manajerial yang baik.

Publik berharap keputusan ini tidak bersifat sementara, tetapi bagian dari pembaharuan sistemik. Transparansi dalam proses seleksi, keterbukaan terhadap kritik, dan kesinambungan program pembinaan menjadi kunci agar langkah ini mendapat dukungan luas. 

Erick sendiri menyarankan bahwa pertanyaan tentang target timnas bisa langsung diajukan ke PSSI ini memberi sinyal bahwa keputusan teknis seperti target pertandingan berada dalam wewenang organisasi sepakbola, meski kebijakan strategis menyentuh otoritas Menpora.

Implikasi Jangka Menengah dan Jangka Panjang

Dalam jangka menengah, keputusan ini bisa memicu percepatan perubahan struktur tim nasional. Pergantian pelatih bisa membawa gaya baru taktik, metode latihan, dan strategi jangka panjang. Jika dijalankan dengan baik, transformasi ini bisa mengangkat prestasi timnas secara bertahap.

Pada jangka panjang, keberhasilan komunikasi dan eksekusi keputusan ini akan membentuk citra PSSI dan Menpora sebagai institusi yang tegas, profesional, dan terbuka terhadap kritik. Jika gagal menjelaskan dengan baik, peristiwa ini bisa menciptakan distrust publik dan memperlemah legitimasi kebijakan olahraga nasional.

Penundaan pernyataan membawa risiko spekulasi liar, rumor, dan framing negatif bisa tumbuh. Media atau pihak tertentu bisa mengisi kekosongan dengan narasi-versi sendiri. 

Erick perlu memastikan bahwa ketika waktunya tiba, pernyataan resmi menyentuh inti masalah dan meredam kemungkinan kontroversi.

Namun, jika ia berhasil menyampaikan pesan yang tegas, logis, dan transparan, hal itu bisa merevitalisasi semangat publik terhadap reformasi sepakbola nasional. 

Waktu dua hari memberikan peluang untuk mengkonsolidasikan posisi, menyelaraskan visi antara Menpora dan PSSI, serta mempersiapkan narasi yang mampu membawa momentum positif.

Langkah Erick Thohir meminta waktu dua hari sebelum menjawab pertanyaan pemecatan Patrick Kluivert menunjukkan bahwa keputusan ini bukan sekadar soal pelatih, tetapi tentang identitas, kredibilitas, dan arah kebijakan sepakbola Indonesia. Ia tidak ingin melempar jawaban setengah matang di hadapan media.

Proses ini akan menjadi penentu bagaimana publik menerima keputusan tersebut apakah sebagai langkah tegas menuju reformasi atau sekadar manuver komunikasi yang terkesan menghindar. 

Dua hari ke depan menjadi masa kritis untuk PSSI, Menpora, dan semua pemangku kepentingan. Publik menanti jawaban yang bukan hanya menjelaskan, tetapi juga memperkuat cita-cita transformasi olahraga nasional ke arah yang lebih transparan dan profesional.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Restorasi DAS TNGGP Diperluas, Alam dan Warga Kuat Bersama

Restorasi DAS TNGGP Diperluas, Alam dan Warga Kuat Bersama

Duta Muda BPJS Kesehatan Wujudkan Generasi Cerdas dan Sehat

Duta Muda BPJS Kesehatan Wujudkan Generasi Cerdas dan Sehat

Gibran Terima Gelar Kaicil Kastela, Simbol Persaudaraan Nusantara

Gibran Terima Gelar Kaicil Kastela, Simbol Persaudaraan Nusantara

Luhut Pastikan Family Office Dorong Investasi Tanpa Bebani APBN

Luhut Pastikan Family Office Dorong Investasi Tanpa Bebani APBN

Investor Arab Dukung Penuh Pendirian Maskapai Aceh Airlines

Investor Arab Dukung Penuh Pendirian Maskapai Aceh Airlines