Sabtu, 18 Oktober 2025

Gibran Terima Gelar Kaicil Kastela, Simbol Persaudaraan Nusantara

Gibran Terima Gelar Kaicil Kastela, Simbol Persaudaraan Nusantara
Gibran Terima Gelar Kaicil Kastela, Simbol Persaudaraan Nusantara

JAKARTA - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mendapat kehormatan istimewa saat melakukan kunjungan kerja ke Maluku Utara. Dalam kunjungan tersebut, Gibran menerima gelar “Kaicil Kastela” dari Kesultanan Ternate, sebuah gelar adat yang sarat makna dan simbol penghormatan bagi tokoh yang dianggap berjasa serta memiliki hubungan baik dengan masyarakat Ternate.

Upacara penganugerahan berlangsung khidmat di Kedaton Kesultanan Ternate, Kelurahan Soa Sio, disaksikan para pejabat kesultanan, tokoh adat, serta masyarakat setempat. Dalam prosesi tersebut, Gibran mengenakan pakaian adat Ternate dan disambut hangat melalui Tarian Soya-Soya, salah satu tarian tradisional khas daerah yang melambangkan penyambutan dan penghormatan kepada tamu agung.

Penganugerahan gelar tersebut dipimpin langsung oleh Sultan Ternate, Hidayat M. Sjah, yang menyerahkan pin kehormatan sebagai tanda resmi penyematan gelar Kaicil Kastela. Sultan menjelaskan bahwa dalam tradisi Ternate, Kaicil merupakan sebutan bagi bangsawan, sedangkan Kastela dimaknai sebagai sosok yang telah berjasa bagi masyarakat atau daerah tersebut.

Baca Juga

Kontes Robot Terbang Indonesia 2025 Bukti Inovasi Mahasiswa

Prosesi Adat Penuh Makna dan Simbol Persaudaraan

Prosesi adat berlangsung dengan suasana sakral dan penuh penghormatan. Sebelum penganugerahan, dilakukan upacara Joko Kaha, sebuah tradisi penyambutan yang menandai diterimanya seorang tamu penting sebagai bagian dari masyarakat Ternate. Melalui prosesi ini, Gibran secara simbolis diterima sebagai saudara dalam lingkup adat Kesultanan Ternate.

Dalam sambutannya, Sultan Hidayat M. Sjah menyampaikan doa dan harapan agar gelar tersebut membawa berkah bagi Gibran dalam menjalankan amanah sebagai wakil presiden. “Kaicil Kastela, InsyaAllah Bapak selepas dari kamar puji, ditinggikan derajatnya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di muka bumi. Amin ya Rabbal ‘Alamiin,” ucap Sultan penuh doa dan penghormatan.

Usai prosesi adat dan penyematan gelar, acara dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh Imam Kesultanan Ternate, Taher Ma’abut, sebagai simbol rasa syukur dan kebersamaan. Momen ini menjadi penutup dari rangkaian upacara yang menandai hubungan harmonis antara pemerintah pusat dan masyarakat adat di wilayah timur Indonesia.

Gibran dan Kunjungan Kerja di Maluku Utara

Pemberian gelar kehormatan ini menjadi bagian dari agenda kunjungan kerja Gibran di Maluku Utara. Dalam lawatannya, Gibran turut memantau langsung proyek pembangunan Bendungan Way Apu yang berlokasi di Kabupaten Buru, Maluku. Proyek tersebut merupakan salah satu program strategis pemerintah yang bertujuan memperkuat ketahanan air dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Dengan menggunakan helikopter, Gibran meninjau lokasi pembangunan bendungan tersebut untuk memastikan progres berjalan sesuai rencana. Kunjungannya menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperhatikan pembangunan infrastruktur di kawasan Indonesia Timur, yang menjadi bagian penting dari pemerataan ekonomi nasional.

Selain meninjau proyek strategis, kunjungan Gibran ke Maluku Utara juga memperkuat jalinan hubungan antara pemerintah pusat dan lembaga adat di daerah. Penganugerahan gelar Kaicil Kastela menjadi simbol nyata penerimaan masyarakat Ternate terhadap kehadiran pemerintah, serta bentuk penghargaan atas perhatian Gibran terhadap pembangunan di wilayah tersebut.

Simbol Harmoni Budaya dan Pemerintahan

Gelar Kaicil Kastela bukan hanya sekadar simbol adat, tetapi juga cerminan nilai-nilai persaudaraan dan penghargaan lintas budaya di Indonesia. Melalui momen ini, terlihat bagaimana tradisi lokal dan pemerintahan nasional dapat berjalan seiring dalam bingkai keberagaman.

Penganugerahan ini menjadi pengingat bahwa peran pemimpin tidak hanya diukur dari kebijakan, tetapi juga dari kemampuannya menjalin kedekatan dengan masyarakat di berbagai daerah. Dalam konteks ini, Gibran menunjukkan kepedulian dan penghormatan terhadap kearifan lokal yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa.

Prosesi adat di Ternate tersebut juga menegaskan bahwa hubungan antara pemerintah dan masyarakat adat bukan sekadar formalitas, melainkan kolaborasi yang menguatkan semangat kebangsaan. Gibran dinilai berhasil menampilkan sikap rendah hati dengan mengikuti setiap tahapan upacara adat secara khidmat dan penuh penghormatan terhadap nilai-nilai tradisi setempat.

Kaicil Kastela, Gelar dengan Nilai Filosofis Mendalam

Dalam budaya Kesultanan Ternate, gelar Kaicil melekat pada tokoh yang memiliki jiwa kepemimpinan, kebijaksanaan, dan tanggung jawab terhadap masyarakat. Sementara Kastela merujuk pada keteladanan dan jasa yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Maka, penyematan gelar Kaicil Kastela kepada Gibran mencerminkan pengakuan atas perannya sebagai pemimpin muda yang diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa, khususnya kawasan timur Indonesia.

Gelar ini juga menjadi simbol penghargaan lintas generasi, mempertemukan nilai-nilai tradisional dengan semangat kepemimpinan modern. Dengan demikian, penganugerahan ini bukan hanya menjadi momen seremonial, tetapi juga wujud sinergi antara adat dan negara, di mana nilai-nilai budaya dijunjung tinggi dalam upaya membangun bangsa yang inklusif dan berkeadilan.

Menyatukan Indonesia Lewat Budaya dan Kepemimpinan

Melalui kunjungan kerja dan penerimaan gelar ini, Gibran memperlihatkan pentingnya peran pemimpin nasional dalam menjaga harmoni antarwilayah dan budaya. Sikap terbuka terhadap tradisi lokal menjadi bentuk nyata dari semangat Bhinneka Tunggal Ika, yang mempersatukan keberagaman dalam satu ikatan kebangsaan.

Momen ini juga memperlihatkan bahwa kekuatan budaya lokal dapat menjadi jembatan dalam memperkuat hubungan sosial dan pemerintahan. Penganugerahan gelar Kaicil Kastela bagi Gibran bukan sekadar penghormatan pribadi, melainkan lambang kebersamaan, penghargaan, dan persatuan antara masyarakat adat Ternate dengan pemerintah pusat.

Dengan demikian, kunjungan kerja ini tidak hanya meninggalkan kesan politik atau administratif, tetapi juga pesan moral dan budaya: bahwa pembangunan bangsa harus disertai penghormatan terhadap akar tradisi yang hidup di tengah masyarakat.

Wildan Dwi Aldi Saputra

Wildan Dwi Aldi Saputra

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Restorasi DAS TNGGP Diperluas, Alam dan Warga Kuat Bersama

Restorasi DAS TNGGP Diperluas, Alam dan Warga Kuat Bersama

Duta Muda BPJS Kesehatan Wujudkan Generasi Cerdas dan Sehat

Duta Muda BPJS Kesehatan Wujudkan Generasi Cerdas dan Sehat

Luhut Pastikan Family Office Dorong Investasi Tanpa Bebani APBN

Luhut Pastikan Family Office Dorong Investasi Tanpa Bebani APBN

Investor Arab Dukung Penuh Pendirian Maskapai Aceh Airlines

Investor Arab Dukung Penuh Pendirian Maskapai Aceh Airlines

Masyarakat Diminta Waspada Paparan UV di Musim Panas

Masyarakat Diminta Waspada Paparan UV di Musim Panas