4 Cara Menghitung Obligasi Lengkap dengan Contoh Soalnya
- Minggu, 09 Februari 2025

Cara menghitung obligasi sangat penting untuk dipahami oleh siapa saja yang tertarik berinvestasi dalam instrumen ini.
Pemahaman yang baik tentang perhitungan obligasi akan membantu para investor, terutama yang baru memulai, untuk memperkirakan potensi keuntungan yang bisa didapatkan dengan berinvestasi dalam surat utang atau obligasi.
Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, agar kamu dapat memahami dengan jelas bagaimana cara menghitung obligasi secara efektif.
Baca Juga
Pengertian Obligasi
Obligasi pada dasarnya merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pihak yang berutang kepada pihak yang memberi pinjaman.
Selain itu, obligasi juga bisa dipahami sebagai surat berharga dengan jangka waktu menengah hingga panjang yang mengandung pengakuan utang dari penerbitnya dan dapat diperdagangkan.
Dalam konteks lain, obligasi adalah surat utang yang bisa diperdagangkan, di mana pembeli obligasi akan menerima keuntungan berupa bunga di masa mendatang.
Surat berharga ini biasanya diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan untuk mendukung pembiayaan.
Umumnya, obligasi mencantumkan tanggal jatuh tempo pembayaran utang beserta bunga yang harus dibayarkan.
Cara Menghitung Obligasi
Bagi seorang investor, memahami cara menghitung obligasi sangat penting untuk mengoptimalkan perhitungan keuntungan yang dapat diperoleh. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang hal tersebut.
1. Cara hitung obligasi yang dijual dengan harga diskonto
a. Menentukan nilai diskonto
Diskonto merujuk pada selisih antara nilai nominal (face value) dan harga jual obligasi. Untuk menghitung nilai diskonto, kamu dapat menggunakan rumus berikut:
Diskonto = Nilai Nominal – Harga Jual Obligasi
Nilai nominal adalah jumlah yang tertera pada obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, sedangkan harga jual dipengaruhi oleh suku bunga yang berlaku pada saat penjualan.
Berikut adalah contoh penggunaan rumus ini:
Contoh soal:
PT Ingin Jaya Abadi menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp 6.000.000 dan bunga 10% yang dibayar setiap enam bulan, dengan jangka waktu 5 tahun. Jika suku bunga pasar saat penjualan adalah 12%, berapakah harga diskonto-nya?
Jawaban:
Dari contoh soal di atas, kita bisa menarik beberapa informasi penting:
Bunga dibayarkan setiap enam bulan, sehingga tingkat bunga nominal per periode adalah 6% (12% dibagi 2).
Terdapat 10 periode pembayaran (2 periode x 5 tahun).
Pembayaran bunga per periode adalah Rp 300.000 (Rp 6.000.000 x 5%).
Harga jual obligasi dihitung sebagai selisih antara nilai nominal sekarang dan nilai sekarang dari pembayaran bunga (coupon payment). Oleh karena itu, rumus untuk menghitung nilai diskonto obligasi adalah:
Harga jual obligasi = nilai sekarang pokok obligasi + nilai sekarang bunga.
Langkah pertama adalah mencari nilai nominal sekarang. Nilai nominal sekarang dihitung dengan mengalikan nilai nominal obligasi dengan faktor nilai sekarang bunga (present value interest factor atau PVIF).
Untuk menemukan PVIF, kita perlu menghitungnya terlebih dahulu dengan rumus yang sesuai.
PVIF = 1 : (1+r)^t
r = tingkat bunga pasar pada setiap periode
t = jumlah periode
PVIF=1 : (1+0,06)^10 = 0,5586
Sekarang, setelah kita mengetahui bahwa nilai PVIF adalah 0,05586, kita dapat menghitung nilai nominal sekarang dengan rumus:
Nilai nominal sekarang = Rp6.000.000 x 0,05586 = Rp3.351.600.
Langkah berikutnya adalah mencari nilai sekarang dari pembayaran bunga. Untuk itu, kamu perlu mengalikan jumlah pembayaran bunga dengan faktor nilai sekarang dari annuitas biasa (present value of ordinary annuity atau PVOA).
Karena kita belum mengetahui nilai PVOA, kita perlu mencarikannya terlebih dahulu dengan rumus yang sesuai.
PVOA + (1 – (1 : (1+r)^t)) : r
PVOA = (1 – (1 : (1+0,06)^10)) : 0,06 = 7,3567
Sekarang, setelah kamu mendapatkan nilai PVOA, yaitu 7,360, untuk menghitung nilai sekarang dari pembayaran bunga, kamu tinggal mengalikan jumlah pembayaran bunga dengan nilai PVOA tersebut. Maka, perhitungannya akan menjadi:
Nilai sekarang dari bunga = Rp300.000 x 7,360 = Rp2.208.000.
Rp 300.000 x 7,3567 = Rp2.207.010
Harga jual obligasi = nilai sekarang pokok obligasi + nilai sekarang bunga.
Rp3.351.600+ Rp2.207.010= Rp5.558.610
Sekarang kamu sudah mendapatkan harga jual obligasi, tinggal mencari nilai diskonto. Silakan gunakan rumus di awal tadi:
Diskonto = Nilai Nominal – Harga jual obligasi
Diskonto = Rp6.000.000 – Rp5.558.610 = Rp 441.390,-
b. Menghitung Pembayaran Bunga pada Tiap Periode
Pembayaran bunga pada setiap periode merupakan jumlah keuntungan yang diterima oleh investor di setiap periode. Sebagai investor, kamu perlu menguasai cara perhitungannya.
Untuk menghitung jumlah pembayaran bunga tiap periode, kamu bisa mengalikan jumlah pembayaran bunga dengan nilai nominal obligasi.
Pembayaran bunga tiap periode = Pembayaran bunga x nilai nominal obligasi
Mari kita gunakan contoh soal yang sama. Pada contoh tersebut, kita sudah menghitung pembayaran bunga, yaitu:
5% (10% dibagi 2 untuk pembayaran bunga per tahun) dan nilai nominal obligasinya adalah Rp6.000.000. Maka, bunga yang dibayarkan pada tiap periode adalah:
Rp6.000.000 x 0,05 = Rp300.000
c. Menghitung Beban Bunga Efektif Total pada Setiap Periode
Obligasi yang dijual pada harga diskonto mengharuskan tingkat bunga pasar pada saat penerbitan menjadi tingkat bunga efektif untuk obligasi tersebut. Untuk menghitung beban bunga efektif, kamu bisa menggunakan rumus berikut:
Beban bunga total = nilai sekarang obligasi x tingkat bunga efektif per periode
Kembali pada contoh di atas, penerapan rumus ini adalah sebagai berikut:
Nilai sekarang dari obligasi pada saat penerbitannya adalah Rp5.558.610. Untuk mencari beban bunga total, kamu tinggal mengalikan nilai sekarang obligasi tersebut dengan tingkat bunga efektif per periode, sehingga hasilnya adalah:
Rp5.558.610 x 0,06 = Rp333.516
d. Mencatat Jumlah Bunga yang Dibayarkan serta Amortisasi Diskonto
Pada contoh ini, obligasi yang diterbitkan pada harga diskonto mengharuskan kamu membayar bunga efektif sebesar Rp333.516.
Namun, jumlah bunga yang akan dibayarkan dan amortisasi diskonto perlu dicatat secara terpisah dalam laporan keuangan bulanan investor.
Pencatatan bisa dilakukan dengan cara, mencatat beban bunga efektif total sebesar Rp333.516 pada kolom debit dan jumlah pembayaran bunga pada investor sebesar Rp300.000 pada kolom kas kredit.
Sedangkan, beban amortisasi diskonto pada periode ini, yang dihitung sebagai Rp333.516 – Rp300.000 = Rp33.516, dicatat pada kolom kredit.
e. Verifikasi Nilai Sekarang Akhir (Ending Present Value) Obligasi
Setelah itu, kamu perlu menghitung ulang nilai saat ini dari obligasi tersebut. Caranya adalah dengan menambahkan nilai sekarang awal dengan amortisasi.
Nilai sekarang akhir obligasi yang dihitung pada periode ini akan digunakan sebagai nilai sekarang awal pada periode berikutnya ketika menghitung beban bunga total kembali.
Contoh perhitungan nilai sekarang akhir obligasi adalah sebagai berikut:
Nilai sekarang awal obligasi untuk periode ini adalah Rp5.558.610
Nilai amortisasi diskonto pada periode ini adalah Rp33.516
Maka, perhitungan nilai sekarang akhir obligasi untuk periode ini adalah:
Rp5.558.610 + Rp33.516 = Rp5.592.126
Saat kamu melanjutkan perhitungan untuk beban bunga efektif pada periode berikutnya, kamu harus menggunakan Rp5.592.126 sebagai nilai sekarang awal.
2. Cara hitung obligasi yang dijual pada harga premi
a. Tentukan Harga Premi Obligasi
Ketika tingkat bunga pasar lebih rendah daripada bunga nominal, obligasi yang diterbitkan akan dijual dengan harga premi, yang artinya harga jual obligasi lebih tinggi daripada nilai nominal atau nilai pari.
Harga premi ini digunakan untuk mengkompensasi selisih antara bunga nominal dan bunga pasar. Berikut adalah rumus dan contoh perhitungannya.
Contoh Soal:
PT Ingin Jaya Abadi menerbitkan obligasi dengan jangka waktu 5 tahun sebesar Rp6.000.000 dan bunga 10% yang dibayar setiap setengah tahunan (setiap 6 bulan).
Karena tingkat bunga pasar saat penerbitan adalah 8%, obligasi ini diterbitkan dengan harga premi. Bagaimana cara menghitung harga premi obligasi ini?
Jawaban:
Dari contoh soal di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan:
Bunga dibayar setiap setengah tahunan, sehingga tingkat bunga pasar untuk setiap periode adalah 4% (8% dibagi 2).
Jumlah periode pembayaran bunga adalah 10 (2 periode per tahun x 5 tahun).
Pembayaran bunga per periode adalah Rp300.000 (Rp6.000.000 x 5%).
Perhitungan nilai sekarang dari pokok obligasi dilakukan dengan mengalikan nilai nominal obligasi dengan PVIF.
Karena kita belum mengetahui nilai PVIF, kita harus mencarinya terlebih dahulu. Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah sama seperti yang digunakan pada cara hitung obligasi yang dijual dengan harga diskonto, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
PVIF = 1/(1+r)^t
r = tingkat bunga pasar per periode
t = jumlah periode
PVIF=1/(1+0,04)^10 = 0,6757
Setelah mengetahui PVIF tinggal kalikan dengan nilai nominal obligasi untuk mendapatkan nilai pokok obligasi, jadi perhitungannya adalah sebagai berikut:
Nilai sekarang dari nilai pokok obligasi = Rp6.000.000 x 0,6757 = Rp4.054.200
Setelah memperoleh nilai sekarang dari pokok obligasi, langkah berikutnya adalah menghitung nilai sekarang dari pembayaran bunga.
Proses ini dilakukan dengan mengalikan jumlah pembayaran bunga nominal dengan faktor present value of ordinary annuity (PVOA).
Karena kita belum mengetahui nilai PVOA, maka kita perlu mencarikannya menggunakan rumus yang sama seperti yang digunakan pada cara hitung obligasi yang dijual dengan harga diskonto sebelumnya. Rumus untuk mencari PVOA adalah:
PVOA = (1 – (1 / (1 + r)^t)) / r
(1 – (1 / (1 + 0,04)^10)) / 0,06 = 0,2643
Rp300.000 x 5,405 = Rp1.621.500
Sekarang tinggal mencari harga jual obligasi yang bisa kamu hitung dengan menambahkan nilai sekarang pokok obligasi dan nilai sekarang bunga. Maka hitungannya menjadi
Rp4.054.200 + Rp1.621.500 = Rp5.675.700
Premi obligasi adalah sebanyak Rp6.000.000 – Rp5.675.700 = Rp324.300
b. Menghitung Pembayaran Bunga Setiap Periode
Pembayaran bunga setiap periode adalah jumlah keuntungan yang diterima oleh investor dalam setiap periode. Untuk menghitungnya, caranya adalah dengan mengalikan jumlah pembayaran bunga dengan nilai nominal obligasi.
Sebagai contoh, pembayaran bunga setiap periode adalah 5%, yang diperoleh dari 10% dibagi dua kali pembayaran per tahun. Nilai nominal obligasi dalam contoh ini adalah Rp6.000.000. Maka, bunga yang akan dibayarkan adalah:
Rp6.000.000 x 0,05 = Rp300.000,-
Dengan demikian, keuntungan yang diterima investor dari bunga yang dibayarkan setiap periode adalah Rp300.000.
c. Menghitung Beban Bunga Efektif Total Setiap Periode
Jika obligasi dijual dengan harga premi, tingkat bunga efektif yang digunakan adalah tingkat bunga pasar saat penerbitan dilakukan. Cara menghitungnya adalah dengan rumus:
Beban bunga total = nilai sekarang obligasi x tingkat bunga efektif
Beban bunga ini dihitung setiap periode. Mengacu pada contoh di atas, nilai sekarang obligasi pada saat penerbitan adalah Rp4.054.200, sehingga beban bunga efektif per periode menjadi:
Beban bunga total = nilai sekarang obligasi x tingkat bunga efektif per periode
Rp5.675.700 x 0,04 = Rp227.028,-
d. Mencatat Jumlah Bunga yang Dibayar dan Amortisasi Premi
Saat obligasi diterbitkan dengan harga premi, bunga efektif yang dibayarkan adalah Rp227.028.
Namun, kamu harus mencatat jumlah bunga yang dibayarkan kepada investor dan amortisasi premi secara terpisah dalam laporan keuangan bulanan.
Pencatatan dapat dilakukan sebagai berikut:
Jumlah beban bunga efektif sebesar Rp227.028 dicatat di kolom debit. Jumlah pembayaran bunga kepada investor sebesar Rp300.000 dicatat di kolom kas kredit.
Beban amortisasi premi untuk periode ini adalah Rp300.000 – Rp227.028 = Rp72.972, yang dicatat di kolom debit.
e. Verifikasi Nilai Sekarang Akhir Obligasi
Pada tahap terakhir, kamu dapat memverifikasi nilai sekarang akhir obligasi dengan melihat selisih antara nilai sekarang awal obligasi pada periode ini dengan amortisasi yang dicatat pada periode ini.
Ketika menghitung kembali beban bunga total, nilai sekarang akhir obligasi dari periode ini akan digunakan sebagai nilai sekarang awal obligasi untuk periode berikutnya. Dalam contoh ini, perhitungannya adalah sebagai berikut:
Nilai sekarang awal obligasi untuk periode ini adalah Rp5.675.700. Amortisasi premi untuk periode ini adalah Rp72.972. Maka, nilai sekarang akhir obligasi untuk periode ini adalah Rp5.675.700 – Rp72.972 = Rp5.602.725.
Selanjutnya, nilai sekarang awal obligasi yang digunakan untuk menghitung beban bunga efektif pada periode berikutnya adalah Rp5.602.725.
3. Cara hitung obligasi yang dijual pada harga nominal
a. Mengetahui Nilai Nominal Obligasi dan Tingkat Bunga Nominal
Obligasi yang diterbitkan pada harga nominal berarti harga jual surat utang tersebut setara dengan nilai pokok obligasi. Imbal hasil atau yield dari obligasi tersebut juga akan sama dengan tingkat bunga yang ditetapkan.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengetahui harga nominal obligasi serta tingkat bunga nominal yang berlaku.
Contoh Soal:
PT Ingin Jaya Abadi menerbitkan obligasi dengan jangka waktu 5 tahun, nilai pokok Rp6.000.000, dan bunga 10% yang dibayarkan setiap enam bulan sekali. Tingkat bunga pasar saat itu adalah 10%, sehingga obligasi ini diterbitkan pada harga nominal.
Jawaban:
Karena pembayaran bunga dilakukan setiap enam bulan, tingkat bunga nominal per periode adalah 10% dibagi 2, yaitu 5%, dan tingkat bunga pasar juga dibagi 2, yaitu 5%.
Karena terdapat 2 periode dalam setahun, jumlah periode total adalah 10.
b. Menghitung Pembayaran Bunga Setiap Periode
Untuk obligasi yang diterbitkan pada harga nominal, menghitung pembayaran bunga setiap periode sangat mudah. Kamu cukup mengalikan nilai nominal dengan tingkat bunga nominal yang berlaku untuk setiap periode.
Dari contoh di atas, kita sudah mengetahui bahwa nilai nominal obligasi adalah Rp6.000.000, dan tingkat bunga nominalnya adalah 5%.
Rp6.000.000 x 0,05 = Rp300.000
Dengan demikian, bunga yang dibayarkan kepada investor setiap periode adalah Rp300.000.
c. Mencatat Beban Bunga Total
Jika obligasi diterbitkan pada harga nominal, pencatatan jurnalnya menjadi lebih sederhana. Kamu tidak perlu mencatat amortisasi premi atau diskonto dalam laporan bulanan. Yang perlu dilakukan adalah:
Mencatat beban bunga sebesar Rp300.000 pada kolom debit. Mencatat kas sebesar Rp300.000 pada kolom kredit.
4. Cara hitung obligasi dan bunganya
Selain metode-metode yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat 5 cara lain untuk menghitung obligasi, dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Nominal Yield
Nominal yield adalah keuntungan yang diperoleh berupa bunga kupon tahunan bagi pemegang obligasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nominal yield adalah:
Tingkat Kupon = Penghasilan Bunga : Nilai Nominal.
b. Current Yield
Current yield mengacu pada keuntungan bunga kupon tahunan (nominal yield) yang dibagi dengan harga pasar obligasi. Rumus untuk menghitung current yield adalah:
Current Yield = Penghasilan Bunga Tahunan (Tingkat Kupon) : Harga Pasar Obligasi.
c. Yield to Maturity (YTM)
Yield to maturity (YTM) merupakan tingkat pengembalian majemuk yang akan diterima oleh investor jika ia memegang obligasi hingga jatuh tempo.
YTM adalah ukuran yield yang paling umum digunakan karena dapat menggambarkan return dengan tingkat bunga majemuk (compounded rate of return) yang diharapkan oleh para investor.
Untuk menghitung YTM, kamu dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
YTM = (INT + ((M-PV) / n)) : (M + PV) / 2
Keterangan:
INT = Nilai Kupon
M = Maturity value/nilai pari (par value)
PV = Harga obligasi sekarang
N = jangka waktu jatuh tempo
d. Yield to Call (YTC)
Ini merupakan variable yield yang diperoleh dari obligasi yang dapat dibeli kembali. Biasanya, obligasi seperti ini memperbolehkan emiten untuk melunasi atau membeli obligasi sebelum masa jatuh tempo.
Rumus yang digunakan untuk menghitung YTC adalah:
YTC = (AI + (CP – MP) / NYC)) / ((CP + MP) / 2)
Keterangan:
MP = Harga Obligasi sekarang
NYC (Number of years to call) = jumlah tahun hingga yield to call terdekat
AI (Annual interest) = pendapatan kupon tiap tahun
CP (Call Price) = call price obligasi
e. Realized Yield
Realized Yield adalah tingkat pengembalian obligasi yang diharapkan oleh investor. Ini juga dapat digunakan untuk mengestimasi tingkat pengembalian yang dapat diperoleh investor melalui strategi investasi trading.
Sebagai penutup, dengan memahami berbagai cara menghitung obligasi, kamu dapat lebih bijak dalam membuat keputusan investasi yang menguntungkan.

Rian Murdani
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Emas Antam Tembus Rp 2 Juta, Saatnya Investasi?
- 08 September 2025
2.
iPhone 17 Tetap Diburu Meski Daya Beli Turun
- 08 September 2025
3.
Bocoran Lengkap iPhone 17 Series Terungkap
- 08 September 2025
4.
Samsung Galaxy S25 FE: AI, Kamera, dan Desain Premium
- 08 September 2025
5.
Samsung Galaxy S25 FE, Alternatif Flagship untuk Content Creator
- 08 September 2025