JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) tengah menimbang langkah strategis untuk kembali melakukan pembelian saham atau buyback. Kebijakan ini menjadi salah satu strategi perseroan dalam menjaga stabilitas nilai saham sekaligus meningkatkan kepercayaan investor di tengah kondisi pasar yang dinilai masih undervalued.
Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno Kumalasari mengungkapkan bahwa perseroan masih memiliki sisa anggaran sekitar Rp2,5 triliun dari total dana Rp3 triliun yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 24 Maret 2025.
“Kami memperoleh budget kurang lebih sekitar Rp3 triliun dan saat ini kami masih memiliki budget sekitar Rp2,5 triliun,” ujar Vivi dalam konferensi pers Paparan Kinerja Kuartal III/2025.
Baca Juga
Saham Dinilai Undervalued, Buyback Jadi Pilihan Rasional
Menurut Vivi, keputusan untuk melakukan aksi buyback akan sangat mempertimbangkan pergerakan saham BBRI di pasar modal. Ia menilai harga saham perseroan saat ini masih berada di bawah nilai wajarnya (undervalued), sehingga menjadi momentum yang tepat bagi BRI untuk melakukan pembelian kembali sahamnya.
“Saat ini memang kami melihat saham BRI undervalue. Kami mempertimbangkan untuk melakukan hal tersebut [buyback],” jelas Vivi.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa setiap langkah akan ditempuh sesuai prosedur yang berlaku, termasuk koordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait keterbukaan informasi kepada publik. “Tentunya sebelum melakukan buyback, kami akan berkoordinasi dengan OJK sesuai ketentuan yang berlaku,” tambahnya.
Hingga pukul 11.00 WIB, saham BBRI tercatat menguat 1,03% ke level Rp3.930 per saham. Namun, jika melihat kinerja dalam satu bulan terakhir, saham BRI mengalami koreksi sebesar 3,68%, dan secara tahunan turun hingga 16,38%.
Buyback untuk Perkuat Nilai Pemegang Saham dan Karyawan
Aksi buyback BRI merupakan tindak lanjut dari hasil keputusan RUPST 24 Maret 2025 yang memberikan mandat kepada manajemen untuk melakukan pembelian kembali saham perseroan dalam jangka waktu 12 bulan sejak persetujuan tersebut diberikan.
Dalam catatan Bisnis, manajemen BRI sebelumnya telah mengumumkan rencana buyback senilai Rp3 triliun, sesuai keputusan RUPST yang digelar di Menara BRILiaN, Jakarta Selatan.
Manajemen menyebut langkah ini sebagai bagian dari strategi perseroan untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham sekaligus mendukung program kepemilikan saham bagi karyawan.
“Buyback dilakukan melalui Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek, baik secara bertahap maupun sekaligus, dan diselesaikan paling lama 12 bulan setelah tanggal RUPST,” tulis manajemen dalam keterangan resmi.
Dengan tersisanya dana sebesar Rp2,5 triliun, BRI memiliki ruang cukup besar untuk mengoptimalkan momentum harga saham saat ini. Aksi buyback diharapkan mampu memperkuat fundamental saham BBRI di tengah fluktuasi pasar modal, sekaligus menunjukkan kepercayaan manajemen terhadap kinerja jangka panjang perseroan.
Fundamental Kuat, Kinerja BRI Tetap Positif
Meski harga saham sempat melemah, BRI tetap mencatat kinerja keuangan yang solid sepanjang 2025. Dalam laporan kuartal III/2025, perseroan mencatat pertumbuhan laba dan penyaluran kredit yang signifikan, terutama di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi fokus utama bisnis BRI.
Strategi intermediasi yang kuat serta pengelolaan risiko yang prudent menjadi faktor utama yang menjaga kestabilan kinerja BRI di tengah tekanan ekonomi global. Kondisi ini pula yang memperkuat keyakinan manajemen untuk tetap melanjutkan kebijakan buyback saham.
Dengan fundamental yang kokoh dan kapasitas keuangan yang memadai, BRI menilai aksi buyback bukan hanya sebagai langkah taktis jangka pendek, tetapi juga strategi jangka panjang untuk menjaga kepercayaan investor serta mendukung pergerakan saham yang lebih sehat di pasar modal.
Buyback Sebagai Sinyal Kepercayaan Manajemen
Kebijakan buyback sering kali dipandang sebagai sinyal kepercayaan manajemen terhadap prospek perusahaan, karena menunjukkan keyakinan bahwa harga saham saat ini belum mencerminkan nilai fundamental yang sesungguhnya. Dalam konteks BRI, keputusan untuk memanfaatkan sisa anggaran buyback menjadi strategi rasional di tengah penurunan harga saham yang tidak sebanding dengan kinerja keuangannya.
Langkah ini juga diharapkan dapat menjaga stabilitas nilai saham BBRI di pasar serta memberi keuntungan jangka panjang bagi pemegang saham dan karyawan yang terlibat dalam program kepemilikan saham.
Dengan demikian, keputusan BRI untuk mempertimbangkan kembali pelaksanaan buyback saham senilai Rp2,5 triliun bukan hanya mencerminkan kehati-hatian, tetapi juga menunjukkan komitmen kuat terhadap tata kelola perusahaan dan peningkatan nilai pemegang saham.
Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
KAI Group Perkuat Digitalisasi Pembayaran di Transportasi Publik Nasional
- Kamis, 30 Oktober 2025
Vale Indonesia Catat Pendapatan Triwulan Tiga 2025 Meningkat Signifikan
- Kamis, 30 Oktober 2025
Laba Bersih Unit Syariah Bank Permata Capai Rp748 Miliar Hingga September
- Kamis, 30 Oktober 2025
Jadwal KRL Jogja-Solo Hari Ini 30 Oktober 2025, Harga Tiket Terjangkau dan Praktis
- Kamis, 30 Oktober 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Mutuagung Fokus Kembangkan Layanan Hijau, Halal, dan Digital
- 30 Oktober 2025
2.
Harga Minyak Dunia Menguat Usai Stok AS Menyusut Tajam
- 30 Oktober 2025
3.
PLTMH Anggi I Hemat BBM Rp 6,7 Miliar per Tahun
- 30 Oktober 2025
4.
Wawali Mojokerto Ajak Warga Hemat Energi dan Sinergi Listrik
- 30 Oktober 2025
5.
PLN Umumkan Tarif Listrik Oktober 2025, Simak Rinciannya Di Sini
- 30 Oktober 2025


_bukukan_laba_bersih_rp2,72_triliun_kuartal_iii_2025.jpg)










