Rabu, 29 Oktober 2025

WIRG Kini Didominasi Publik, Investor Harus Waspada Volatilitas

WIRG Kini Didominasi Publik, Investor Harus Waspada Volatilitas
WIRG Kini Didominasi Publik, Investor Harus Waspada Volatilitas

JAKARTA - PT WIR Asia Tbk (WIRG) mengalami perubahan signifikan dalam struktur kepemilikan sahamnya, dengan porsi publik kini menguasai lebih dari 95%. Transformasi ini menandai babak baru bagi perusahaan teknologi realitas digital ini pasca-IPO, sekaligus membuka dinamika baru terkait pergerakan harga saham dan keputusan strategis perusahaan di masa depan.

Perubahan struktur ini terjadi seiring penjualan bertahap saham oleh pemegang awal dan divestasi besar-besaran di pasar sekunder. Investor minoritas kini menjadi pengendali mayoritas, sehingga volatilitas saham diperkirakan akan lebih tinggi.

Saham WIRG Bergerak di Bidang Teknologi Digital

Baca Juga

Menhut-Menkeu Tingkatkan Sinergi Maksimalkan Fungsi Hutan Rakyat

PT WIR Asia Tbk dikenal sebagai pionir teknologi realitas digital di Indonesia, yang berfokus pada pengembangan Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Artificial Intelligence (AI). Perusahaan berkomitmen menghadirkan solusi Metaverse dengan berbagai proyek inovatif, termasuk bus sekolah Virtual Reality pertama di Indonesia.

Sejak berdiri pada 2009, WIRG terus menekankan inovasi transformasi digital di sektor pendidikan dan teknologi, menjadikannya salah satu pemain terdepan di industri ini.

Struktur Kepemilikan Saham Terbaru

Berdasarkan laporan keterbukaan informasi per September 2025, struktur kepemilikan WIRG telah berubah drastis, di mana hampir seluruh saham kini dipegang oleh publik. Hanya satu entitas, PT WIR Global Kreatif, tercatat memiliki kepemilikan di atas 5%.

Pemegang SahamJumlah SahamPersentase (%)
PT WIR Global Kreatif554.563.3104,645
Publik/Masyarakat11.384.059.08495,355
Total11.938.622.394100,000

PT WIR Global Kreatif, yang dimiliki para pendiri Daniel Surya Wirjatmo, Michel Budi Wirjatmo, dan Philip Cahyono, tetap menjadi satu-satunya pemegang signifikan, meski persentasenya kini di bawah 5%. Sementara anggota dewan komisaris dan direksi lainnya tercatat memegang saham dalam jumlah minimal.

Perubahan dan Divestasi Pemegang Saham Lama

Struktur kepemilikan WIRG berubah drastis sejak IPO pada April 2022, ketika kepemilikan publik awalnya hanya sekitar 20%. Pemegang saham besar seperti PT Laut Biru Teknologi (28,22%) dan individu pre-IPO mulai menjual saham mereka secara bertahap, khususnya setelah periode lock-up berakhir.

Beberapa aksi penting tercatat pada 2025:

Penjualan PT WIR Global Kreatif: Pada 25 September 2025, perusahaan menjual 44,5 juta saham, menurunkan kepemilikannya dari 5,018% menjadi 4,645%.

Divestasi PT Laut Biru Teknologi: Agustus 2025, perusahaan melepas ratusan juta saham di pasar sekunder dengan harga rata-rata Rp168 per saham, sebelum akhirnya keluar dari daftar pemegang saham utama.

Aktivitas ini sebagian besar bertujuan profit taking, mengingat harga pasar lebih tinggi dibandingkan harga perolehan awal.

Dampak Kepemilikan Publik Terhadap Perusahaan

Kepemilikan publik yang sangat besar membawa sejumlah implikasi dan risiko:

Kesulitan Mengerek Harga Saham: Tanpa pemegang saham besar yang menahan laju penjualan, harga saham lebih mudah terpengaruh sentimen pasar dan aksi jual besar-besaran.

Tantangan Pengambilan Keputusan Korporasi: Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) membutuhkan kuorum yang sulit dicapai dengan kepemilikan tersebar, berpotensi menghambat keputusan strategis.

Risiko Hostile Takeover dan Klausul Utang: Free float tinggi mempermudah pihak luar mengambil alih perusahaan, sementara beberapa fasilitas utang memiliki klausul yang mewajibkan pelunasan jika terjadi perubahan pengendali.

Prospek dan Strategi Bisnis WIRG

Meski menghadapi tantangan struktur kepemilikan, WIRG tetap aktif dalam ekspansi bisnis. Pada Mei 2025, perusahaan menyertakan modal di tiga perusahaan baru di bidang teknologi dan edukasi, membuka potensi pendapatan baru sekaligus memperkuat posisi di industri digital.

Bagi investor minoritas, situasi ini menawarkan peluang dan risiko sekaligus: harga saham yang terkoreksi bisa menjadi valuasi menarik untuk investasi jangka panjang, tetapi volatilitas tinggi dan ketiadaan pengendali utama membuat risiko investasi jangka pendek cukup signifikan.

Wildan Dwi Aldi Saputra

Wildan Dwi Aldi Saputra

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Purbaya Perketat Impor Pakaian Bekas Ilegal dengan Sanksi

Purbaya Perketat Impor Pakaian Bekas Ilegal dengan Sanksi

Harga Emas Diprediksi Menguat, Investor Tak Perlu Panik

Harga Emas Diprediksi Menguat, Investor Tak Perlu Panik

IHSG Diprediksi Menguat, Rekomendasi Saham SSIA hingga PTRO

IHSG Diprediksi Menguat, Rekomendasi Saham SSIA hingga PTRO

Pasar Kripto 29 Oktober 2025: Altcoin Memimpin Kenaikan Harga

Pasar Kripto 29 Oktober 2025: Altcoin Memimpin Kenaikan Harga

Pergerakan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini 28 Oktober 2025

Pergerakan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini 28 Oktober 2025