
JAKARTA - Pebulu tangkis muda Indonesia Moh. Zaki Ubaidillah menutup kiprahnya di ajang junior dengan pencapaian bersejarah. Ia berhasil menembus babak final BWF World Junior Championships 2025, namun harus puas menyandang status runner-up setelah kalah dari wakil Tiongkok, Liu Yang Ming, melalui pertarungan dua gim langsung dengan skor 10–15 dan 11–15 di National Centre of Excellence, Guwahati.
Momen ini menjadi catatan penting dalam karier Ubed sebagai pebulu tangkis muda. Meski gagal meraih gelar juara dunia junior, keberhasilannya menembus partai puncak menjadi bekal berharga menjelang transisi ke level senior.
Fokus Terganggu Saat Poin Kritis
Baca JugaTiga Fakta Menarik Kekalahan Liverpool dari Manchester United
Sebagai unggulan pertama, Ubed tampil penuh semangat sejak awal turnamen. Namun, di partai final, ia mengaku kurang tenang dalam menghadapi tekanan dari Liu. Faktor ketegangan dan ambisi tinggi untuk menjadi juara justru membuatnya kehilangan fokus pada saat-saat krusial.
“Alhamdulillah bisa menyelesaikan pertandingan hari ini tanpa cedera. Tadi mainnya kurang maksimal dari segi fokus dan pikirannya goyang. Mungkin tadi saya terlalu berambisi untuk juara,” ujar Ubed dalam keterangan resmi PBSI.
Liu Yang Ming tampil sangat solid dengan mengontrol tempo permainan. Ia mampu membaca pola serangan Ubed dan memberikan tekanan beruntun yang membuat lawannya kesulitan mengembangkan permainan.
“Saya enggak siap dengan hal itu,” kata Ubed. “Dibandingkan dengan pertemuan di AJC kemarin, lawan lebih siap dan tahu apa yang harus dilakukan jika bertemu saya.”
Performa Liu Jadi Ujian Berat di Final
Partai final menjadi panggung adu strategi antara dua tunggal putra terbaik di kelompok junior tahun ini. Liu yang datang tanpa beban bermain sangat efektif dengan pertahanan rapat dan variasi serangan matang. Keunggulan teknis dan ketenangan Liu membuat Ubed sulit membalikkan keadaan meski sudah mencoba berbagai cara untuk menekan.
Pertemuan ini bukan kali pertama bagi keduanya. Sebelumnya, mereka pernah berduel di ajang Asia Junior Championships (AJC), di mana Ubed tampil lebih dominan. Namun kali ini, Liu datang dengan persiapan matang dan strategi lebih terarah.
Ketidakmampuan Ubed mengimbangi permainan lawan di momen-momen kritis menjadi pembeda utama dalam pertandingan final tersebut. Meski begitu, pencapaiannya tetap diapresiasi sebagai langkah maju bagi tunggal putra Indonesia di pentas dunia.
Akhiri Karier Junior, Siap Naik Level Senior
Pertandingan final ini menjadi penutup perjalanan karier Ubed di level junior. Pemain berusia 18 tahun ini menyadari bahwa tantangan yang akan dihadapi di level senior jauh lebih besar, baik dari segi fisik maupun mental.
“Banyak yang harus saya perbaiki di level senior, dari fisik hingga mental serta main di senior juga butuh pikiran dan tekat yang kuat. Harapan ke depannya, semoga bisa lebih melejit lagi kariernya di level senior nanti,” kata Ubed.
Dengan berakhirnya kejuaraan dunia junior tahun ini, Ubed akan resmi naik ke level kompetisi dewasa pada tahun mendatang, seiring usianya yang akan menginjak 19 tahun. PBSI pun diyakini akan memberikan dukungan dan pembinaan intensif agar transisinya berjalan optimal.
Harapan Baru bagi Tunggal Putra Indonesia
Pencapaian Ubed sebagai runner-up dunia menjadi sinyal positif bagi sektor tunggal putra Indonesia yang dalam beberapa tahun terakhir masih mencari regenerasi kuat. Meskipun belum berhasil merebut gelar juara dunia junior, Ubed menunjukkan potensi besar sebagai penerus generasi pemain elite.
Keberhasilannya melangkah hingga partai puncak bukan hanya hasil dari teknik permainan, tetapi juga buah dari pembinaan jangka panjang. Prestasi ini diharapkan bisa menjadi pemacu semangat bagi pemain muda Indonesia lainnya untuk berprestasi di kancah internasional.
PBSI kemungkinan akan menyiapkan program pelatihan khusus dan penugasan turnamen internasional di level senior bagi Ubed agar jam terbang dan daya saingnya terus meningkat. Dengan pengalaman berharga di ajang dunia junior, ia kini memiliki fondasi kuat untuk bersaing dengan para pemain top dunia.
Ujian Awal Menuju Panggung Dunia
Laga final melawan Liu menjadi pelajaran berharga bagi Ubed. Ketidakstabilan fokus di saat genting menjadi catatan penting untuk diperbaiki. Di level senior, tekanan pertandingan akan semakin berat, dan kemampuan menjaga ketenangan akan sangat menentukan hasil pertandingan.
Meski kalah, Ubed menunjukkan semangat juang dan daya tahan yang patut diapresiasi. Tidak banyak pemain muda yang mampu menembus babak final kejuaraan dunia junior, apalagi sebagai unggulan utama turnamen.
Langkah Ubed menutup babak junior dengan predikat runner-up bukan akhir, melainkan awal perjalanan panjang menuju panggung bulu tangkis dunia. Dukungan, pembinaan, dan pengalaman bertanding akan menjadi kunci untuk mengasah kemampuannya di masa mendatang.

Wildan Dwi Aldi Saputra
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Update Harga Pangan Nasional: Penurunan Cabai dan Bawang Merah
- 20 Oktober 2025
3.
Optimalkan APBN, Pemerintah Lelang SUN dengan Target Besar
- 20 Oktober 2025
4.
BEI Beri Waktu Evaluasi Setelah Saham Estee Gold Melonjak
- 20 Oktober 2025
5.
Sinergi Wakaf Saham Dorong Ekonomi Syariah Indonesia Maju
- 20 Oktober 2025