Kamis, 16 Oktober 2025

Psikolog Jelaskan Proses Penting Berdamai dengan Duka Kehilangan

Psikolog Jelaskan Proses Penting Berdamai dengan Duka Kehilangan
Psikolog Jelaskan Proses Penting Berdamai dengan Duka Kehilangan

JAKARTA - Kehilangan orangtua adalah salah satu pengalaman paling berat dan menyakitkan dalam hidup seseorang. 

Perasaan yang muncul sangat kompleks, mulai dari kesedihan mendalam, kebingungan, hingga rasa kehilangan yang tidak mudah diterima. 

Baru-baru ini, artis dan presenter Olla Ramlan mengalami pengalaman pahit ini setelah ibundanya, Tis’ah Djahri, meninggal dunia.

Baca Juga

Raffi Ahmad Hadiahkan Mobil Mewah untuk Irfan Hakim

Kabar duka tersebut bahkan membuat Olla sempat beberapa kali pingsan, baik saat menerima berita maupun saat menghadiri pemakaman ibunya. 

Hal ini menjadi gambaran nyata betapa berat dan dalamnya proses kehilangan yang harus dijalani oleh seseorang, terutama kehilangan sosok orangtua yang sangat dekat dan berperan besar dalam hidup.

Proses Berduka: Perasaan Sedih yang Sepenuhnya Manusiawi

Psikolog Klinis Winona Lalita R., M.Psi., menjelaskan bahwa perasaan sedih dan kesulitan menerima kenyataan ketika kehilangan orangtua adalah hal yang sepenuhnya manusiawi dan normal. 

“Hal yang perlu diingat ketika memproses sebuah duka adalah kamu sedang berproses dengan emosimu. Berikan waktu dan terima rasanya,” katanya.

Winona mengingatkan bahwa setiap individu memiliki cara dan waktu yang berbeda dalam menghadapi duka. Karena itu, tidak ada aturan baku mengenai berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sembuh. 

Menetapkan target waktu untuk ‘move on’ justru dapat menambah beban emosional dan membuat proses berduka semakin berat.

Jangan Terburu-buru Move On: Tekanan Bisa Hambat Proses Pemulihan

Banyak orang sering merasa harus cepat sembuh dan mengikhlaskan kepergian orangtua dalam waktu tertentu, seperti dalam satu minggu atau satu bulan. Menurut Winona, pola pikir semacam ini justru berisiko memicu tekanan batin yang memperberat proses berduka. 

“Kalau kamu terpatok dengan target-target seperti itu, proses kamu dalam mengalami kedukaan ini menjadi semakin berat,” ujarnya.

Tekanan untuk segera merasa baik-baik saja sering membuat seseorang tidak memproses perasaannya secara utuh. Akibatnya, rasa kehilangan justru terpendam dan berpotensi muncul kembali dengan intensitas yang lebih besar di kemudian hari.

Kenali Progres Kecil dalam Proses Berduka

Meski proses berduka terasa panjang dan melelahkan, Winona menegaskan bahwa sebenarnya kemajuan kecil selalu ada, meskipun tidak sesuai dengan ekspektasi. “Padahal sebenarnya kalau mau sadari lagi, progres itu mungkin ada, hanya saja tidak sesuai dengan ekspektasi kamu,” jelasnya.

Menyadari perubahan-perubahan kecil dalam diri bisa menjadi kunci untuk menerima bahwa proses berduka memang memerlukan waktu. Dengan lebih jujur pada diri sendiri, individu dapat melihat bahwa mereka sebenarnya sedang berproses meski tidak secara drastis atau cepat.

Beri Ruang untuk Beragam Emosi

Salah satu aspek penting dalam proses berduka adalah memberi ruang bagi diri sendiri untuk merasakan segala bentuk emosi yang muncul. Baik itu sedih, marah, kecewa, atau penolakan, semuanya merupakan reaksi yang normal dan sah.

“Penting untuk tidak terlalu keras terhadap diri sendiri, tapi sadarilah bahwa proses berduka setiap orang berbeda,” kata Winona. Ada kalanya seseorang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk merasakan dan memproses perasaan-perasaan tersebut, dan hal itu wajar.

Proses Menerima Kehilangan Bukan Perlombaan

Winona menegaskan bahwa menerima kehilangan orangtua bukanlah sebuah lomba atau perlombaan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Tidak ada standar atau ukuran pasti kapan seseorang harus benar-benar sembuh dari rasa duka.

Yang terpenting adalah kesadaran dan usaha untuk terus menyadari dan menerima emosi yang ada, serta memberi waktu bagi diri sendiri untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan yang baru. Ini adalah perjalanan panjang yang memerlukan kesabaran dan kasih sayang pada diri sendiri.

Berdamai dengan Duka: Bukan Melupakan, Melainkan Menerima

Banyak orang beranggapan bahwa berdamai dengan duka berarti melupakan sosok yang telah pergi. Namun, Winona mengingatkan bahwa berdamai sebenarnya berarti menerima kehilangan sebagai bagian alami dalam kehidupan.

Ketika seseorang mulai bisa menjalani rutinitas baru, menemukan makna dari kehilangan tersebut, dan tetap mengenang orang yang telah tiada dengan cara yang sehat, di situlah tanda bahwa proses berdamai sedang berlangsung.

Pelajaran dari Pengalaman Olla Ramlan

Peristiwa yang dialami Olla Ramlan menjadi contoh nyata dari proses berduka yang intens dan membutuhkan waktu. Meskipun rasa sedih sangat berat dan sempat membuatnya pingsan, ini merupakan bagian dari perjalanan berproses yang wajar.

Olla juga menunjukkan bahwa tidak apa-apa untuk memberi ruang bagi diri sendiri dan tidak menekan diri untuk segera sembuh. Ini sejalan dengan pesan Winona bahwa proses berdamai dengan kehilangan memang membutuhkan waktu dan tidak bisa dipaksakan.

Menghadapi Kehilangan dengan Kasih Sayang pada Diri Sendiri

Secara keseluruhan, menghadapi kehilangan orangtua memang menyakitkan dan penuh tantangan. Namun, menekan diri untuk cepat sembuh atau menghilangkan rasa duka justru dapat memperberat keadaan.

Winona mengingatkan agar setiap individu bersikap lembut terhadap diri sendiri dan memberi ruang waktu yang cukup untuk menyembuhkan luka batin. 

“Menghadapi kehilangan orangtua memang menyakitkan, tetapi menekan diri untuk cepat sembuh hanya akan membuat prosesnya semakin sulit,” tutupnya.

Memberi Waktu adalah Kunci Pemulihan Duka

Proses berduka atas kehilangan orangtua adalah perjalanan emosional yang sangat pribadi dan unik untuk setiap orang. Tidak ada batasan waktu yang pasti untuk sembuh, dan tidak perlu merasa terburu-buru untuk melupakan atau ‘move on’.

Memberi waktu, menerima segala emosi, dan memahami bahwa proses ini adalah bagian dari kehidupan menjadi kunci agar seseorang bisa berdamai dengan duka secara sehat. 

Dengan kesabaran dan kasih sayang pada diri sendiri, proses ini akan membawa pada penerimaan dan ketenangan hati.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

9 Sayuran Tinggi Protein Cocok untuk Diet Sehat

9 Sayuran Tinggi Protein Cocok untuk Diet Sehat

7 Bahan Alami Ampuh Redakan Batuk dan Sariawan

7 Bahan Alami Ampuh Redakan Batuk dan Sariawan

Cilok Goes International, Pria Korea Bawa Camilan Indonesia

Cilok Goes International, Pria Korea Bawa Camilan Indonesia

7 Makanan Ini Diam-diam Bisa Memicu Stres Tubuh

7 Makanan Ini Diam-diam Bisa Memicu Stres Tubuh

5 Nyeri Tubuh Ini Harus Segera Ditangani Darurat

5 Nyeri Tubuh Ini Harus Segera Ditangani Darurat