Senin, 08 September 2025

Menghadapi Era Transisi Energi: FGD Bahas Tantangan dan Peluang SDM Industri Migas Menuju Net Zero Emissions

Menghadapi Era Transisi Energi: FGD Bahas Tantangan dan Peluang SDM Industri Migas Menuju Net Zero Emissions
Menghadapi Era Transisi Energi: FGD Bahas Tantangan dan Peluang SDM Industri Migas Menuju Net Zero Emissions

Dalam upaya menghadapi tantangan global terhadap perubahan iklim dan transisi energi, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM) melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas) bersama Politeknik Energi dan Mineral Akamigas (PEM Akamigas) menggelar sebuah Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Towards Net Zero Emissions: Future Human Capital for Oil and Gas Industry”. Kegiatan ini merupakan bagian dari dukungan untuk acara Human Capital Summit (HCS) 2025 yang berfokus pada percepatan transformasi tenaga kerja dalam mendukung transisi energi di Indonesia.

Kepala PPSDM Migas, Waskito Tunggul Nusanto, menekankan pentingnya memetakan transformasi sumber daya manusia di industri migas. "Kita harus memulai mengeksplorasi peta transformasi sumber daya manusia di industri migas serta tantangan dan peluang dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menghadapi energi rendah karbon di masa depan," ujarnya. Pernyataan ini menyoroti pentingnya kesiapan SDM dalam menghadapi target ambisius net zero emissions.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menjelaskan mengenai keterampilan-keterampilan esensial yang perlu dimiliki oleh tenaga kerja di sektor migas pada masa depan. "Kita perlu membuat kerangka kerja pengembangan kurikulum perguruan tinggi berbasis kompetensi dan inovasi berkelanjutan yang responsif terhadap tuntutan sektor migas dengan penekanan pada integrasi teknologi hijau," tambah Waskito.

Tidak hanya itu, acara FGD ini juga mendiskusikan berbagai program yang dapat meningkatkan kemampuan tenaga kerja migas. Waskito menekankan perlunya kerja sama antara industri, pemerintah, dan perguruan tinggi vokasi dalam mempersiapkan pekerja menghadapi perubahan di sektor energi. "Sehingga tercipta rekomendasi program pengembangan bagi pendidik untuk meningkatkan kompetensi dalam mengintegrasikan konsep keberlanjutan dan teknologi hijau ke dalam kurikulum sektor migas," jelasnya.

Dalam kegiatan tersebut, hadir pula Sekretaris BPSDM ESDM, Wakhid Hasyim sebagai Keynote Speaker, beserta sejumlah narasumber terkemuka seperti Sekretaris SKK Migas, Luky Agung Yusgiantoro, Direktur Bina Standarisasi Kompetensi dan Program Pelatihan Kementerian Ketenagakerjaan, Moh. Amir Syarifuddin, dan Vice President Human Capital System Direktorat SDM PT Pertamina (Persero), Gusman Adiwardhana. Partisipasi dari para pakar ini menunjukkan dedikasi semua pihak dalam mendukung transformasi industri migas menuju keberlanjutan.

Ketua Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), Raam Khrisna, turut menambahkan perspektif mengenai peran penting teknologi dalam mencapai tujuan ini. Dia menyampaikan bahwa integrasi teknologi hijau di sektor migas merupakan langkah kunci dalam mendukung kelangsungan industri di tengah transisi energi. "Integrasi teknologi hijau tidak hanya mempersiapkan industri dalam menghadapi regulasi, tetapi juga dalam meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan operasi," katanya.

Acara ini diikuti oleh 150 peserta dari berbagai latar belakang seperti instansi pemerintah, badan usaha, asosiasi sub-sektor migas, perguruan tinggi, dan sekolah. Partisipasi yang luas ini mencerminkan keprihatinan kolektif dan komitmen untuk mempercepat transisi energi dengan SDM siap pakai yang berkualitas.

Taufiq Damarjati, Pengembang Kurikulum Ahli Madya Pusat Kurikulum Pembelajaran dari Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pembelajaran, menyoroti pentingnya penyesuaian kurikulum dalam menghadapi tren dan kebutuhan industri. Menurutnya, "Kurikum yang fleksibel dan adaptif adalah kunci untuk memastikan lulusan siap terjun ke lapangan dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan.”

Dengan perubahan global ke arah energi rendah karbon, industri migas di Indonesia dihadapkan pada tantangan besar untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman. FGD ini berfungsi sebagai platform bagi berbagai pemangku kepentingan untuk berbagi wawasan dan strategi dalam mempersiapkan tenaga kerja yang mampu bersaing dan mendukung tujuan net zero emissions di masa depan. Melalui kolaborasi dan inovasi, Indonesia dapat menjadi pelopor dalam penerapan teknologi hijau di sektor energi, sambil memastikan pengembangan SDM yang berkelanjutan dan berdaya saing global.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Proyek Tol Probolinggo Situbondo Siap Tuntas Awal 2026

Proyek Tol Probolinggo Situbondo Siap Tuntas Awal 2026

Penyesuaian Sarana, Tiket Kereta Api Ranggajati Oktober Ditunda

Penyesuaian Sarana, Tiket Kereta Api Ranggajati Oktober Ditunda

Menhub Dukung Bandara Daerah Buka Rute Internasional

Menhub Dukung Bandara Daerah Buka Rute Internasional

Sri Mulyani Rombak Sekretariat KSSK untuk Tingkatkan Kinerja

Sri Mulyani Rombak Sekretariat KSSK untuk Tingkatkan Kinerja

Layanan SIM Keliling Jakarta Hari Ini, Jadwal dan Lokasi 8 September 2025

Layanan SIM Keliling Jakarta Hari Ini, Jadwal dan Lokasi 8 September 2025