Senin, 08 September 2025

Potensi Cadangan Gas Papua Barat Melebihi Natuna dan Masela, Siapa yang Akan Mengambil Kesempatan Ini?

Potensi Cadangan Gas Papua Barat Melebihi Natuna dan Masela, Siapa yang Akan Mengambil Kesempatan Ini?
Potensi Cadangan Gas Papua Barat Melebihi Natuna dan Masela, Siapa yang Akan Mengambil Kesempatan Ini?

JAKARTA – Pemerintah Indonesia telah meluncurkan lelang blok migas tahap II menjelang akhir tahun 2024 dengan optimisme tinggi terhadap prospek eksplorasi energi baru. Dari keenam blok yang dilelang, 90% atau lima blok diproses melalui mekanisme penawaran langsung. Hal ini menunjukkan bahwa sudah ada perusahaan yang melakukan penelitian awal atau joint study pada blok-blok tersebut, sehingga dipastikan kelima blok tersebut akan memiliki kontraktor yang siap mengolah.

Optimisme yang sama dirasakan karena estimasi potensi cadangan migas dari blok-blok yang dilelang cukup menggiurkan, mencapai 48 miliar barel setara minyak (barrel oil equivalent/BOE). Yang paling menarik adalah dua blok migas di Papua Barat, Gaea dan Gaea II, yang menyumbang sebagian besar dari cadangan tersebut dengan total estimasi potensi mencapai 30 miliar BOE.

"Potensi yang dimiliki oleh Gaea dan Gaea II adalah signifikan dan dapat mengubah pemahaman kita tentang sumber daya migas di Indonesia. Ini adalah peluang besar yang tidak boleh disia-siakan," demikian pernyataan seorang pakar di bidang energi yang enggan disebutkan namanya. Siapa yang akan memenangkan kesempatan menggenggam dua wilayah yang kaya migas ini menjadi topik panas di industri energi nasional dan internasional.

Menurut informasi dari Dunia Energi, perusahaan yang telah melakukan studi bersama (joint study) di Gaea dan Gaea II adalah entitas asing. Namun, identitas perusahaan tersebut masih dirahasiakan menunggu hasil lelang resmi. Mempertimbangkan kondisi saat ini, tidak banyak kontraktor besar yang beroperasi di Papua selain beberapa nama besar seperti Pertamina yang saat ini mengelola sejumlah lapangan tua.

bp, perusahaan asal Inggris, memiliki peran dominan sebagai produsen gas di Indonesia melalui operasi di blok Berau dengan fasilitas pengolahan LNG Tangguh. "bp selalu mencari peluang untuk memperluas produksinya. Potensi ini sejalan dengan strategi global kami," ujar seorang eksekutif bp yang juga tidak ingin disebutkan namanya. Genting Oil yang mengelola Blok Kasuri dan Petrogas di blok Kepala Burung juga merupakan pemain signifikan di daerah tersebut.

Dengan berbagai faktor ini, sangat mungkin bahwa bp atau kontraktor lain yang sudah beroperasi di Papua akan menjadi pengelola baru untuk blok-blok ini. Namun, tidak menutup kemungkinan masuknya pemain anyar yang ingin mengambil bagian dalam potensi luar biasa ini. Jika cadangan gas ditemukan dan terbukti, itu dapat memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus memposisikan Indonesia sebagai salah satu negara utama di panggung bisnis gas alam dunia.

Blok Gaea diperkirakan mengandung 9,6 miliar barel minyak (BBO) dan 71,8 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF) gas dengan skema kontrak cost recovery dan bagi hasil yang ditawarkan 55:45 untuk minyak dan 50:50 untuk gas. Sementara, Gaea II menawarkan 8,5 BBO minyak dan 35,1 TCF gas di bawah skema serupa.

Gabungan estimasi cadangan gas dari kedua blok ini mencapai 106,9 TCF, membuat potensinya jauh lebih besar dibandingkan cadangan gas terbesar Indonesia saat ini, yaitu Natuna dengan 46 TCF serta Masela yang siap memproduksi 18,5 TCF gas. Dengan angka ini, blok Gaea dan Gaea II menjadi permata di tengah ladang energi Indonesia.

Pakar energi juga mengingatkan, "Keberhasilan pengelolaan blok ini tidak hanya tergantung pada jumlah cadangan, tapi juga kemampuan kita untuk mengimplementasikan teknologi eksplorasi dan produksi yang tepat guna."

Dengan potensi besar yang dimiliki, pertanyaannya sekarang adalah siapa yang akan mengambil alih kesempatan ini? Selain menunggu hasil lelang, industri energi global dan nasional menantikan langkah selanjutnya yang akan menentukan arah kebijakan energi Indonesia dan kontribusinya terhadap pasar global. Keputusan yang diambil nantinya tidak hanya akan mempengaruhi energi nasional tetapi juga berdampak pada stabilitas pasokan energi dunia.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Proyek Tol Probolinggo Situbondo Siap Tuntas Awal 2026

Proyek Tol Probolinggo Situbondo Siap Tuntas Awal 2026

Penyesuaian Sarana, Tiket Kereta Api Ranggajati Oktober Ditunda

Penyesuaian Sarana, Tiket Kereta Api Ranggajati Oktober Ditunda

Menhub Dukung Bandara Daerah Buka Rute Internasional

Menhub Dukung Bandara Daerah Buka Rute Internasional

Sri Mulyani Rombak Sekretariat KSSK untuk Tingkatkan Kinerja

Sri Mulyani Rombak Sekretariat KSSK untuk Tingkatkan Kinerja

Layanan SIM Keliling Jakarta Hari Ini, Jadwal dan Lokasi 8 September 2025

Layanan SIM Keliling Jakarta Hari Ini, Jadwal dan Lokasi 8 September 2025