Deteksi Dini Kanker Payudara: Cara Penting Cegah Risiko Meningkat
- Rabu, 29 Oktober 2025
JAKARTA - Kanker payudara tetap menjadi ancaman serius bagi perempuan di Indonesia.
Dari sekitar 400 ribu kasus kanker baru yang tercatat setiap tahun, lebih dari setengahnya berakhir dengan kematian, termasuk kasus kanker payudara. Tren ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dan dikhawatirkan akan melonjak hingga 70 persen pada tahun 2050 jika deteksi dini tidak diperkuat.
Data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022 memperlihatkan bahwa kanker payudara adalah jenis kanker paling umum di dunia bagi perempuan, dengan 2,3 juta kasus baru dan 666 ribu kematian setiap tahun. Tingginya angka ini menekankan urgensi untuk meningkatkan kesadaran, deteksi dini, dan pengobatan efektif.
Baca JugaGoPay dan Telkomsel Luncurkan eSIM Terintegrasi Dompet Digital
Di Indonesia, beban kanker payudara bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga berdampak sosial dan ekonomi. Banyak perempuan yang tidak mengetahui kondisinya hingga stadium lanjut, sehingga peluang kesembuhan menjadi lebih kecil.
Pentingnya Pemeriksaan Mandiri dan Mammografi
Menurut Dokter Agnes, Kepala Departemen Medical Check Up MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, kanker payudara sering terdeteksi secara tidak sengaja saat pasien menjalani medical check-up rutin. “Banyak yang baru tahu ketika sudah stadium lanjut karena tidak ada gejala yang dirasakan,” ujarnya.
Dokter Agnes menekankan pentingnya langkah sederhana seperti SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) secara rutin, serta mammografi setahun sekali bagi perempuan di atas usia 40 tahun. Pemeriksaan ini bisa menyelamatkan nyawa karena kanker dapat terdeteksi sejak awal sebelum berkembang menjadi stadium lanjut.
Langkah ini tidak membutuhkan prosedur yang rumit, tetapi konsistensi sangat penting. Dengan deteksi dini, pengobatan menjadi lebih efektif dan peluang kesembuhan meningkat. Hal ini juga membantu mengurangi biaya pengobatan yang tinggi jika kanker baru diketahui pada tahap lanjut.
Dampak Sosial dan Ekonomi Kanker Payudara
Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, menekankan bahwa kanker payudara bukan sekadar masalah medis, tetapi juga menimbulkan beban sosial dan ekonomi yang besar. “Biaya pengobatan tinggi, produktivitas menurun, dan ada dampak psikologis besar bagi pasien serta keluarga,” jelasnya.
Mayoritas pasien datang dalam kondisi stadium lanjut, yang membuat proses pengobatan lebih panjang, mahal, dan berdampak pada kualitas hidup. Selain itu, keluarga pasien juga merasakan tekanan emosional dan finansial. Oleh karena itu, pencegahan dan deteksi dini menjadi sangat krusial, tidak hanya untuk kesehatan individu tetapi juga untuk meringankan dampak sosial yang lebih luas.
Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan mandiri, edukasi mengenai tanda-tanda kanker, dan dukungan lingkungan sangat menentukan keberhasilan pencegahan dan penanganan penyakit ini.
Upaya Pemerintah Memperkuat Skrining dan Pencegahan
Menyadari tantangan ini, pemerintah Indonesia meluncurkan Rencana Aksi Nasional Kanker 2024-2034 untuk memperkuat skrining dan deteksi dini di seluruh wilayah. Salah satu target utamanya adalah meningkatkan ketersediaan alat mammografi di rumah sakit.
Saat ini, dari sekitar 3.000 rumah sakit di Indonesia, hanya sekitar 200 yang memiliki alat mammografi. Tahun 2024, pemerintah berkomitmen agar setiap rumah sakit provinsi memiliki fasilitas ini, sementara saat ini baru kurang dari 100 kabupaten/kota yang memiliki mammografi. Langkah ini diharapkan dapat mempermudah akses pemeriksaan dini bagi perempuan di seluruh Indonesia, termasuk di daerah terpencil.
Selain penyediaan fasilitas, edukasi masyarakat juga menjadi fokus utama. Dengan meningkatkan kesadaran tentang SADARI dan pentingnya mammografi, diharapkan angka deteksi dini meningkat, sehingga jumlah pasien yang datang pada stadium awal lebih tinggi dan peluang kesembuhan lebih besar.
Secara keseluruhan, kombinasi pemeriksaan mandiri rutin, akses ke mammografi, edukasi publik, dan dukungan kebijakan pemerintah menjadi kunci menekan kenaikan kasus kanker payudara. Dengan upaya ini, diharapkan tren meningkatnya kasus kanker payudara dapat ditekan, dan perempuan Indonesia memiliki peluang lebih besar untuk sembuh dan menjalani kehidupan sehat.
Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Telkomsel Perluas Transformasi Digital Pelanggan Lewat Kolaborasi Global WanderJoy
- Rabu, 29 Oktober 2025
Pertumbuhan Kuat BLOG Dorong Laba dan Ekspansi Geografis Kuartal III/2025
- Rabu, 29 Oktober 2025
DGWG Catat Pertumbuhan Positif Berkat Ekosistem Agribisnis Terintegrasi
- Rabu, 29 Oktober 2025
Jadwal KA Bandara YIA 29 Oktober 2025, Cek Rute Lengkap dan Cara Pesan Tiket
- Rabu, 29 Oktober 2025
Berita Lainnya
Rahasia di Balik Bumbu Kari Jepang: Cita Rasa Gurih, Manis, dan Aromatik
- Rabu, 29 Oktober 2025
Terpopuler
1.
2.
Kementerian ESDM dan PLN Terangi 112 Rumah Warga Minahasa
- 29 Oktober 2025
3.
Pengamat: KAI Tak Mampu Tanggung Beban Proyek Whoosh
- 29 Oktober 2025
4.
Banjir Semarang Ganggu Jalur Kereta, KAI Ubah Rute KA Brantas
- 29 Oktober 2025













