Harga Beras Premium dan Medium Masih Melebihi HET Nasional
JAKARTA - Harga beras kualitas premium dan medium di pasar nasional menunjukkan tren penurunan dalam sepekan terakhir, meskipun tetap berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Berdasarkan data Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rerata harga beras premium nasional tercatat Rp15.914 per kilogram (kg), turun sekitar 0,29% dibanding pekan lalu yang sebesar Rp15.960/kg.
Meski penurunan relatif tipis, harga beras premium tetap lebih tinggi 6,81% dibanding HET yang dipatok Rp14.900/kg. Sementara itu, beras medium di tingkat nasional dibanderol Rp13.715/kg, menurun 0,91% dibandingkan pekan sebelumnya senilai Rp13.841/kg, tetapi masih lebih tinggi 1,59% dari HET di kisaran Rp13.500/kg. Penurunan harga ini mencerminkan upaya pasar dalam menstabilkan harga, meski permintaan dan faktor distribusi masih mempengaruhi harga di atas HET.
Baca Juga
Perbedaan Harga di Berbagai Zona Penjualan
Harga beras berbeda-beda di setiap zona penjualan. Di zona 1, harga beras premium tercatat Rp15.230/kg, lebih tinggi 2,21% dari HET yang ditetapkan Rp14.900/kg. Zona 2 mencatat harga Rp16.316/kg, melebihi HET Rp15.400/kg, sementara zona 3 berada di angka Rp17.875/kg atau lebih tinggi 13,13% dari HET Rp15.800/kg.
Beras medium juga memperlihatkan variasi harga di masing-masing zona. Di zona 1, harga dibanderol Rp13.313/kg atau sedikit lebih rendah dari HET Rp13.500/kg. Zona 2 mencatat harga Rp13.808/kg atau masih di bawah HET senilai Rp14.000/kg. Sementara zona 3, harga beras medium mencapai Rp15.542/kg, lebih tinggi sekitar 0,27% dibanding HET yang dipatok Rp15.500/kg. Kondisi ini menegaskan bahwa meskipun terjadi tren penurunan, harga di beberapa wilayah masih jauh berada di atas batas HET pemerintah.
Harga Beras SPHP Lebih Stabil di Bawah HET
Berbeda dengan beras premium dan medium, harga Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) lebih stabil dan berada di bawah HET nasional. Rerata harga beras SPHP tercatat Rp12.448/kg, turun 0,66% dibanding pekan sebelumnya senilai Rp12.531/kg, dan lebih rendah 0,42% dari HET nasional Rp12.500/kg.
Di tingkat zona, harga beras SPHP juga menunjukkan konsistensi di bawah HET. Zona 1 dijual Rp12.204/kg atau 2,37% di bawah HET Rp12.500/kg, zona 2 dipatok Rp12.747/kg atau 2,69% di bawah HET Rp13.100/kg, dan zona 3 berada di angka Rp13.125/kg atau 2,78% lebih rendah dari HET Rp13.500/kg. Kestabilan harga beras SPHP ini diharapkan dapat menjadi alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan pasokan beras dengan harga lebih terjangkau, sekaligus menekan inflasi pangan.
Pergerakan Harga Bahan Pangan Lainnya
Selain beras, sejumlah komoditas pangan lain juga menunjukkan fluktuasi harga. Bawang merah tercatat Rp38.743/kg, turun 0,57% dari pekan lalu Rp38.967/kg, sementara bawang putih bonggol dijual Rp36.004/kg atau turun 2,92% dibanding Rp37.088/kg.
Cabai juga mengalami penurunan signifikan. Cabai merah keriting dipatok Rp52.433/kg, lebih rendah 8,01% dibanding Rp56.998/kg pekan sebelumnya. Cabai merah besar dijual Rp46.539/kg atau turun 7,31% dari Rp50.207/kg, dan cabai rawit merah berada di Rp42.316/kg, menurun 4,14% dari pekan lalu senilai Rp44.142/kg.
Harga protein hewani seperti daging sapi murni turun 1,57% menjadi Rp133.057/kg dari Rp133.174/kg, sementara daging ayam ras mengalami kenaikan tipis 0,18% menjadi Rp34.196/kg dibanding Rp34.127/kg pekan sebelumnya. Telur ayam ras tercatat Rp30.348/kg, turun 0,38% dari Rp30.463/kg pekan sebelumnya.
Minyak goreng bersubsidi, Minyakita, mengalami kenaikan 8,74% dari HET Rp15.700 per liter, kini dijual Rp17.072 per liter. Kenaikan ini menjadi perhatian khusus mengingat minyak goreng merupakan kebutuhan pokok yang mempengaruhi biaya hidup masyarakat.
Secara keseluruhan, tren harga pangan menunjukkan dinamika yang dipengaruhi oleh ketersediaan pasokan, distribusi, dan faktor permintaan. Meskipun harga beberapa komoditas seperti beras premium dan medium masih di atas HET, langkah pengawasan dan stabilisasi harga diharapkan dapat mencegah gejolak lebih lanjut dan menjaga daya beli masyarakat.
Rekomendasi
