Senin, 20 Oktober 2025

Strategi Danantara Optimalkan SBN Demi Stabilitas Investasi Nasional

Strategi Danantara Optimalkan SBN Demi Stabilitas Investasi Nasional
Strategi Danantara Optimalkan SBN Demi Stabilitas Investasi Nasional

JAKARTA - Pengelolaan investasi yang cermat menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas dan likuiditas portofolio dana nasional. 

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) mengambil langkah strategis dengan menempatkan sebagian dananya di pasar modal Indonesia, khususnya melalui instrumen Surat Berharga Negara (SBN).

Managing Director Treasury Danantara Indonesia, Ali Setiawan, menjelaskan bahwa keputusan ini merupakan bagian dari strategi diversifikasi yang dirancang untuk memberikan keseimbangan optimal antara risiko dan likuiditas. 

Baca Juga

BYD Recall 115 Ribu Mobil Listrik, Indonesia Tidak Terdampak

Hal tersebut sangat penting agar dana yang diterima tidak hanya digunakan untuk proyek-proyek berisiko tinggi, melainkan juga disimpan dalam instrumen yang mudah dicairkan apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.

“Kalau kita menerima dana 100, tentu tidak semuanya langsung digunakan untuk proyek berisiko tinggi. Sebagian perlu disimpan di instrumen yang likuid agar bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu,” ungkap Ali.

Dengan begitu, Danantara Indonesia dapat menjaga fleksibilitas dalam pengelolaan dana dan memastikan bahwa alokasi dana dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pengembangan proyek-proyek strategis tanpa mengabaikan kebutuhan likuiditas jangka pendek.

Dua Pilar Investasi: Private dan Public Investment

Dalam menjalankan pengelolaan dana, Danantara Indonesia membagi portofolio investasinya ke dalam dua kategori utama: investasi langsung (private investment) dan investasi di pasar modal (public investment). 

Ali Setiawan menjelaskan bahwa sekitar 60 hingga 70 persen dana diarahkan ke investasi langsung yang biasanya berupa proyek berskala besar dan memiliki dampak jangka panjang. 

Sedangkan 30 sampai 40 persen sisanya ditempatkan pada instrumen pasar modal seperti SBN yang relatif likuid dan aman.

“Misalnya 60-70 persen digunakan untuk membangun proyek strategis, sementara 30-40 persen ditempatkan pada aset likuid seperti SBN,” jelas Ali. 

Pendekatan ini memastikan bahwa Danantara Indonesia tidak hanya fokus pada pembangunan jangka panjang, tetapi juga mampu menjaga kestabilan likuiditas agar dana dapat digunakan dengan cepat jika ada kebutuhan mendadak.

Selain itu, penempatan dana dalam SBN juga berfungsi sebagai penyangga yang membantu menjaga stabilitas pasar modal domestik.

 Hal ini memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional, sekaligus memperkuat posisi Danantara Indonesia sebagai investor yang andal dan bertanggung jawab.

Karakter Pendanaan Domestik yang Unik

Berbeda dengan Sovereign Wealth Fund (SWF) di banyak negara yang umumnya mengelola dana hasil ekspor komoditas atau cadangan devisa dalam mata uang asing, Danantara Indonesia memiliki karakteristik pendanaan yang khas. 

Seluruh dana yang dikelola berasal dari dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan seluruhnya dalam mata uang rupiah.

“Pendanaan kami seluruhnya bersumber dari dividen BUMN dan dalam rupiah. Jadi sifatnya lebih domestik, tidak seperti Sovereign Fund yang berasal dari hasil minyak atau dollar,” tegas Ali. 

Dengan karakter pendanaan yang domestik ini, Danantara Indonesia dapat lebih fokus pada pengembangan infrastruktur dan proyek strategis dalam negeri tanpa terlalu terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar mata uang asing.

Pendanaan yang bersifat domestik ini juga memungkinkan Danantara Indonesia untuk lebih berkontribusi secara langsung terhadap pembangunan nasional, sekaligus mengurangi risiko yang biasanya muncul dari ketergantungan pada sumber dana luar negeri.

Fokus Investasi pada Proyek Strategis dan Quick Wins

Dalam menyalurkan investasinya, Danantara Indonesia membagi alokasi dana ke dalam dua jenis proyek utama. 

Pertama adalah proyek-proyek besar dan kompleks yang biasanya memiliki durasi pembangunan panjang serta dampak yang signifikan, seperti proyek infrastruktur energi dan hilirisasi industri. 

Kedua adalah proyek-proyek dengan hasil lebih cepat atau quick win pipelines, yang sering kali melibatkan kemitraan dengan sektor swasta untuk mendapatkan hasil investasi dalam waktu lebih singkat.

Ali mengungkapkan bahwa ada delapan sektor utama yang menjadi fokus Danantara Indonesia, yakni hilirisasi, energi termasuk energi terbarukan, kesehatan, teknologi, dan beberapa sektor lainnya. 

“Proyek-proyek ini membutuhkan waktu. Misalnya pembangunan hydropower plant saja bisa empat hingga lima tahun. Karena itu, ekspektasi hasil harus realistis,” tambahnya.

Salah satu proyek yang tengah dikaji secara serius adalah Waste to Energy (WtE), yang dianggap sangat relevan dengan kebutuhan pengelolaan sampah perkotaan sekaligus mendukung transisi ke energi bersih. 

Proyek ini juga menunjukkan bagaimana Danantara Indonesia tidak hanya berfokus pada pembangunan ekonomi, tetapi juga pada aspek lingkungan dan keberlanjutan.

Kolaborasi dengan Pemerintah dan Mitra Internasional

Untuk memastikan keberhasilan investasi, Danantara Indonesia tidak berjalan sendiri. Ali menyebutkan bahwa berbagai proyek sedang dipersiapkan bersama dengan pemerintah daerah, kementerian terkait, dan mitra internasional. 

Pendekatan kolaboratif ini penting untuk menjamin bahwa setiap proyek berjalan sesuai dengan standar yang diharapkan dan dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.

“Beberapa proyek telah melalui tahap studi kelayakan dan tengah dimatangkan bersama pemerintah daerah, kementerian, serta mitra internasional,” jelas Ali. 

Melalui kerja sama ini, Danantara Indonesia berharap dapat mempercepat realisasi proyek sekaligus memperluas dampak positif bagi perekonomian dan lingkungan.

Multifungsi Investasi untuk Dampak Ekonomi Maksimal

Strategi investasi Danantara Indonesia yang memadukan investasi langsung dan pasar modal diharapkan memberikan efek berganda (multiplier effect) yang besar terhadap perekonomian nasional. 

Fokus utama diarahkan pada penguatan sektor energi, pangan, dan kapital nasional, yang merupakan fondasi utama dalam pembangunan berkelanjutan.

“Kami memastikan investasi yang dilakukan bukan hanya terlihat di atas kertas, tetapi benar-benar memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” tegas Ali. 

Komitmen ini menegaskan bahwa Danantara Indonesia tidak hanya berinvestasi untuk keuntungan finansial semata, tetapi juga untuk kemajuan sosial dan ekonomi bangsa.

Dengan strategi yang matang, pengelolaan dana yang transparan, dan kolaborasi dengan berbagai pihak, Danantara Indonesia optimis dapat menjalankan perannya sebagai pengelola investasi yang mendukung pembangunan nasional secara berkelanjutan.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Saham BCA Naik, Analis Prediksi Laba Kuartal III 2025

Saham BCA Naik, Analis Prediksi Laba Kuartal III 2025

Cek Jadwal dan Harga Tiket Kapal Pelni Jayapura-Manokwari Oktober 2025

Cek Jadwal dan Harga Tiket Kapal Pelni Jayapura-Manokwari Oktober 2025

PTPP Perkuat Tata Kelola Demi Target Laba Bersih

PTPP Perkuat Tata Kelola Demi Target Laba Bersih

PLN Bergerak Cepat, Dirikan Tower Darurat untuk Pulihkan Kelistrikan Klaten Pasca Cuaca Ekstrem

PLN Bergerak Cepat, Dirikan Tower Darurat untuk Pulihkan Kelistrikan Klaten Pasca Cuaca Ekstrem

Harga Turun, Pengendali Saham Diamond Citra Justru Membeli

Harga Turun, Pengendali Saham Diamond Citra Justru Membeli