
JAKARTA - Berlangsungnya musim panen raya biasanya identik dengan penurunan harga gabah di tingkat petani.
Namun, pemandangan berbeda terjadi di Kabupaten Indramayu pada musim tanam gadu tahun 2025 ini. Meskipun kabupaten penghasil padi terbesar di Jawa Barat tersebut tengah memasuki puncak panen, harga gabah justru tetap stabil tinggi.
Kondisi ini membawa angin segar bagi para petani yang selama ini kerap mengeluhkan harga jatuh saat panen raya. Dengan harga yang tetap di atas rata-rata, para petani pun dapat menikmati hasil panen dengan keuntungan yang lebih layak.
Baca JugaBappenas Dorong Bali Jadi Model Ekonomi Berkelanjutan Nasional
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, mengungkapkan bahwa harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani saat ini berkisar antara Rp7.500 hingga Rp7.700 per kilogram, sementara gabah kering giling (GKG) berada di kisaran Rp8.500 per kilogram.
“Ya, walau sedang puncak panen raya, sekarang harga gabah tetap tinggi,” ujar Sutatang.
Harga tersebut jelas jauh berada di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yang hanya ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram. Dengan selisih yang cukup signifikan itu, petani memiliki ruang keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan pada panen sebelumnya.
Panen Tak Serentak Jadi Kunci Stabilitas Harga
Fenomena bertahannya harga tinggi saat panen raya ini, menurut Sutatang, terjadi karena tidak adanya panen serentak di Indramayu.
Pola tanam yang bergeser akibat kondisi irigasi membuat masa panen tidak terjadi bersamaan, melainkan bergelombang sejak bulan Juni hingga saat ini.
“Karena panennya tidak serentak, maka tidak ada penumpukan gabah. Panen di Indramayu sekarang ini tidak berhenti-berhenti, ada terus dari bulan enam sampai sekarang,” jelasnya.
Dalam kondisi normal, ketika panen terjadi serentak di banyak wilayah, pasar dibanjiri gabah dan berujung pada anjloknya harga.
Namun karena panen tahun ini terjadi dalam gelombang, maka pasokan gabah tidak menumpuk di pasar, sehingga harga bisa tetap terkendali.
Beberapa Wilayah Baru Panen Akhir Tahun
Lebih jauh, Sutatang menyebut bahwa beberapa kecamatan di Indramayu bahkan belum memulai panen raya.
Kecamatan Krangkeng dan Sukra, misalnya, baru akan panen pada bulan Desember. Ini berarti, distribusi panen akan terus berlanjut hingga akhir tahun, menjaga dinamika pasokan gabah tetap seimbang.
Hal ini menunjukkan bahwa pola tanam dan kondisi pengairan memiliki dampak langsung terhadap mekanisme pasar. Dengan distribusi panen yang tersebar dalam waktu panjang, harga menjadi lebih stabil dan menguntungkan petani.
Produksi Meningkat, Ancaman Hama Terkendali
Kondisi positif lainnya adalah tingginya produktivitas padi di musim tanam gadu 2025. Sutatang mencatat bahwa rata-rata panen mencapai 7,8 ton per hektare, angka yang cukup tinggi dan menjanjikan hasil yang baik bagi petani.
“Tingginya produksi karena suplai air tercukupi dan hama tidak terlalu banyak. Hanya tikus saja yang masih jadi masalah, tapi tidak signifikan,” tambahnya.
Dengan serangan hama yang relatif terkendali dan pasokan air irigasi yang cukup selama masa pertumbuhan, petani mampu memperoleh hasil maksimal dari lahan mereka. Masalah tikus yang tersisa pun masih dalam batas toleransi dan tidak terlalu mempengaruhi hasil panen secara keseluruhan.
Petani Langsung Jual Gabah ke Tengkulak
Dampak langsung dari stabilnya harga dan tingginya permintaan gabah terasa hingga ke tingkat desa. Salah satu petani dari Desa Rajasinga, Kecamatan Terisi, Opih Riharjo, mengaku lebih memilih untuk langsung menjual gabah begitu dipanen, tanpa melalui proses penjemuran terlebih dahulu.
“Gabah tidak dijemur, dari sawah langsung diangkut tengkulak,” ujar Opih.
Menurutnya, banyak tengkulak dari luar daerah, seperti Jawa Tengah, datang langsung ke lokasi sawah untuk membeli gabah. Situasi ini sangat menguntungkan petani karena mereka tidak perlu menanggung biaya tambahan seperti tenaga kerja untuk menjemur atau biaya sewa penggilingan.
Perputaran Ekonomi Desa Terus Berjalan
Kondisi ini tidak hanya menguntungkan petani secara individual, tetapi juga memberi dampak ekonomi yang lebih luas. Desa-desa sentra produksi padi di Indramayu tetap hidup secara ekonomi, dengan perputaran uang yang cepat dari penjualan hasil panen.
Kehadiran tengkulak dari berbagai wilayah memberi efek berganda. Selain pembelian gabah, mereka juga menciptakan lapangan kerja musiman, termasuk untuk pemanen, sopir truk, pengepakan, dan pekerja lainnya yang ikut menikmati berkah panen raya.
Harapan Petani: Harga Bertahan, Dukungan Terus Meningkat
Meski kondisi panen saat ini terbilang ideal, para petani tetap berharap agar harga gabah dapat bertahan dalam jangka waktu lebih lama. Fluktuasi harga yang tinggi kerap membuat petani sulit membuat perencanaan jangka panjang.
Selain itu, dukungan dari pemerintah tetap dibutuhkan, terutama dalam hal stabilisasi harga input pertanian, ketersediaan pupuk, serta peningkatan infrastruktur irigasi.
Salah satu aspirasi petani adalah adanya mekanisme pembelian gabah secara langsung oleh pemerintah, terutama melalui Bulog, sehingga petani tidak sepenuhnya bergantung pada tengkulak atau pasar terbuka yang rawan spekulasi harga.
Indramayu Jadi Contoh Manajemen Panen yang Adaptif
Dengan semua dinamika yang terjadi, Indramayu bisa menjadi contoh bagaimana pola tanam adaptif dan manajemen distribusi panen yang baik mampu menjaga stabilitas harga di tingkat petani.
Berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, kelompok tani, hingga pelaku distribusi, telah memainkan peran dalam menciptakan ekosistem pertanian yang saling mendukung.
Musim panen raya 2025 di Indramayu tidak hanya menunjukkan keberhasilan produksi, tetapi juga memperlihatkan potensi penguatan ekonomi desa jika rantai pertanian berjalan efisien dan menguntungkan semua pihak.
Ke depan, pola ini layak dipertahankan bahkan direplikasi ke wilayah lain yang mengalami tantangan serupa dalam panen raya.

Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Jasindo Catat Lonjakan Premi Engineering Dorong Kinerja
- 20 Oktober 2025
2.
Bank Mandiri Raih Best Bank, Perkuat Transformasi Digital
- 20 Oktober 2025
3.
Proxsis & Co Rayakan 20 Tahun, Siapkan Ekspansi IPO
- 20 Oktober 2025
4.
4 Resep Donat Mochi Viral Lumer dan Mudah
- 20 Oktober 2025
5.
9 Resep Sayur Lodeh Jawa Gurih dan Mudah
- 20 Oktober 2025