Senin, 20 Oktober 2025

Kasus Timothy, Mendiktisaintek Tegaskan Kampus Harus Jadi Ruang Aman

Kasus Timothy, Mendiktisaintek Tegaskan Kampus Harus Jadi Ruang Aman
Kasus Timothy, Mendiktisaintek Tegaskan Kampus Harus Jadi Ruang Aman

JAKARTA - Kasus meninggalnya mahasiswa Universitas Udayana (Unud), Bali, Timothy Anugrah Saputra, yang diduga menjadi korban perundungan (bullying), memunculkan gelombang keprihatinan di dunia pendidikan tinggi. 

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan bahwa kampus seharusnya menjadi ruang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk kekerasan, bukan sebaliknya.

Usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di kediaman Presiden Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Jakarta, Minggu, 19 Oktober 2025, Brian menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa tersebut.

Baca Juga

6 Alternatif Pangan Lokal Pengganti Beras untuk Energi

“Kami tentu sangat kaget dan sangat prihatin dengan musibah yang menimpa saudara Timothy Anugrah Saputra. Kami sudah menghubungi Bapak Rektor Universitas Udayana untuk meminta penjelasan. Kami menaruh duka cita yang mendalam dan simpati terhadap keluarga korban,” ujar Brian kepada wartawan.

Pernyataan Mendiktisaintek ini menjadi sorotan publik karena mencerminkan keseriusan pemerintah dalam merespons persoalan perundungan yang selama ini sering luput dari perhatian.

Kampus Diminta Bergerak Cepat dan Transparan

Dalam keterangannya, Brian mengungkapkan bahwa pihaknya telah meminta Universitas Udayana untuk segera mengambil langkah cepat dan terbuka dalam menelusuri penyebab meninggalnya Timothy. Ia menyebut, kampus harus memberikan pendampingan penuh kepada keluarga korban serta memastikan proses investigasi berjalan dengan jujur dan transparan.

“Kami meminta pihak kampus terus berkomunikasi dengan keluarga korban dan memberikan pendampingan penuh. Kami juga sudah mendapat laporan bahwa pihak rektor telah membentuk tim khusus untuk menginvestigasi, memeriksa apa yang sebenarnya terjadi, dan memberikan dukungan bagi keluarga maupun pihak lain yang terhubung dengan kasus ini,” tegas Brian.

Ia juga mengingatkan bahwa lingkungan pendidikan tinggi tidak boleh menjadi ruang bagi praktik kekerasan atau perundungan dalam bentuk apa pun, baik secara fisik maupun psikologis. Kampus harus menjadi tempat tumbuhnya empati, solidaritas, dan dukungan antarmahasiswa, bukan sumber tekanan mental.

Kementerian, kata Brian, akan memantau langsung jalannya investigasi di Universitas Udayana untuk memastikan agar suasana kampus tetap kondusif dan kegiatan akademik tidak terganggu. “Kami akan ikut memantau prosesnya dan memastikan semua berjalan transparan,” ujarnya.

Ada Regulasi, Kampus Harus Terapkan Pencegahan Nyata

Brian menjelaskan bahwa pemerintah sebenarnya telah memiliki dasar hukum yang kuat dalam pencegahan kekerasan di perguruan tinggi. Salah satu payung hukumnya adalah Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 53 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual serta Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi.

“Kami sudah punya regulasi yang mengatur pencegahan dan penanganan kekerasan di kampus. Ini menjadi acuan bagi seluruh perguruan tinggi agar memiliki mekanisme deteksi dini dan penanganan cepat,” jelasnya.

Dengan adanya regulasi tersebut, perguruan tinggi seharusnya memiliki sistem pelaporan dan perlindungan yang efektif untuk mencegah perundungan. Kasus Timothy menjadi peringatan keras bahwa implementasi kebijakan pencegahan kekerasan harus diperkuat di semua lini kampus.

Selain itu, Brian mengajak seluruh pemangku kepentingan pendidikan tinggi — mulai dari kementerian, pimpinan universitas, organisasi mahasiswa, hingga dosen pembimbing — untuk menjadikan kasus ini sebagai refleksi nasional dalam membangun budaya kampus yang sehat dan empatik.

“Ini jadi refleksi bagi kita semua kementerian, pimpinan perguruan tinggi, organisasi mahasiswa, dan seluruh civitas akademika mari kita cermati kondisi mahasiswa dengan lebih hati-hati,” ucapnya.

Perundungan Sering Tak Terungkap, Mahasiswa Diminta Lebih Peka

Brian mengakui bahwa banyak kasus serupa di dunia pendidikan tinggi tidak terungkap karena korban memilih diam atau tertutup. Oleh sebab itu, penting bagi seluruh civitas akademika, terutama teman sebaya dan tenaga pendidik, untuk lebih peka terhadap tanda-tanda tekanan psikologis di lingkungan kampus.

“Sering kali beberapa kasus itu kondisinya tertutup. Padahal itu yang justru harus kita cermati,” tuturnya.

Kementerian juga berharap kampus bisa menciptakan mekanisme pelaporan yang aman bagi mahasiswa. Selain itu, keberadaan unit layanan konseling dan pendampingan psikologis juga sangat dibutuhkan untuk membantu mahasiswa yang mengalami tekanan atau perundungan.

Brian pun kembali menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga besar Timothy Anugrah Saputra dan seluruh civitas Universitas Udayana. Ia berharap kasus ini dapat ditangani dengan baik serta menjadi pelajaran penting bagi dunia pendidikan tinggi Indonesia.

“Kami berharap permasalahan ini bisa diselesaikan secara baik. Kepada seluruh kampus, mari kita bangun atmosfer yang positif. Saya mengimbau teman-teman mahasiswa untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang saling peduli dan aman,” pungkas Brian.

Catatan Tambahan

Kasus ini memicu keprihatinan luas karena mencerminkan masih lemahnya deteksi dini terhadap praktik perundungan di lingkungan kampus. Pemerintah melalui Kemendiktisaintek menegaskan komitmennya untuk memperkuat sistem perlindungan mahasiswa dan memastikan setiap perguruan tinggi memiliki mekanisme respons cepat.

Kematian Timothy Anugrah menjadi peringatan keras bahwa keamanan dan keselamatan mahasiswa harus menjadi prioritas utama. Lebih dari sekadar tragedi, kasus ini diharapkan menjadi momentum perbaikan budaya kampus di seluruh Indonesia.

Wildan Dwi Aldi Saputra

Wildan Dwi Aldi Saputra

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

KMP Bahteramas Perkuat Akses Laut dan Konektivitas Wilayah

KMP Bahteramas Perkuat Akses Laut dan Konektivitas Wilayah

Trump Perkuat Industri Otomotif AS Lewat Kebijakan Tarif Baru

Trump Perkuat Industri Otomotif AS Lewat Kebijakan Tarif Baru

Penerbangan Langsung Tiongkok–India Dibuka Kembali, Hubungan Membaik

Penerbangan Langsung Tiongkok–India Dibuka Kembali, Hubungan Membaik

BYD Recall 115 Ribu Mobil di China, Indonesia Aman

BYD Recall 115 Ribu Mobil di China, Indonesia Aman

BMKG Prediksi Cuaca 20 Oktober 2025: Panas Ekstrem dan Hujan

BMKG Prediksi Cuaca 20 Oktober 2025: Panas Ekstrem dan Hujan