Jumat, 17 Oktober 2025

Subsektor Ekraf Kuliner, Kriya, dan Fesyen Dorong Ekspor Indonesia

Subsektor Ekraf Kuliner, Kriya, dan Fesyen Dorong Ekspor Indonesia
Subsektor Ekraf Kuliner, Kriya, dan Fesyen Dorong Ekspor Indonesia

JAKARTA - Tiga subsektor ekonomi kreatif Indonesia, yakni kuliner, kriya, dan fesyen, muncul sebagai penyumbang pendapatan ekspor terbesar sekaligus memperkuat daya saing produk lokal di pasar global.

Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menekankan bahwa ketiga subsektor ini memainkan peran penting dalam membangun fondasi ekonomi kreatif yang berorientasi ekspor. Menurutnya, keunggulan budaya dan nilai lokal yang melekat pada produk-produk kuliner, kriya, dan fesyen memberikan identitas khas yang diminati pasar internasional.

Riefky menambahkan, selain ketiga subsektor utama, sektor ekonomi kreatif lain seperti games, aplikasi digital, film animasi, dan musik juga menunjukkan pertumbuhan signifikan dan memberikan kontribusi nyata terhadap ekspor. 

Baca Juga

Kaca Apung Indonesia Bebas BMAD Dorong Ekspor ke Australia

“Tetapi ada tujuh sektor prioritas yang diminta oleh Bapak Presiden dalam RPJMN untuk menjadi prioritas, yaitu fashion, kuliner, kriya karena sumbangannya terhadap perekonomian termasuk ekspor cukup tinggi,” jelas Riefky dalam keterangan pers yang diterima Jumat, 17 Oktober 2025.

Prioritas Pemerintah dalam RPJMN untuk Ekraf

Penetapan sektor ekraf prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menegaskan fokus pemerintah pada subsektor yang mampu mendorong ekonomi domestik sekaligus menembus pasar global. Pemerintah menekankan bahwa subsektor berbasis budaya, seperti fashion, kuliner, dan kriya, serta subsektor berbasis digital dan media, memiliki peluang strategis untuk meningkatkan nilai ekspor Indonesia.

Sejak 2018, arah pembangunan ekonomi kreatif telah diatur melalui Peraturan Presiden yang merinci 17 subsektor, termasuk kreativitas berbasis budaya, desain, media, serta digital dan teknologi. Sub sektor berbasis budaya mencakup fashion, kuliner, kriya, seni pertunjukan, dan seni rupa. 

Sementara subsektor berbasis desain meliputi arsitektur, interior, desain produk, dan desain komunikasi visual. Sub sektor berbasis media mencakup film, animasi, fotografi, televisi, dan radio. Sedangkan subsektor berbasis digital dan teknologi menekankan games dan aplikasi digital.

Dengan strategi ini, pemerintah menekankan keseimbangan antara pelestarian budaya dan inovasi teknologi, sehingga setiap produk kreatif tidak hanya memiliki nilai estetika tetapi juga daya saing tinggi di pasar global.

Dukungan Program dan Kolaborasi Tingkat Nasional

Untuk mempercepat ekspor produk kreatif, Kemenkraf meluncurkan program ASIK (Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia) yang telah berjalan sekitar 10 bulan terakhir. Program ini berperan sebagai instrumen strategis bagi para pegiat ekraf dalam menjawab tantangan akses pasar internasional, meningkatkan efisiensi, serta menyiapkan transaksi yang sesuai standar global.

Riefky menekankan bahwa tantangan utama para pelaku ekraf bukan hanya terkait produksi, tetapi juga pemahaman mengenai strategi ekspor, kompetitivitas produk, dan manajemen transaksi internasional. Program ASIK menjadi salah satu solusi yang mempermudah pengusaha kreatif memasarkan produknya ke luar negeri secara lebih efisien dan efektif.

Selain program pemerintah, kolaborasi lintas pihak juga terus ditingkatkan, mulai dari perguruan tinggi negeri dan swasta, pemerintah daerah, hingga pihak swasta nasional maupun internasional yang mendukung pengembangan industri kreatif. Dukungan ini memastikan bahwa inovasi, pelatihan, dan riset produk kreatif dapat tersinergi dengan baik dan menghasilkan produk yang siap ekspor.

Tren Positif Ekspor dan PDB dari Ekonomi Kreatif

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren positif kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), investasi, ekspor, dan penciptaan lapangan kerja. Menteri Riefky menekankan bahwa pertumbuhan ini membutuhkan dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak agar potensi ekonomi kreatif dapat dimaksimalkan.

Pemerintah juga mendorong hilirisasi program ekraf ke daerah-daerah, dengan pembentukan dinas ekonomi kreatif di 28 provinsi dan 80 kabupaten/kota. Langkah ini bertujuan agar potensi lokal dapat lebih terkelola dan dihubungkan dengan pasar global. Dengan strategi ini, subsektor kuliner, kriya, dan fesyen tidak hanya menggerakkan ekonomi lokal, tetapi juga berkontribusi pada devisa negara melalui ekspor.

Melalui sinergi antara kebijakan pemerintah, program akselerasi ekspor, dan kolaborasi multi-pihak, subsektor ekraf Indonesia diharapkan mampu memperkuat daya saing produk nasional di pasar internasional. Strategi ini memastikan bahwa kreativitas lokal dapat diterjemahkan menjadi keuntungan ekonomi nyata, memperluas jaringan ekspor, dan memperkokoh posisi Indonesia sebagai negara yang memiliki industri kreatif berdaya saing global.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

BPJPH Dorong Ekosistem Halal untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional

BPJPH Dorong Ekosistem Halal untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Kenaikan Harga Minyak Mentah Indonesia Dorong Optimisme Ekonomi

Kenaikan Harga Minyak Mentah Indonesia Dorong Optimisme Ekonomi

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 17 Oktober 2025 Mulai Pertalite Hingga Pertamax

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 17 Oktober 2025 Mulai Pertalite Hingga Pertamax

Investasi China Dorong Pabrik Kelapa Serap Ribuan Pekerja

Investasi China Dorong Pabrik Kelapa Serap Ribuan Pekerja

Penataan Minyak Rakyat Dorong Pertumbuhan Ekonomi Sumsel

Penataan Minyak Rakyat Dorong Pertumbuhan Ekonomi Sumsel