Jumat, 17 Oktober 2025

Kenaikan Harga Minyak Mentah Indonesia Dorong Optimisme Ekonomi

Kenaikan Harga Minyak Mentah Indonesia Dorong Optimisme Ekonomi
Kenaikan Harga Minyak Mentah Indonesia Dorong Optimisme Ekonomi

JAKARTA - Harga Rata-Rata Minyak Mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada September 2025 tercatat sebesar 66,81 dolar AS per barel, meningkat 0,73 dolar AS dari bulan sebelumnya yang berada di level 66,07 dolar AS per barel.

Penetapan harga tersebut tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 336.K/MG.03/MEM.M/2025 tentang Harga Minyak Mentah September 2025 yang ditandatangani pada 8 Oktober 2025.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Laode Sulaeman, menyatakan bahwa kenaikan ICP bulan ini menunjukkan tren penguatan harga minyak Indonesia yang sejalan dengan pergerakan Brent dan Basket OPEC. Kenaikan ini diharapkan memberikan sinyal positif bagi industri energi dalam negeri, meski tetap memerlukan pemantauan terkait volatilitas pasar global.

Baca Juga

Kaca Apung Indonesia Bebas BMAD Dorong Ekspor ke Australia

Pengaruh Geopolitik dan Konflik Rusia-Ukraina

Sulaeman menegaskan bahwa faktor utama di balik kenaikan ICP adalah ketegangan geopolitik yang berkaitan dengan perang Rusia-Ukraina. Sejak Juni 2025, serangan di Ukraina menyebabkan sekitar 17 persen kilang Rusia tidak dapat beroperasi, sehingga mengurangi pasokan global. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran pasar akan potensi gangguan distribusi minyak mentah dan produk turunannya.

Selain itu, ajakan Presiden AS Donald Trump kepada Uni Eropa untuk mengenakan tarif hingga 100 persen kepada Cina dan India turut memberi tekanan terhadap harga minyak. Risiko geopolitik ini berdampak tidak hanya pada ICP, tetapi juga menggerakkan Brent (ICE) dan Basket OPEC menguat seiring kekhawatiran terhadap pasokan global.

Faktor Global yang Memengaruhi Pasokan dan Permintaan

Selain konflik Rusia-Ukraina, sejumlah faktor global lainnya turut memengaruhi harga minyak mentah Indonesia. International Energy Agency (IEA) merevisi proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia tahun 2025 menjadi 740 ribu barel per hari, meningkat dari proyeksi sebelumnya 680 ribu barel per hari. Lonjakan permintaan ini terutama didorong oleh aktivitas ekonomi di kawasan Asia dan pemulihan konsumsi energi pasca pandemi.

Di sisi suplai, OPEC+ memutuskan tambahan produksi sebesar 137 ribu barel per hari mulai Oktober 2025. Produksi Agustus 2025 meningkat 509 ribu barel per hari, terutama dari Arab Saudi dan Irak. Sementara itu, beberapa harga minyak utama dunia mengalami pergerakan beragam; Dated Brent dan WTI (Nymex) turun, sedangkan Brent (ICE) dan Basket OPEC mencatat kenaikan. Hal ini menunjukkan dinamika pasar yang dipengaruhi oleh keseimbangan pasokan dan permintaan global serta faktor geopolitik yang terus berubah.

Dampak Kenaikan ICP terhadap Pasar Asia Pasifik
Kenaikan ICP Indonesia juga dipengaruhi oleh kondisi regional Asia Pasifik. Harga Crack Naphta Asia yang meningkat, rencana perawatan kilang di Timur Tengah, dan potensi peningkatan produksi minyak di India pasca musim hujan menjadi faktor penopang penguatan ICP. Perubahan harga minyak ini penting untuk diperhatikan oleh para pelaku industri energi, termasuk perusahaan migas, eksportir, dan pengelola kilang di kawasan Asia.

Secara rinci, perkembangan harga minyak utama pada September 2025 dibanding Agustus 2025 adalah sebagai berikut:

Dated Brent turun 0,19 dolar AS per barel dari 68,21 menjadi 68,02 dolar AS per barel.

WTI (Nymex) turun 0,49 dolar AS per barel dari 64,02 menjadi 63,53 dolar AS per barel.

Brent (ICE) naik 0,31 dolar AS per barel dari 67,26 menjadi 67,58 dolar AS per barel.

Basket OPEC naik 0,72 dolar AS per barel dari 69,73 menjadi 70,45 dolar AS per barel.

ICP Indonesia naik 0,73 dolar AS per barel dari 66,07 menjadi 66,81 dolar AS per barel.

Kenaikan ICP ini menunjukkan sensitivitas harga minyak Indonesia terhadap dinamika geopolitik dan kondisi pasar global. Bagi pemerintah dan pelaku industri, pemantauan terus-menerus terhadap faktor eksternal menjadi kunci untuk mengambil keputusan strategis terkait produksi, distribusi, dan perdagangan minyak mentah.

Kenaikan harga minyak mentah Indonesia di tengah ketidakpastian geopolitik dan fluktuasi pasar global menegaskan posisi ICP sebagai indikator penting dalam menentukan strategi energi nasional. Dengan memahami dampak geopolitik, pasokan global, dan tren permintaan regional, Indonesia dapat lebih siap menghadapi volatilitas harga dan memaksimalkan manfaat ekonomi dari sektor migas.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Indonesia dan Timor Leste Siapkan Perjanjian Perdagangan Lintas Batas

Indonesia dan Timor Leste Siapkan Perjanjian Perdagangan Lintas Batas

BPJPH Dorong Ekosistem Halal untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional

BPJPH Dorong Ekosistem Halal untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 17 Oktober 2025 Mulai Pertalite Hingga Pertamax

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 17 Oktober 2025 Mulai Pertalite Hingga Pertamax

Investasi China Dorong Pabrik Kelapa Serap Ribuan Pekerja

Investasi China Dorong Pabrik Kelapa Serap Ribuan Pekerja

Penataan Minyak Rakyat Dorong Pertumbuhan Ekonomi Sumsel

Penataan Minyak Rakyat Dorong Pertumbuhan Ekonomi Sumsel