Jumat, 17 Oktober 2025

Pengembangan Pembangkit Listrik Panas Bumi Resmi Dimulai

Pengembangan Pembangkit Listrik Panas Bumi Resmi Dimulai
Pengembangan Pembangkit Listrik Panas Bumi Resmi Dimulai

JAKARTA - Indonesia terus melangkah maju dalam pengembangan energi terbarukan. 

Langkah ini merupakan bagian dari upaya nasional untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan emisi gas rumah kaca.

Salah satu pencapaian penting terbaru adalah dimulainya pengembangan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Unit 2 yang dilakukan oleh PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML). 

Baca Juga

Kaca Apung Indonesia Bebas BMAD Dorong Ekspor ke Australia

Perusahaan ini merupakan gabungan usaha dari PT Supreme Energy, Sumitomo Corporation, dan Inpex Geothermal, Ltd.

Proyek ini ditandai dengan tajak sumur pertama di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Liki Pinangawan, Muaralaboh, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.

Dengan kapasitas 80 megawatt (MW), proyek ini mempertegas komitmen Indonesia dalam mengembangkan sumber energi ramah lingkungan sekaligus memperkuat pasokan listrik di wilayah Sumatera.

Investasi Besar untuk Energi Bersih

Pengembangan PLTP Muara Laboh Unit 2 merupakan investasi besar dengan nilai mencapai US$490 juta atau setara Rp8,12 triliun berdasarkan kurs Rp16.577 per dolar AS. 

Skala investasi ini menunjukkan betapa seriusnya pihak-pihak terkait dalam mendorong transisi energi di Indonesia, khususnya melalui potensi panas bumi yang melimpah.

Dalam proyek ini, direncanakan pengeboran enam hingga delapan sumur produksi serta sumur injeksi yang sangat penting untuk menjaga kontinuitas pasokan energi panas bumi. 

Target penyelesaian proyek ini ditetapkan pada akhir 2027, memberikan harapan akan bertambahnya kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan yang andal dan berkelanjutan.

Dukungan Regulasi dan Kerja Sama dengan PLN

Suksesnya pengembangan PLTP Muara Laboh Unit 2 tidak lepas dari dukungan regulasi dan kerja sama yang kuat antara SEML dengan PT PLN (Persero). 

Amandemen Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) atau Power Purchase Agreement (PPA) untuk Unit 2 dan Unit 3 telah ditandatangani pada 23 Desember 2024, menjadi landasan hukum dan finansial untuk pengembangan proyek ini.

Listrik yang dihasilkan nantinya akan disalurkan melalui jaringan listrik Sumatra, sehingga dapat memenuhi kebutuhan listrik sekitar 435.000 rumah tangga. Hal ini sekaligus meningkatkan bauran energi terbarukan di wilayah tersebut dan mendukung target energi nasional.

Manfaat Lingkungan dari Proyek Panas Bumi

Salah satu aspek terpenting dari pengembangan PLTP Muara Laboh Unit 2 adalah kontribusinya terhadap pengurangan emisi karbon. Proyek ini diperkirakan dapat menurunkan emisi CO2 sebesar 460.000 ton per tahun. 

Angka ini memiliki makna besar dalam konteks mitigasi perubahan iklim dan usaha Indonesia dalam memenuhi komitmen internasional untuk menurunkan jejak karbon.

Energi panas bumi dikenal sebagai sumber energi yang bersih dan dapat diperbarui, sehingga proyek ini menjadi salah satu solusi penting untuk memenuhi kebutuhan energi tanpa merusak lingkungan.

Pendanaan Internasional yang Kuat

Untuk merealisasikan proyek sebesar ini, SEML telah mendapatkan dukungan pendanaan dari konsorsium lembaga keuangan pembangunan internasional. 

Pada Januari 2025, perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Asian Development Bank, Ltd., Mizuho Bank, Ltd., Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), MUFG Bank, Ltd., dan Hyakugo Bank, Ltd., dengan jaminan dari Nippon Export and Investment Insurance (NEXI).

Pendanaan ini tidak hanya memastikan ketersediaan dana yang cukup, tetapi juga memperkuat kepercayaan internasional terhadap potensi dan kelayakan proyek panas bumi di Indonesia.

Pelaksanaan Proyek dan Teknologi Terdepan

Untuk mendukung keberhasilan pembangunan PLTP Muara Laboh Unit 2, SEML telah menunjuk beberapa kontraktor berpengalaman. PT Plumpang Raya Anugerah menjadi kontraktor pemboran utama, sementara kontraktor EPC (Engineering, Procurement, and Construction) adalah konsorsium antara Sumitomo Corporation, PT Inti Karya Persada Tehnik, dan PT Wasa Mitra Engineering.

Selain itu, peralatan utama seperti turbin dan generator akan disuplai oleh Fuji Electric, perusahaan yang terkenal dengan teknologi energi terbarukan yang andal dan efisien. Kombinasi teknologi dan tenaga kerja profesional ini diharapkan dapat menjamin kelancaran dan kualitas proyek.

Dampak Sosial Ekonomi bagi Komunitas Lokal

Tidak hanya aspek energi dan lingkungan, proyek ini juga memberikan dampak sosial ekonomi yang positif. SEML menyampaikan bahwa pembangunan Unit 2 akan menciptakan peluang kerja bagi sekitar 1.500 orang selama tahap konstruksi dan operasional.

Selain itu, proyek ini membuka peluang usaha bagi pengusaha lokal, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Solok Selatan dan daerah sekitarnya. Inisiatif ini sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya mengutamakan keuntungan bisnis tetapi juga kesejahteraan masyarakat.

Rekam Jejak dan Pengalaman Supreme Energy

Keberhasilan PLTP Muara Laboh Unit 2 tidak dapat dilepaskan dari pengalaman dan rekam jejak PT Supreme Energy yang telah beroperasi sebelumnya. Unit 1 PLTP Muara Laboh dengan kapasitas 85 MW telah beroperasi sejak 16 Desember 2019 dan secara konsisten memasok listrik ke PLN.

Selain itu, Supreme Energy juga mengembangkan PLTP Rantau Dedap di Sumatera Selatan dengan kapasitas 91,2 MW yang telah mencapai Commercial Operation Date (COD) pada 26 Desember 2021. Proyek ini dikembangkan oleh PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD), perusahaan patungan antara PT Supreme Energy Sriwijaya, Marubeni, Tohoku Electric, INPEX Geothermal, Ltd., dan PT Energia Prima Persada.

Pengalaman ini menunjukkan kemampuan Supreme Energy dalam mengelola dan mengembangkan proyek panas bumi yang besar dan kompleks di Indonesia.

Proyek PLTP Muara Laboh Unit 2 menandai langkah besar Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan dan transisi menuju energi bersih. Investasi besar, dukungan pendanaan internasional, teknologi canggih, dan kolaborasi antara berbagai pihak menjadi faktor utama kesuksesan proyek ini.

Dengan kapasitas 80 MW yang akan segera beroperasi pada akhir 2027, proyek ini akan memberikan suplai listrik bersih bagi ratusan ribu rumah tangga, sekaligus membantu menurunkan emisi karbon sebesar 460.000 ton per tahun. Selain itu, manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat lokal juga menjadi nilai tambah yang penting.

PLTP Muara Laboh Unit 2 memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia dan membuktikan komitmen negara dalam mencapai target energi bersih dan pembangunan berkelanjutan.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Indonesia dan Timor Leste Siapkan Perjanjian Perdagangan Lintas Batas

Indonesia dan Timor Leste Siapkan Perjanjian Perdagangan Lintas Batas

BPJPH Dorong Ekosistem Halal untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional

BPJPH Dorong Ekosistem Halal untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Kenaikan Harga Minyak Mentah Indonesia Dorong Optimisme Ekonomi

Kenaikan Harga Minyak Mentah Indonesia Dorong Optimisme Ekonomi

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 17 Oktober 2025 Mulai Pertalite Hingga Pertamax

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 17 Oktober 2025 Mulai Pertalite Hingga Pertamax

Investasi China Dorong Pabrik Kelapa Serap Ribuan Pekerja

Investasi China Dorong Pabrik Kelapa Serap Ribuan Pekerja