
JAKARTA - Nestle, perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia, tengah menghadapi periode transformasi signifikan.
Upaya ini diwujudkan melalui program restrukturisasi besar-besaran yang mencakup pengurangan jumlah karyawan guna memperkuat efisiensi operasional dan memulihkan kepercayaan investor. Langkah ini menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan dinamika pasar global yang terus berubah, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi dan preferensi konsumen yang kini lebih mengutamakan gaya hidup sehat.
Philipp Navratil, CEO baru Nestle, menekankan bahwa dunia bisnis bergerak sangat cepat, sehingga perusahaan harus beradaptasi lebih agresif. Menurut Navratil, transformasi internal ini tidak hanya bertujuan mengurangi biaya, tetapi juga mendorong pertumbuhan yang lebih terfokus pada inovasi produk dan efisiensi dalam manufaktur serta rantai pasok. “Dunia sedang berubah, dan Nestle perlu berubah lebih cepat,” ungkapnya.
Baca Juga
Pengurangan Karyawan dan Efisiensi Operasional
Sebagai bagian dari upaya restrukturisasi, Nestle berencana mengurangi sekitar 16.000 posisi, setara dengan hampir enam persen dari total karyawan yang mencapai 277.000 orang. Pengurangan ini mencakup sebagian besar posisi kerah putih, yang diperkirakan mencapai 12.000 pekerjaan dalam dua tahun ke depan. Sisanya, sekitar 4.000 posisi, berasal dari bidang manufaktur dan operasional rantai pasok, sejalan dengan inisiatif efisiensi yang sedang berjalan.
Keputusan ini muncul setelah perusahaan menyesuaikan target penghematan biaya menjadi tiga miliar franc Swiss, naik dari sebelumnya dua setengah miliar franc Swiss, yang dijadwalkan tercapai pada akhir 2027. Meskipun sebagian besar penjualan Nestle di Amerika Serikat diproduksi secara lokal, perusahaan menghadapi tantangan dari tarif impor dan perubahan perilaku konsumen yang kini lebih selektif dalam membeli produk makanan kemasan.
Fokus pada Pertumbuhan dan Inovasi Produk
Selain menekankan efisiensi, Nestle tetap mempertahankan fokus pada pertumbuhan melalui inisiatif yang dipimpin oleh RIG (Revenue Innovation Growth). Navratil menyatakan bahwa mendorong pertumbuhan organik, terutama pada produk yang memiliki potensi margin tinggi, merupakan prioritas utama. Strategi ini meliputi bisnis air, minuman premium, serta suplemen dan vitamin dengan pertumbuhan rendah dan margin tipis, di mana perusahaan sedang mengevaluasi langkah-langkah untuk meningkatkan profitabilitas.
Navratil juga menekankan pentingnya membangun budaya kerja yang berorientasi pada kinerja tinggi. Filosofi ini menekankan pentingnya mempertahankan pangsa pasar dan mendorong inovasi produk. Karyawan dihimbau untuk memahami bahwa kemenangan dalam pasar global harus diukur dari pencapaian pertumbuhan dan efisiensi, bukan semata-mata dari volume penjualan.
Kondisi Pasar dan Tantangan Eksternal
Meski menghadapi tekanan biaya dan tarif impor, Nestle menunjukkan kinerja yang relatif stabil pada kuartal ketiga tahun ini, dengan pertumbuhan internal riil sebesar 1,5 persen, jauh di atas ekspektasi analis sebesar 0,3 persen. Pencapaian ini memberi ruang bagi CEO baru untuk menegaskan strategi restrukturisasi tanpa mengorbankan prospek pertumbuhan jangka menengah.
Selain itu, perusahaan mempertahankan perkiraan untuk 2025 dengan harapan margin laba operasi perdagangan tetap berada di atas 16 persen, tidak termasuk biaya non-berulang tertentu, serta target jangka menengah minimal 17 persen. Meski demikian, manajemen menghadapi tekanan dari investor untuk mempercepat adaptasi strategi bisnis, seiring meningkatnya kesadaran konsumen akan kesehatan, keberlanjutan, dan kualitas produk.
Perusahaan Swiss ini juga baru-baru ini menghadapi gejolak manajerial yang cukup signifikan. Navratil menggantikan Laurent Freixe yang diberhentikan karena masalah etika, sementara mantan ketua Paul Bulcke mengundurkan diri lebih awal untuk memberi jalan bagi kepemimpinan baru. Transformasi kepemimpinan ini diharapkan membawa stabilitas internal dan memperkuat kredibilitas Nestle di mata investor dan pemangku kepentingan global.
Dampak terhadap Industri dan Masa Depan Nestle
PHK masal ini menandai salah satu langkah strategis terbesar dalam beberapa tahun terakhir bagi Nestle. Restrukturisasi yang terjadi tidak hanya berdampak pada tenaga kerja, tetapi juga menegaskan komitmen perusahaan untuk menyeimbangkan efisiensi biaya dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan pengelolaan yang tepat, langkah ini diharapkan memperkuat daya saing Nestle, meningkatkan produktivitas, dan memperkuat posisi perusahaan di pasar global yang semakin kompetitif.
Secara keseluruhan, Nestle berupaya menavigasi tantangan global dengan strategi yang berfokus pada efisiensi, inovasi produk, dan penguatan budaya kinerja tinggi. Langkah ini diharapkan memberi keuntungan jangka panjang bagi perusahaan, sambil tetap menjaga komitmen terhadap konsumen, investor, dan pasar internasional.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Jadwal Lengkap Kapal Pelni KM Lambelu Oktober November 2025
- 20 Oktober 2025
2.
ASDP Siapkan Layanan Maksimal Hadapi Libur Nataru 2025 2026
- 20 Oktober 2025
3.
Begini Cara Cek Nomor BPJS Kesehatan Melalui HP Mudah
- 20 Oktober 2025
4.
5.
Jasa Marga Perkuat Jalan Tol Jakarta-Cikampek Lewat Rekonstruksi
- 20 Oktober 2025