BMKG Prakiraan Hujan Lebat dan Suhu Tinggi 16 Oktober 2025

Kamis, 16 Oktober 2025 | 09:15:19 WIB
BMKG Prakiraan Hujan Lebat dan Suhu Tinggi 16 Oktober 2025

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem. 

Prakiraan terbaru menunjukkan hujan sedang hingga lebat berpotensi melanda berbagai wilayah di Indonesia pada hari Kamis, 16 Oktober 2025 ini.

Dalam informasi yang dirilis oleh BMKG, sejumlah daerah berisiko mengalami hujan disertai petir dan angin kencang. Wilayah-wilayah yang masuk dalam kategori tersebut antara lain Aceh, Medan, Padang, dan Jambi.

Bangka Belitung dan Bandar Lampung juga termasuk wilayah yang diprakirakan menerima curah hujan tinggi. Selain itu, Banten dan Jawa Barat diperkirakan akan terdampak hujan intensitas sedang hingga lebat.

Beberapa kota lainnya seperti Denpasar di Bali dan Kupang di Nusa Tenggara Timur (NTT) juga diprediksi menghadapi cuaca serupa. Tak ketinggalan, wilayah Papua Barat Daya juga masuk dalam daftar daerah yang diperkirakan diguyur hujan deras.

BMKG menekankan bahwa kondisi ini berpotensi menimbulkan gangguan aktivitas harian. Oleh sebab itu, masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi genangan, banjir, hingga pohon tumbang.

Suhu Panas Ekstrem Masih Terus Berlangsung

Selain hujan lebat yang mengancam beberapa wilayah, Indonesia juga tengah menghadapi cuaca panas yang signifikan. Dalam beberapa hari terakhir, BMKG mencatat suhu udara maksimum mencapai hingga 37,6°C di sejumlah daerah.

Kondisi suhu panas ini tak hanya terasa di siang hari, melainkan bisa bertahan hingga sore bahkan malam. BMKG menjelaskan bahwa suhu ekstrem ini merupakan akibat dari perpaduan beberapa faktor cuaca yang sedang terjadi.

Gerak semu matahari menjadi faktor utama penyebab meningkatnya suhu udara di banyak wilayah Indonesia. Selain itu, pengaruh Monsun Australia turut memperburuk kondisi tersebut dengan membawa massa udara kering.

Akibatnya, pembentukan awan menjadi sangat minim dan radiasi matahari mencapai permukaan bumi tanpa banyak hambatan. Hal ini membuat suhu udara terasa sangat panas, terutama di wilayah tengah dan selatan Indonesia.

BMKG Jelaskan Penyebab Cuaca Panas

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan lebih lanjut terkait penyebab utama cuaca panas ini. Menurutnya, pada bulan Oktober posisi gerak semu matahari berada di wilayah selatan ekuator.

Posisi tersebut menyebabkan intensitas penyinaran matahari meningkat di wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan. Daerah seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua mengalami peningkatan suhu secara signifikan.

“Posisi ini membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan, seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua, menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga cuaca terasa lebih panas di banyak wilayah Indonesia,” ujar Guswanto.

Selain faktor gerak semu matahari, penguatan angin timuran atau Monsun Australia juga menjadi penyebab cuaca panas. Massa udara kering dan hangat yang dibawa oleh monsun ini memperparah kondisi kekeringan udara di atmosfer.

Minimnya pembentukan awan menyebabkan sinar matahari langsung menyinari permukaan tanah. Radiasi matahari yang tidak tertahan membuat udara menjadi lebih kering dan panas di siang hari.

Wilayah-Wilayah yang Paling Terdampak Suhu Tinggi

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menyampaikan data yang menunjukkan penyebaran suhu tinggi di seluruh Indonesia. Berdasarkan pengamatan BMKG, suhu maksimum di atas 35°C meluas hampir ke seluruh penjuru nusantara.

Daerah-daerah yang paling terdampak mencakup sebagian besar wilayah Nusa Tenggara. Selain itu, Pulau Jawa dari bagian barat hingga timur juga mengalami lonjakan suhu signifikan.

Kalimantan bagian barat dan tengah, serta Sulawesi bagian selatan dan tenggara juga turut mengalami suhu tinggi. Bahkan, beberapa daerah di Papua mencatatkan suhu ekstrem yang berlangsung selama beberapa hari.

“BMKG mencatat pengamatan suhu maksimum mencapai di atas 35°C menyebar luas di seluruh wilayah Indonesia,” jelas Andri Ramdhani. Kondisi ini membuat masyarakat di wilayah tersebut merasa gerah dan mudah mengalami kelelahan.

Kendati cuaca panas mendominasi, BMKG menyebut masih ada potensi hujan lokal. Terutama pada sore hingga malam hari, hujan konvektif masih dapat terjadi di wilayah seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua.

Imbauan Kesehatan dan Kewaspadaan dari BMKG

Menghadapi kondisi cuaca yang ekstrem, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan. Langkah sederhana seperti mencukupi kebutuhan cairan tubuh sangat penting dilakukan agar tidak mengalami dehidrasi.

Masyarakat juga disarankan untuk membatasi aktivitas fisik di luar ruangan saat siang hari. Terutama antara pukul 11.00 hingga 15.00, sinar matahari sangat intens dan bisa berbahaya jika terpapar terlalu lama.

BMKG mengingatkan bahwa selain panas, potensi perubahan cuaca mendadak juga perlu diwaspadai. Hujan yang disertai petir dan angin kencang bisa datang secara tiba-tiba di sore atau malam hari.

“Tetap waspada terhadap potensi perubahan cuaca mendadak seperti hujan disertai petir dan angin kencang pada sore atau malam hari,” ujar Andri Ramdhani. Masyarakat diminta untuk terus memantau informasi terbaru melalui kanal resmi BMKG.

BMKG juga menyarankan penggunaan pelindung diri saat beraktivitas di luar ruangan. Topi, payung, dan tabir surya dapat membantu mengurangi paparan langsung sinar matahari.

Kesadaran dan kesiapan masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi dinamika cuaca saat ini. Dengan tetap memperhatikan informasi dan mengikuti arahan BMKG, risiko yang mungkin timbul akibat cuaca ekstrem dapat diminimalkan.

Terkini