Waskita Fim Perkasa Realti Lakukan Restrukturisasi Utang dengan BPR Intidana

Waskita Fim Perkasa Realti Lakukan Restrukturisasi Utang dengan BPR Intidana

JAKARTA - PT Waskita Fim Perkasa Realti (WFPR), cucu usaha dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) melalui PT Waskita Karya Realty (WKR), mengumumkan langkah strategis dalam upaya restrukturisasi utangnya dengan PT Bank Perekonomian Rakyat Intidana Sukses Makmur (BPR Intidana). Langkah ini diharapkan dapat memperkuat stabilitas keuangan perusahaan dalam menghadapi tantangan di industri konstruksi dan real estate.

Detail Kepemilikan dan Struktur Holding

Waskita Karya Realty merupakan anak perusahaan dari Waskita Karya dengan kepemilikan saham dominan sebesar 99,99%. Di bawah WKR, PT Waskita Fim Perkasa Realti memegang posisi sebagai anak perusahaan dengan porsi kepemilikan mencapai 90%. Ini menunjukkan seberapa besar pengaruh dan kontrol yang dimiliki Waskita Karya dalam kebijakan strategis di WFPR.

Kesepakatan Restrukturisasi Utang

Dalam langkah formalnya, WFPR dan BPR Intidana telah memperbaharui ikatan perjanjian sebelumnya dengan menandatangani Akta Perjanjian Kredit Notariil Nomor 171 yang ditandatangani pada 22 Desember 2022. Perjanjian ini mengalami perubahan signifikan dengan disepakatinya Perjanjian Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit Notariil Nomor 141 pada 23 Februari 2024, yang seluruhnya disusun di hadapan Notaris Rosida Rajagukguk Siregar di Kota Administrasi Jakarta Selatan. Kesepakatan tersebut mencakup fasilitas kredit berupa Kredit Modal Kerja – Demand Loan sebesar Rp5 miliar.

Perpanjangan Jangka Waktu Kredit

Dalam perjanjian terbaru yang ditandatangani pada 18 Februari 2025, WFPR dan Bank Intidana memutuskan untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas kredit yang sebelumnya berlaku hingga 18 Februari 2025. Dalam pembaharuan ini, masa berlaku diperpanjang selama 12 bulan, berakhir pada 18 Februari 2026. Ini adalah langkah yang dirancang untuk memberi kelonggaran lebih dalam pemanfaatan dana serta membantu WFPR dalam menata strategi keuangan ke depan.

Menurut pernyataan Ermy Puspa Yunita, selaku Sekretaris Perusahaan Waskita Karya, perubahan jangka waktu ini diharapkan memberikan dampak positif bagi kondisi keuangan WFPR. "Dengan dilakukannya perubahan jangka waktu ini diharapkan akan memberikan dampak yang baik bagi kondisi keuangan WFPR," ungkap Ermy dalam keterbukaan informasi yang dirilis pada Jumat, 21 Februari 2025.

Dampak dan Harapan Proyektif bagi Waskita Fim Perkasa Realti

Perubahan penting dalam perjanjian ini menegaskan komitmen WFPR untuk terus menjaga stabilitas operasional dan manajemen utangnya. Diharapkan, perpanjangan jangka waktu ini mampu memberikan ruang bagi perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan dana dan menjaga arus kas yang sehat.

Sebagai anak usaha dari salah satu perusahaan konstruksi terkemuka di Indonesia, WFPR dihadapkan pada harapan besar dari induknya, Waskita Karya, untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam sektor properti. Langkah restrukturisasi ini menjadi bagian dari upaya yang lebih luas oleh Waskita Karya dalam menyesuaikan strategi keuangan mereka, khususnya dalam memperlancar likuiditas di tengah berbagai tantangan yang dihadapi oleh industri konstruksi dan real estate saat ini.

Masa Depan Strategi Keuangan Waskita Karya

Ke depan, Waskita Karya dan seluruh jaringannya diharapkan dapat terus mendorong efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan utang. Sejalan dengan strategi yang diambil oleh WFPR, induk usaha juga berfungsi sebagai pusat komando dalam menghadapi perubahan ekonomi yang dinamis.

Dengan adanya restrukturisasi ini, Waskita Fim Perkasa Realti diharapkan dapat lebih fokus untuk mengembangkan proyek-proyek real estate yang potensial serta memperkuat posisi mereka di pasaran. Serta, langkah ini dapat menjaga kepercayaan dan hubungan baik dengan mitra perbankan seperti BPR Intidana, yang menjadi pilar penting dalam pembiayaan proyek-proyek pembangunan di masa depan.

Dengan langkah-langkah strategis yang diambil, baik Waskita Karya maupun anak usahanya terus menunjukkan ketahanan dan adaptasi dalam menghadapi kondisi pasar yang fluktuatif, sembari terus berupaya menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham dan stakeholders lainnya.