BI Laporkan Capital Outflow Rp16,61 Triliun, Pasar Keuangan Domestik Alami Tekanan
- Minggu, 19 Oktober 2025

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa terjadi aliran modal asing keluar (capital outflow) senilai Rp16,61 triliun dalam kurun waktu 13 hingga 16 Oktober 2025. Kondisi ini menandakan adanya tekanan pada sentimen investor global terhadap aset keuangan domestik menjelang akhir tahun.
Dana Asing Keluar dari Saham, SBN, dan SRBI
Menurut data BI, arus keluar dana asing terjadi di tiga instrumen utama, yakni pasar saham, Surat Berharga Negara (SBN), dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Baca Juga
“Dana asing tercatat keluar atau nonresiden jual neto dari pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN), dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Terdiri dari jual neto sebesar Rp1,09 triliun di pasar saham, Rp11,90 triliun di pasar SBN, dan Rp3,62 triliun di SRBI,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso
Dengan nilai total tersebut, BI mencatat bahwa tekanan arus keluar modal masih terjadi secara simultan di seluruh segmen pasar, meski dalam proporsi yang berbeda.
Premi Risiko Investasi Indonesia Menguat
Perkembangan arus modal asing itu turut berdampak pada meningkatnya premi risiko investasi di Indonesia, yang tercermin dari kenaikan Credit Default Swap (CDS) tenor lima tahun.
“Adapun seiring dengan masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan dalam negeri, premi risiko investasi di Indonesia tercatat meningkat. Ini terlihat dari premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 16 Oktober 2025 sebesar 80,85 bps, naik dibanding dengan 10 Oktober 2025 sebesar 80,27 bps,” ungkap Denny.
Kenaikan CDS ini menunjukkan peningkatan persepsi risiko dari investor terhadap perekonomian nasional, meskipun masih dalam batas yang relatif terkendali jika dibandingkan dengan rata-rata negara berkembang lainnya di kawasan Asia.
Tren Sepanjang Tahun Masih Didominasi Tekanan Modal Asing
Lebih lanjut, BI juga melaporkan bahwa sepanjang tahun berjalan 2025 (year-to-date) hingga 16 Oktober 2025, aliran modal asing masih menunjukkan tren jual bersih (net sell) di sebagian besar instrumen pasar keuangan.
“Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 16 Oktober 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp51,24 triliun di pasar saham dan Rp132,75 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp17,28 triliun di pasar SBN,” papar Denny.
Angka tersebut menunjukkan bahwa pasar surat utang negara (SBN) masih menjadi satu-satunya segmen yang mencatatkan pembelian bersih oleh investor asing, sementara dua sektor lainnya masih mengalami tekanan jual.
Bank Indonesia Perkuat Kebijakan untuk Jaga Stabilitas Ekonomi
Menanggapi kondisi tersebut, Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan lembaga otoritas keuangan lainnya.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” kata Denny.
Langkah-langkah tersebut mencakup penguatan instrumen moneter, pengelolaan likuiditas valas, serta stabilisasi nilai tukar rupiah agar tetap sejalan dengan fundamental ekonomi nasional. BI juga menjaga agar suku bunga kebijakan tetap responsif terhadap dinamika global, terutama dalam merespons perubahan arah kebijakan moneter negara maju.
Tekanan Global Jadi Faktor Utama Capital Outflow
Tekanan arus modal keluar ini tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di beberapa negara berkembang lain. Faktor eksternal seperti kebijakan suku bunga tinggi di Amerika Serikat (AS), penguatan dolar AS, serta ketidakpastian geopolitik global mendorong investor global untuk melakukan reposisi portofolio mereka ke aset yang dianggap lebih aman.
Dalam konteks ini, kondisi pasar domestik turut terpengaruh oleh volatilitas global. Meski demikian, otoritas moneter menilai fundamental ekonomi Indonesia masih solid, ditandai dengan inflasi yang terjaga rendah, cadangan devisa kuat, dan neraca pembayaran yang relatif stabil.
BI juga menilai bahwa tekanan modal keluar bersifat sementara dan masih dalam batas yang wajar, mengingat prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang positif di kuartal IV 2025.
Kinerja Rupiah dan Pasar Keuangan Tetap Terkendali
Walau terdapat arus keluar modal asing, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih terjaga dalam kisaran stabil. Fluktuasi harian yang terjadi lebih disebabkan oleh dinamika eksternal dan aktivitas investor jangka pendek.
Bank Indonesia juga terus melakukan intervensi ganda di pasar valas dan SBN untuk menjaga kestabilan nilai tukar. Langkah ini dilakukan agar volatilitas pasar tidak berdampak luas terhadap kegiatan ekonomi riil di dalam negeri.
Dengan koordinasi yang kuat antara BI, Kementerian Keuangan, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pemerintah optimistis tekanan jangka pendek ini dapat diatasi tanpa mengganggu momentum pertumbuhan ekonomi.
Optimisme terhadap Pemulihan Pasar Keuangan
Meski capital outflow masih berlangsung, BI tetap memandang bahwa prospek investasi di Indonesia dalam jangka menengah tetap menarik. Peningkatan aktivitas investasi, konsumsi domestik yang kuat, dan realisasi proyek strategis nasional diharapkan menjadi penopang bagi pasar keuangan Indonesia ke depan.
Selain itu, BI terus mendorong pendalaman pasar keuangan domestik agar lebih tahan terhadap guncangan eksternal. Upaya ini meliputi penguatan instrumen SRBI dan pengembangan pasar uang antarbank untuk meningkatkan likuiditas dan efisiensi sistem keuangan.
Dengan bauran kebijakan yang terukur, BI berharap stabilitas makroekonomi nasional dapat tetap terjaga di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian.
Laporan capital outflow senilai Rp16,61 triliun pada pertengahan Oktober 2025 menjadi pengingat bahwa stabilitas pasar keuangan membutuhkan kewaspadaan dan sinergi kebijakan yang berkelanjutan. Namun, di sisi lain, indikator makroekonomi Indonesia masih menunjukkan daya tahan yang baik.
Dengan strategi bauran kebijakan yang adaptif, koordinasi lintas sektor, serta optimisme terhadap pemulihan ekonomi global, Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk menjaga ketahanan eksternal dan memastikan stabilitas sistem keuangan nasional tetap terjaga.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Harga Emas Pegadaian Selasa, 21 Oktober 2025, Cek Rinciannya
- 21 Oktober 2025
2.
Daftar Sekarang! Lowongan Relationship Manager di BRI
- 21 Oktober 2025
3.
KUR BCA 2025: Cara, Syarat, dan Simulasi Angsuran Pinjaman
- 21 Oktober 2025
4.
BTN Jadi Bank Utama Penyalur KPR Subsidi Nasional
- 21 Oktober 2025