Proyek PLTP Hululais Masih Tunggu Persetujuan Danantara, ESDM Ungkap Kendalanya
- Rabu, 15 Oktober 2025

JAKARTA - Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Hululais dengan kapasitas 110 megawatt (MW) di Kabupaten Lebong, Bengkulu, hingga kini belum beranjak ke tahap konstruksi.
Proyek strategis tersebut masih menunggu persetujuan dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), lembaga baru yang menaungi investasi berbagai BUMN energi.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menjelaskan bahwa PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) saat ini masih dalam proses menunggu “lampu hijau” dari Danantara sebelum dapat melanjutkan pembangunan proyek PLTP tersebut.
Baca JugaESDM Tegaskan Tak Ada Lelang Proyek Panas Bumi di Gunung Lawu
Menurut Eniya, keberadaan Danantara sebagai induk investasi BUMN sektor energi menuntut adanya penyesuaian administratif dan mekanisme baru dalam pengelolaan proyek strategis nasional. Kondisi inilah yang disebut menjadi salah satu faktor lambatnya kemajuan PLTP Hululais.
“Kan itu (Danantara) induk, jadi holding kan, sehingga administrasinya juga harus melibatkan Danantara. Karena masalah investasi, berarti dia Head of Investment atau apa itu ya, assessment atau agreement,” ujar Eniya.
Ia menambahkan bahwa seluruh proyek besar yang dijalankan BUMN, termasuk PLN, kini harus melewati proses penilaian dan persetujuan di tingkat Danantara untuk memastikan kesesuaian dengan arah investasi nasional yang terintegrasi.
Pertamina Selesai Pengeboran, Infrastruktur PLN Masih Menunggu
Meskipun pengembangan proyek Hululais belum bergerak ke tahap konstruksi, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) disebut telah menyelesaikan tahapan pengeboran sumur panas bumi di wilayah kerja panas bumi (WKP) Hululais. Sayangnya, infrastruktur PLTP dari pihak PLN belum juga dibangun, sehingga proyek masih tertahan di tahap administrasi.
“Hululais lagi dibahas, itu PLN kelamaan,” ungkap Eniya menegaskan.
“Betul (sudah siap dari Pertamina), dan itu kalau tidak salah juga melibatkan investor Jepang,” tambahnya.
Dengan potensi energi panas bumi yang besar di Bengkulu, pemerintah berharap agar proyek ini dapat segera terealisasi. Terlebih, proyek tersebut sudah masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034, yang memprioritaskan pengembangan energi bersih dan terbarukan di wilayah Sumatra.
PLN Targetkan Operasi Komersial pada 2028
Pihak PLN melalui Executive Vice President Panas Bumi, John Y.S. Rembet, menyatakan bahwa proyek PLTP Hululais saat ini sedang dalam proses menuju tahap konstruksi. Ia optimistis pembangkit ini dapat mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2028 mendatang.
Dalam keterangan tertulisnya, John menjelaskan bahwa proyek Hululais merupakan bagian penting dari rencana PLN untuk memperkuat sistem kelistrikan di Sumatra sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah Bengkulu melalui pengembangan energi bersih.
“Bengkulu dikaruniai potensi panas bumi yang sangat melimpah. Dalam RUPTL 2025–2034, terdapat dua pembangunan utama yang tengah dikembangkan PLN, yaitu PLTP Hululais dengan kapasitas 2×55 MW dan PLTP Kepahiang dengan kapasitas 2×55 MW,” jelas John.
Ia menegaskan bahwa pemanfaatan panas bumi menjadi salah satu pilar utama transformasi energi bersih nasional. Dengan cadangan panas bumi yang besar di Bengkulu, proyek PLTP Hululais diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi baru di wilayah barat Indonesia.
Selain menambah pasokan listrik ramah lingkungan, pengoperasian PLTP ini akan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil sekaligus menurunkan emisi karbon dari sektor kelistrikan.
Dukungan Pemerintah Daerah untuk Energi Bersih Berkelanjutan
Pemerintah Provinsi Bengkulu menyambut baik pembangunan PLTP Hululais sebagai bagian dari transisi menuju energi bersih. Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, menegaskan bahwa proyek ini sejalan dengan arah pembangunan daerah yang mengedepankan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
“Kami mendukung penuh pembangunan ini dan berharap agar setiap tahapan dilakukan dengan aman, sesuai prosedur, dan memperhatikan kepentingan masyarakat. Dengan demikian, pembangunan ini bisa memajukan daerah dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat Bengkulu,” ujar Helmi.
Dukungan ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah melihat proyek PLTP bukan sekadar proyek energi, melainkan investasi jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. Dengan pengelolaan yang tepat, PLTP Hululais diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan akses listrik, dan memperkuat daya saing daerah dalam sektor energi hijau.
Keberhasilan proyek ini juga menjadi tolok ukur bagi implementasi kebijakan energi baru terbarukan di Indonesia, yang menargetkan peningkatan bauran energi bersih hingga 23 persen pada 2025.
Jika seluruh proses administrasi dengan Danantara selesai dan konstruksi berjalan sesuai rencana, PLTP Hululais dapat menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemandirian energi hijau dan pembangunan berkelanjutan.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Cara Alami dan Efektif Membuat Rumah Tetap Dingin Saat Cuaca Ekstrem
- Rabu, 15 Oktober 2025
Berita Lainnya
Industri Hotel Krisis Pasar, PHRI Nilai Kenaikan Upah 2026 Sulit Terwujud
- Rabu, 15 Oktober 2025
Sinergi Tiga Kementerian Dorong Penguatan Infrastruktur Pesantren Nasional
- Rabu, 15 Oktober 2025