
JAKARTA - Di tengah akselerasi transisi energi dan upaya menjaga ketahanan pasokan energi nasional, gas alam diproyeksikan menjadi salah satu tulang punggung utama sistem energi Indonesia.
Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) sekaligus Vice Chairman Indonesian Gas Society (IGS), Rakhmad Dewanto, menegaskan pentingnya memperkuat rantai pasok gas nasional untuk mendukung stabilitas energi, terutama di sektor kelistrikan.
Pernyataan tersebut disampaikan Rakhmad dalam Rystad Energy APAC Annual Summit 2025 yang berlangsung di Singapura. Ia menilai, dalam beberapa tahun mendatang, peran gas alam dan LNG (Liquefied Natural Gas) akan semakin strategis, tidak hanya sebagai energi transisi menuju era energi bersih, tetapi juga sebagai penyeimbang dan pelengkap energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.
Baca Juga
“Dengan semakin bertambahnya pembangkit renewable, pembangkit gas akan bertambah pula, tidak hanya sebagai energi transisi namun menjadi energi pelengkap terutama untuk PLTS dan PLTB,” ujar Rakhmad.
Dalam proyeksinya, kebutuhan energi nasional akan terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi. Dalam lima tahun ke depan, kebutuhan energi Indonesia diperkirakan tumbuh 2,3 persen per tahun, dengan pertumbuhan sektor kelistrikan yang lebih pesat yakni mencapai 5,4 persen per tahun.
Bagi Rakhmad, menjaga energy security (ketahanan energi) dan energy sustainability (keberlanjutan energi) merupakan dua hal yang harus berjalan beriringan. Karena itu, Indonesia harus mengoptimalkan beragam sumber energi — baik batu bara, gas/LNG, maupun energi terbarukan — untuk memastikan pasokan yang stabil dan terjangkau di seluruh wilayah.
Kebutuhan LNG Terus Naik, Dorong Perekonomian Nasional
Gas alam cair atau LNG kini menjadi faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, terutama melalui sektor kelistrikan. Rakhmad menjelaskan bahwa permintaan LNG di Indonesia menunjukkan tren peningkatan signifikan dari tahun ke tahun.
“LNG akan semakin berperan dalam mendorong perekonomian di Indonesia terutama di sektor kelistrikan,” ungkapnya.
Data PLN EPI menunjukkan, pada tahun 2022 kebutuhan LNG tercatat sebanyak 61 kargo, sedangkan pada tahun 2025 naik menjadi 90 kargo, dan diproyeksikan kembali meningkat menjadi 104 kargo pada tahun depan. Kenaikan ini menunjukkan betapa pentingnya gas dalam menjaga keandalan sistem kelistrikan nasional, khususnya saat kapasitas pembangkit berbasis energi terbarukan meningkat.
Selain peran vital dalam pembangkitan listrik, harga gas dan LNG untuk sektor kelistrikan di Indonesia juga dinilai kompetitif dibandingkan harga internasional. Faktor ini membuat Indonesia tidak hanya berperan sebagai negara pengekspor gas, tetapi juga sebagai salah satu konsumen gas terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Menurut Rakhmad, kondisi harga yang kompetitif tersebut menjadi fondasi kuat untuk memperluas industri gas domestik, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam mewujudkan ketahanan energi (energy security) dan keberlanjutan energi (energy sustainability) di tengah dinamika pasar global.
PLN EPI Genjot Infrastruktur LNG dan Kolaborasi Regional
Untuk memastikan rantai pasok gas yang handal, PLN Energi Primer Indonesia kini sedang memperkuat infrastruktur LNG nasional. Melalui pengembangan proyek midstream LNG, perusahaan ini menargetkan peningkatan signifikan dalam kapasitas penyimpanan dan regasifikasi.
Proyek tersebut akan meningkatkan kapasitas penyimpanan LNG dari 700 ribu meter kubik menjadi 1,2 juta meter kubik, serta kapasitas regasifikasi dari 1.300 MMSCFD menjadi 3.850 MMSCFD.
“Infrastruktur LNG yang saat ini dibangun terutama di kawasan timur Indonesia diharapkan mampu membuka pasar gas baru, sekaligus memperkuat ketahanan energi dan mengurangi emisi, mengingat cadangan gas nasional masih melimpah,” jelas Rakhmad.
Langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendistribusikan energi secara merata ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah terpencil yang selama ini sulit dijangkau jaringan energi konvensional.
Lebih jauh, Rakhmad menilai bahwa kerja sama lintas negara di kawasan Asia Tenggara akan menjadi kunci untuk memperkuat rantai pasok gas dan LNG. Kolaborasi ini tidak hanya dapat dilakukan melalui kontrak jual beli antarnegara, tetapi juga melalui pengembangan infrastruktur bersama yang mendukung efisiensi pasokan energi kawasan.
“Potensi kerja sama di kawasan Asia Tenggara sangat besar untuk mendukung energy security regional, baik melalui kolaborasi kontrak jual beli maupun pengembangan infrastruktur gas dan LNG bersama,” ujarnya.
Melalui sinergi ini, Indonesia diharapkan dapat mengambil posisi strategis sebagai hub energi kawasan, memanfaatkan letak geografis dan cadangan gas yang masih besar untuk memenuhi kebutuhan regional.
Gas: Pilar Transisi Menuju Energi Bersih
Peran gas alam kini tak lagi sebatas energi transisi, tetapi telah berkembang menjadi pilar utama dalam sistem energi masa depan. Dengan keandalan tinggi, emisi karbon lebih rendah dibandingkan batu bara, serta fleksibilitas untuk menopang sistem kelistrikan berbasis energi terbarukan, gas menjadi bagian penting dari strategi menuju net zero emission Indonesia.
Rakhmad menegaskan bahwa keberhasilan Indonesia dalam mengelola rantai pasok gas akan menentukan sejauh mana ketahanan dan keberlanjutan energi nasional dapat dicapai. Melalui kombinasi antara investasi infrastruktur, kolaborasi regional, serta kebijakan harga yang kompetitif, gas diharapkan mampu menjadi penopang ekonomi sekaligus penjaga stabilitas energi nasional di era transisi global.
Gas alam, melalui rantai pasok yang kuat dan terintegrasi, tengah mengambil peran penting dalam peta energi Indonesia. PLN EPI menjadi salah satu garda depan dalam memperkuat ekosistem tersebut, memastikan bahwa energi bersih dan terjangkau dapat dinikmati masyarakat secara luas.
Dengan meningkatnya kebutuhan LNG, pembangunan infrastruktur, dan kerja sama regional, Indonesia berada di jalur yang tepat menuju ketahanan energi yang berkelanjutan — di mana gas tidak hanya menjadi jembatan, tetapi juga fondasi menuju masa depan energi yang lebih hijau.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Transformasi Digital Dorong Pertumbuhan Investasi Saham
- 14 Oktober 2025
2.
Longsor Tambang Freeport Picu Potensi Hentikan Operasi Smelter
- 14 Oktober 2025
3.
Harga Saham BCA Diskon, Investor Bisa Manfaatkan Momentum
- 14 Oktober 2025
4.
Formosa Ingredient (BOBA) Siapkan Dividen Interim Rp 2,31 Miliar
- 14 Oktober 2025