Senin, 13 Oktober 2025

Rekor IHSG 2025, 10 Saham Ini Jadi Buruan Asing

Rekor IHSG 2025, 10 Saham Ini Jadi Buruan Asing
Rekor IHSG 2025, 10 Saham Ini Jadi Buruan Asing

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan rekor penutupan tertinggi pada Jumat, 10 Oktober 2025, ditutup naik tipis 0,08% atau 6,92 poin ke posisi 8.257,86.

Kenaikan ini dipengaruhi oleh sentimen positif pada sejumlah saham unggulan yang berhasil menopang indeks, meskipun saham big caps perbankan seperti BBRI (-3,27%), BBCA (-1,99%), dan BMRI (-3,19%) memberikan tekanan pada pergerakan IHSG.

Fenomena menarik terjadi di tengah rekor IHSG, di mana investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih signifikan. Mengutip data dari RTI Business, sepanjang pekan lalu, net foreign buy mencapai Rp2,68 triliun di seluruh pasar, dengan Rp2,65 triliun terjadi di pasar reguler dan Rp5,34 miliar di pasar negosiasi dan tunai. Aktivitas ini menunjukkan kepercayaan investor global terhadap potensi pasar saham Indonesia meskipun menghadapi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global.

Baca Juga

Menkeu Purbaya Targetkan Rasio Pajak Naik 12 Persen

Aktivitas Saham dan Nilai Transaksi

Pada perdagangan hari ini, tercatat sebanyak 338 saham naik, 331 saham turun, dan 133 saham tidak bergerak. Nilai transaksi masih tinggi, mencapai Rp24,06 triliun, dengan volume 47,76 miliar saham yang diperdagangkan dalam 2,45 juta kali transaksi. 

Volume dan nilai transaksi yang besar ini menegaskan minat investor, terutama asing, terhadap saham-saham tertentu yang dianggap memiliki fundamental kuat dan potensi pertumbuhan jangka panjang.

Sektor-sektor yang menjadi favorit asing terlihat jelas dari daftar saham yang mengalami net foreign buy tinggi. Saham-saham unggulan tersebut meliputi:

NoSahamNet Buy Asing
1PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)Rp337,6 miliar
2PT Astra International Tbk (ASII)Rp244,7 miliar
3PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)Rp235,7 miliar
4PT Barito Pacific Tbk (BRPT)Rp223,3 miliar
5PT Timah Tbk (TINS)Rp160,7 miliar
6PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)Rp152,9 miliar
7PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)Rp96,3 miliar
8PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)Rp96 miliar
9PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)Rp77,3 miliar
10PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)Rp58,1 miliar

Dari daftar tersebut, terlihat bahwa sektor teknologi, energi, pertambangan, dan farmasi menjadi primadona. PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) menempati posisi teratas dengan net buy asing Rp337,6 miliar, menunjukkan minat investor global terhadap saham-saham teknologi yang menjanjikan pertumbuhan digital jangka panjang.

Sektor Energi dan Pertambangan Masih Menarik

Investor asing juga menaruh perhatian besar pada saham energi dan pertambangan, terlihat dari aksi beli di PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Timah Tbk (TINS), hingga PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Alasan utama adalah meningkatnya permintaan global terhadap komoditas, terutama nikel dan batubara, yang menjadi bahan baku penting bagi industri kendaraan listrik dan energi baru terbarukan.

Sementara itu, saham farmasi seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menjadi pilihan defensif, mengingat sektor ini relatif stabil dan memiliki permintaan yang konsisten, bahkan di tengah fluktuasi pasar global.

Analisis Tren IHSG dan Strategi Investor Ritel

Meskipun IHSG mencatat rekor penutupan tertinggi, pelaku pasar harus tetap waspada terhadap volatilitas jangka pendek. Tekanan pada saham big caps perbankan dapat mempengaruhi tren harian, namun fokus investor asing pada saham-saham fundamental menunjukkan bahwa momentum pertumbuhan jangka panjang masih terjaga.

Bagi investor ritel yang ingin meniru langkah asing, strategi yang disarankan adalah memilih saham dengan fundamental kuat, pertumbuhan laba stabil, dan potensi sektor yang masih berkembang. Saham-saham seperti WIFI, ASII, dan ANTM bisa menjadi pilihan untuk portofolio jangka menengah hingga panjang. Sementara sektor defensif seperti farmasi (KLBF) bisa dimanfaatkan untuk menyeimbangkan risiko.

Selain itu, memantau volume transaksi, net foreign buy, dan sentimen global menjadi kunci untuk menilai pergerakan saham di tengah fluktuasi pasar. Investor juga dianjurkan menggunakan analisis teknikal sederhana untuk menentukan momen masuk dan keluar saham, agar investasi lebih terukur dan mengurangi risiko.

Rekor IHSG mencerminkan optimisme pasar saham Indonesia, namun di balik angka penutupan tertinggi, aksi beli asing memberikan sinyal penting bagi investor ritel. Sektor teknologi, energi, pertambangan, dan farmasi menjadi favorit, menunjukkan arah pertumbuhan pasar jangka panjang. Investor ritel yang cermat dapat memanfaatkan momentum ini dengan strategi portofolio yang bijak, menggabungkan saham pertumbuhan dan defensif untuk memaksimalkan potensi keuntungan.

Dengan memahami perilaku investor asing dan tren sektor, pelaku pasar domestik bisa mengambil keputusan investasi lebih tepat, sekaligus mengikuti arah pergerakan IHSG yang masih berpotensi mencatat rekor baru.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Rupiah Melemah, Cek Kurs Dolar Hari Ini di BCA, BRI, Mandiri, BNI

Rupiah Melemah, Cek Kurs Dolar Hari Ini di BCA, BRI, Mandiri, BNI

Menkeu Purbaya Pastikan Harga Rokok Tidak Naik Tahun Depan

Menkeu Purbaya Pastikan Harga Rokok Tidak Naik Tahun Depan

Top 5 Rekomendasi Aplikasi Saham Terbaik 2025 untuk Investor Pemula

Top 5 Rekomendasi Aplikasi Saham Terbaik 2025 untuk Investor Pemula

Bale by BTN, Solusi Digital Andalan untuk Raih Dana Murah

Bale by BTN, Solusi Digital Andalan untuk Raih Dana Murah

OJK Terapkan Pengawasan Khusus Enam Perusahaan Asuransi 2025

OJK Terapkan Pengawasan Khusus Enam Perusahaan Asuransi 2025