Senin, 13 Oktober 2025

MenPPPA Berikan Dukungan Psikososial Anak Korban Kebakaran

MenPPPA Berikan Dukungan Psikososial Anak Korban Kebakaran
MenPPPA Berikan Dukungan Psikososial Anak Korban Kebakaran

JAKARTA - Kebakaran besar yang terjadi di wilayah Pengadegan Timur, Jakarta Selatan, memberikan dampak signifikan bagi ratusan warga setempat. 

Anak-anak dan perempuan menjadi kelompok yang paling rentan mengalami trauma dan kesulitan akibat musibah tersebut.

Menyadari hal ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA) Arifah Fauzi hadir langsung di lokasi kebakaran untuk memberikan perhatian khusus dan dukungan psikososial kepada para korban, khususnya anak-anak yang terdampak.

Baca Juga

Ferrari Elettrica: Membuka Era Baru Mobil Listrik Performa Mewah

Kehadiran MenPPPA di posko pengungsian, tidak hanya sebatas kunjungan formal, melainkan juga berinteraksi langsung dan bermain dengan anak-anak pengungsi. Kegiatan ini bertujuan menghibur sekaligus membantu mereka melepaskan tekanan psikologis akibat trauma kebakaran yang dialami. 

“Kami melakukan koordinasi intens dengan Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) Provinsi DKI Jakarta dalam memberikan pelayanan terhadap perempuan dan anak yang terdampak kejadian kebakaran ini,” ujar Arifah.

Pentingnya Dukungan Psikososial dan Trauma Healing

Langkah penanganan pasca kebakaran tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan fisik seperti tempat tinggal dan bantuan logistik, tetapi juga penanganan dampak psikologis yang muncul pada korban, terutama anak-anak dan perempuan yang merupakan kelompok rentan. 

MenPPPA menegaskan bahwa dukungan psikososial dan trauma healing menjadi aspek utama dalam proses pemulihan.

“Hari ini kami hadir untuk menyapa warga, terutama anak-anak, agar mereka merasa terhibur. Selanjutnya, bersama DPPAPP DKI Jakarta dan Pusat Pelayanan Keluarga (Puspaga) akan melakukan trauma healing bagi anak-anak dan perempuan agar mereka dapat kembali menjalankan aktivitas sehari-hari,” ujarnya.

Program trauma healing ini diharapkan dapat membantu anak-anak dan perempuan yang terdampak untuk mengatasi rasa takut, cemas, dan stres akibat kebakaran, sehingga mereka dapat beradaptasi kembali dalam kehidupan normal dengan kondisi psikologis yang lebih sehat.

Data Korban dan Pendataan Khusus Kelompok Rentan

Berdasarkan data sementara yang dikumpulkan di posko pengungsian, kebakaran di Pengadegan Timur telah memengaruhi 31 kepala keluarga dengan total 98 jiwa. Dari jumlah tersebut, terdapat 32 perempuan dewasa dan 32 anak-anak yang terdampak, termasuk dua balita. 

Jumlah korban ini masih terus didata secara rinci oleh Pemerintah Kelurahan Pengadegan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.

Pendataan ini tidak hanya menghitung jumlah korban, melainkan juga memfokuskan pada pengidentifikasian kebutuhan spesifik kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas. Data yang terpilah tersebut menjadi dasar penting untuk memastikan penyaluran bantuan yang tepat sasaran dan efektif.

“Kami mengapresiasi adanya data terpilah karena hal ini memastikan bahwa bantuan dan layanan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kelompok, sehingga diberikan secara tepat sasaran,” ujar MenPPPA Arifah Fauzi menegaskan.

Bantuan Paket Spesifik untuk Perempuan dan Anak

Sebagai langkah awal, KemenPPPA menyerahkan paket bantuan spesifik bagi perempuan dan anak-anak yang terdampak kebakaran di Pengadegan Timur. 

Paket bantuan tersebut dirancang berbeda sesuai kelompok usia anak, yaitu paket untuk anak usia 1–4 tahun, 5–12 tahun, dan 13–17 tahun. Hal ini dilakukan agar bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang dan kondisi psikologis masing-masing kelompok usia.

Paket bantuan untuk anak-anak berisi perlengkapan dasar, kebutuhan gizi, serta materi edukatif yang dapat membantu mereka tetap aktif dan belajar selama masa pengungsian. Sementara itu, paket untuk perempuan fokus pada kebutuhan perlindungan dan kesehatan, termasuk perlengkapan kebersihan dan keamanan.

Koordinasi dan Kolaborasi Antarlembaga

Penanganan pasca kebakaran ini melibatkan berbagai pihak dan lembaga, baik pemerintah daerah maupun pusat. KemenPPPA bekerja sama secara intensif dengan DPPAPP Provinsi DKI Jakarta, BPBD, dan Puspaga dalam memberikan layanan terpadu kepada para korban. 

Kerjasama ini memastikan penanganan yang holistik, mulai dari kebutuhan fisik, psikologis, hingga perlindungan hukum dan sosial.

Koordinasi intensif ini menjadi kunci keberhasilan dalam merespons bencana dengan cepat dan tepat. Selain itu, kolaborasi ini juga bertujuan membangun kesiapsiagaan komunitas agar dapat menghadapi risiko bencana di masa mendatang.

Pentingnya Perlindungan Anak dan Perempuan di Masa Krisis

Kebakaran merupakan salah satu jenis bencana yang bisa memicu trauma mendalam, khususnya bagi anak-anak dan perempuan. 

Kedua kelompok ini memiliki kerentanan yang lebih tinggi terhadap dampak negatif bencana, termasuk risiko kekerasan, pelecehan, dan masalah kesehatan mental.

MenPPPA menegaskan bahwa perlindungan perempuan dan anak harus menjadi prioritas utama dalam setiap respons bencana. 

“Peran pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak dan perempuan yang sedang menghadapi masa sulit akibat kebakaran,” tambah Arifah Fauzi.

Upaya Pemulihan Jangka Panjang

Selain dukungan psikososial jangka pendek, KemenPPPA bersama mitra juga merencanakan program pemulihan jangka panjang yang fokus pada penguatan kapasitas anak-anak dan perempuan korban kebakaran agar dapat bangkit kembali dan melanjutkan kehidupan normal.

Program-program tersebut mencakup pelatihan keterampilan, dukungan pendidikan, dan pendampingan sosial. Langkah-langkah ini bertujuan membantu mereka untuk tidak hanya pulih dari trauma, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara berkelanjutan.

Kebakaran di Pengadegan Timur menjadi pengingat bagi semua pihak tentang pentingnya kesiapsiagaan dan perlindungan bagi kelompok rentan di saat bencana. 

Kehadiran MenPPPA dan dukungan konkret yang diberikan menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan tidak ada korban, terutama anak-anak dan perempuan, yang terlupakan dalam proses pemulihan.

Dengan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, diharapkan pemulihan pasca bencana dapat berjalan efektif, membawa harapan baru bagi korban untuk kembali menjalani hidup dengan lebih baik dan aman.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

BRIN Dorong Terobosan Imunoterapi untuk Pengobatan Kanker

BRIN Dorong Terobosan Imunoterapi untuk Pengobatan Kanker

Industri Otomotif Nasional Kokoh, Toyota Cetak Rekor Ekspor

Industri Otomotif Nasional Kokoh, Toyota Cetak Rekor Ekspor

50 Proyek Tol Masuk Daftar Prioritas Pemerintah 2025

50 Proyek Tol Masuk Daftar Prioritas Pemerintah 2025

ESDM Dorong Hemat Energi 110 Gedung, Turunkan Emisi Signifikan

ESDM Dorong Hemat Energi 110 Gedung, Turunkan Emisi Signifikan

Inovasi Kementerian Imipas Tingkatkan Produktivitas Lahan Lapas

Inovasi Kementerian Imipas Tingkatkan Produktivitas Lahan Lapas