Pendampingan Ekspor UMKM Jadi Fokus Utama Kementerian Perdagangan

Senin, 20 Oktober 2025 | 09:55:39 WIB
Pendampingan Ekspor UMKM Jadi Fokus Utama Kementerian Perdagangan

JAKARTA - Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus menunjukkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Keberhasilan UMKM dalam menembus pasar ekspor semakin nyata dengan capaian transaksi sebesar Rp 7,8 triliun pada Trade Expo Indonesia (TEI) 2025. 

Pencapaian ini tidak hanya menjadi bukti bahwa produk-produk lokal memiliki daya saing di tingkat internasional, tetapi juga menjadi titik awal bagi pemerintah untuk memberikan dukungan lebih intensif agar UMKM dapat naik kelas dan bertahan dalam persaingan global.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan bahwa capaian transaksi tersebut bukan akhir dari perjuangan, melainkan langkah awal dalam rangka memperkuat posisi UMKM melalui program pendampingan ekspor. 

Komitmen pemerintah untuk meningkatkan daya saing UMKM akan diwujudkan dalam berbagai program pelatihan, monitoring, dan pembinaan berkelanjutan.

Program Pendampingan sebagai Kunci Keberhasilan

Budi Santoso menegaskan, “Selamat kepada para UMKM, kita mempunyai komitmen terus untuk meningkatkan ekspor dari rekan-rekan UMKM.” 

Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemerintah sadar akan tantangan yang dihadapi UMKM dalam memasuki pasar internasional. 

Oleh karena itu, Kemendag tidak hanya mendorong transaksi, tetapi juga memfokuskan diri pada pendampingan agar UMKM mampu memenuhi standar pasar luar negeri dan menjaga kontinuitas pengiriman produk.

Pendampingan tersebut meliputi bimbingan teknis terkait proses ekspor, pembinaan pengelolaan usaha, hingga pemantauan pelaksanaan kerja sama dagang. 

Menurut Mendag, sering kali pengiriman perdana berjalan lancar, namun pengiriman berikutnya mengalami masalah yang bisa mengancam kelangsungan kerja sama bisnis.

“Kami terus akan melakukan pemantauan terutama kepada teman-teman UMKM. Terkadang kalau pengiriman pertama masih bagus, kedua kadang-kadang kurang bagus, ketiga dan seterusnya kurang bagus. Itu jangan sampai terjadi,” jelasnya. 

Dengan pengawasan yang ketat dan pendampingan berkelanjutan, diharapkan kualitas produk dan layanan UMKM tetap terjaga sehingga hubungan dagang dapat berlangsung dengan baik.

Business Matching Sebagai Gerbang Pasar Internasional

Sebelum pelaksanaan Trade Expo Indonesia 2025, Kemendag telah melakukan berbagai kegiatan business matching untuk mempertemukan pelaku UMKM dengan pembeli dari berbagai negara. 

Inisiatif ini bertujuan membuka akses pasar yang lebih luas dan membangun jaringan bisnis internasional.

Business matching ini memberikan peluang bagi UMKM untuk mempresentasikan produk dan menjalin kemitraan langsung dengan pembeli asing. 

Namun, Mendag Budi Santoso mengingatkan bahwa setelah tercapai kontrak dagang, pendampingan dan monitoring tetap harus dilakukan agar kerja sama tersebut berkelanjutan dan tidak terputus di tengah jalan.

Selain itu, Kemendag berkomitmen untuk memberikan informasi dan dukungan teknis selama proses negosiasi dan pengiriman agar pelaku UMKM tidak mengalami kesulitan administratif yang dapat menghambat ekspor.

Pelatihan dan Klinik Produk untuk Kesiapan Ekspor

Untuk meningkatkan kualitas produk dan daya saing, Kemendag juga menyiapkan program pelatihan lanjutan yang berfokus pada kelas ekspor dan klinik desain produk. 

Pelatihan ini bertujuan membekali pelaku UMKM dengan pengetahuan teknis ekspor, termasuk pemahaman tentang regulasi internasional, dokumen ekspor, hingga standar kualitas yang harus dipenuhi.

“Program tersebut mencakup kelas ekspor dan klinik desain produk yang berkaitan dengan jasa,” kata Budi Santoso. 

Pelatihan ini sangat penting mengingat persaingan di pasar internasional sangat ketat dan menuntut inovasi serta kualitas tinggi.

Selain itu, klinik desain produk membantu UMKM untuk menyesuaikan tampilan dan kemasan produk sesuai preferensi pasar tujuan ekspor. 

Hal ini sangat krusial karena daya tarik produk di pasar internasional juga dipengaruhi oleh aspek visual dan kemasan yang profesional.

Kolaborasi Multi Pihak untuk Perluasan Pasar

Kemendag juga berencana melakukan kolaborasi dengan berbagai instansi dan lembaga untuk memperluas akses pasar dan promosi produk UMKM di luar negeri. 

Salah satunya adalah menggandeng Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Kementerian Luar Negeri, serta jaringan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di berbagai negara.

Langkah ini dimaksudkan untuk memaksimalkan promosi produk dan layanan Indonesia serta membuka jalur distribusi yang lebih efektif di pasar global. 

Selain produk fisik, sektor jasa juga menjadi fokus utama, terutama layanan berbasis teknologi informasi (IT), logistik, waralaba, dan layanan digital.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan UMKM tidak hanya bisa menjual barang, tetapi juga dapat menyediakan jasa yang bernilai tambah di pasar internasional.

UMKM dan Kontribusi dalam Pertumbuhan Ekspor Nasional

Indonesia mencatat pertumbuhan ekspor nasional sebesar 7,72% pada periode Januari hingga Agustus 2025. Dalam konteks ini, UMKM memiliki potensi besar untuk ikut memberikan kontribusi signifikan. 

Walaupun kontribusi pasti UMKM dalam total ekspor masih dalam proses penghitungan, Menteri Perdagangan optimis bahwa dukungan yang terus diberikan akan memperbesar pangsa pasar UMKM di luar negeri.

“Kami memang belum menghitung secara detail, tetapi kita mempunyai potensi yang besar dan itu nanti akan memperbesar ekspor kita ke luar negeri,” ujar Budi Santoso. 

Pernyataan ini menegaskan bahwa UMKM merupakan salah satu motor penggerak utama dalam pertumbuhan ekspor nasional.

Tantangan dan Peluang UMKM di Pasar Global

Tidak dapat dipungkiri bahwa UMKM menghadapi berbagai tantangan dalam menembus pasar global, mulai dari keterbatasan modal, kurangnya pengetahuan tentang prosedur ekspor, hingga kesulitan menjaga kualitas dan konsistensi produk. 

Namun, dengan adanya program pendampingan yang terstruktur dan dukungan pemerintah, peluang UMKM untuk berkembang sangat terbuka lebar.

Pemerintah berupaya mengatasi kendala tersebut melalui pelatihan yang meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, pendampingan teknis, serta penguatan jaringan pasar. 

Melalui program-program ini, diharapkan UMKM tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga tumbuh dan naik kelas secara berkelanjutan.

Pencapaian transaksi Rp 7,8 triliun pada TEI 2025 menjadi momentum penting bagi UMKM dan pemerintah untuk terus memperkuat ekspor produk dan jasa Indonesia. 

Program pendampingan ekspor yang dilakukan Kemendag tidak hanya membantu UMKM membuka akses pasar global, tetapi juga membangun fondasi kuat agar usaha mikro dan kecil dapat tumbuh menjadi pemain utama di pasar internasional.

Dengan dukungan pelatihan, monitoring, dan kolaborasi multi pihak, UMKM diharapkan mampu menjaga kualitas produk, memperluas jaringan bisnis, dan meningkatkan nilai ekspor. 

Langkah ini sekaligus menjadi bukti komitmen pemerintah dalam mendorong inklusivitas ekonomi dan menjadikan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional yang berdaya saing global.

Terkini

Panduan Makeup Bold Glamor Sendiri di Rumah, Mudah!

Senin, 20 Oktober 2025 | 15:56:24 WIB

Ini 10 Negara dengan Biaya Hidup Termahal Tahun 2025

Senin, 20 Oktober 2025 | 15:56:19 WIB

5 Resep Donat Kentang Empuk yang Mudah Dipraktikkan

Senin, 20 Oktober 2025 | 15:56:11 WIB