JAKARTA - Dalam satu tahun kepemimpinannya, Presiden Prabowo Subianto telah melakukan tiga kali reshuffle kabinet yang cukup signifikan.
Langkah ini diambil sebagai upaya memperkuat Kabinet Merah Putih dan meningkatkan kinerja pemerintahan.
Uniknya, reshuffle ini juga memperlihatkan angka keberuntungan bagi Presiden ke-8 Indonesia tersebut, yakni angka 8, yang kerap disebut sebagai simbol keberuntungannya.
Presiden Prabowo memilih tanggal-tanggal yang jika dijumlahkan menghasilkan angka 8 untuk melakukan reshuffle. Reshuffle pertama dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2025, dimana jika dijumlahkan 1 + 9 menghasilkan angka 10, dan dengan pengurangan menjadi 8.
Reshuffle kedua terjadi pada 8 September 2025, bertepatan dengan angka 8. Sementara reshuffle ketiga berlangsung pada tanggal 17 Juli 2025, dengan penjumlahan 1 + 7 yang juga sama dengan 8.
Total keseluruhan pejabat yang dirombak sebanyak 17 orang, yang juga jika dijumlahkan 1 + 7 menghasilkan angka 8, semakin mengukuhkan keyakinan Presiden Prabowo terhadap angka ini.
Prabowo menegaskan bahwa reshuffle kabinet bukan semata-mata untuk sekadar mengganti posisi, tetapi merupakan komitmen tegasnya untuk menindak korupsi dan memperbaiki kinerja para pejabat.
Ia bahkan mengaku siap menerima kritik dari rakyat terkait keputusan ini. Menurutnya, prioritas utama adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat, bukan mengejar popularitas pribadi.
Dalam berbagai kesempatan kepada kalangan akademisi, Prabowo menjelaskan bahwa reshuffle ini dilatarbelakangi oleh perlunya tindakan tegas terhadap menteri dan pejabat yang dianggap 'nakal' atau tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Menurutnya, toleransi terhadap pejabat yang berulang kali melanggar aturan sudah tidak ada lagi.
“Kalau ada satu dua nakal, saya peringati. Satu kali peringatan, masih nakal; dua kali, masih nggak mau dengar; tiga kali, apa boleh buat, reshuffle, harus diganti demi negara, bangsa, dan rakyat,” ucap Prabowo dalam pernyataannya akhir pekan lalu.
Reshuffle Pertama: Fokus pada Pendidikan
Reshuffle pertama dilaksanakan pada 19 Februari 2025. Dalam perombakan ini, Presiden mengganti Menteri Pendidikan, Sains, dan Teknologi, Soemantri Brojonegoro, dengan Brian Yuliarto.
Penggantian ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas sektor pendidikan, yang dianggap vital bagi kemajuan bangsa.
Sebelum penggantian, Soemantri Brojonegoro sempat menghadapi demonstrasi oleh ratusan pegawainya pada Januari 2025. Hal ini menjadi salah satu faktor utama mengapa pergantian dilakukan.
Brian Yuliarto dilantik di Istana Negara, Jakarta, dan diharapkan mampu membawa perbaikan signifikan di bidang pendidikan selama sisa masa jabatan periode 2024-2029.
Reshuffle Kedua: Penguatan Sektor Keuangan dan Layanan Haji
Reshuffle kedua dilaksanakan dengan beberapa perubahan penting. Menteri Keuangan diganti oleh Purbaya Yudhi Sadewa yang diharapkan mampu mengelola keuangan negara dengan lebih efektif.
Selain itu, Prabowo membentuk Kementerian Haji dan Umrah sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan bagi umat Islam yang ingin menunaikan ibadah haji ke Mekkah, Arab Saudi.
Dalam reshuffle ini, beberapa pejabat yang dilantik adalah:
Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan
Mukhtarudin sebagai Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
Ferry Joko Juliantono sebagai Menteri Koperasi
Mochamad Irfan Yusuf sebagai Menteri Haji dan Umrah
Dahnil Anzar Simanjuntak sebagai Wakil Menteri Haji dan Umrah
Pembentukan kementerian baru ini menjadi salah satu langkah strategis pemerintah untuk lebih fokus pada pelayanan ibadah haji yang selama ini menjadi perhatian banyak pihak.
Reshuffle Ketiga: Perombakan Besar-Besaran di Berbagai Posisi
Reshuffle jilid tiga dengan mengganti 11 pejabat termasuk menteri dan kepala lembaga. Perombakan ini menjadi yang terbesar selama satu tahun kepemimpinan Prabowo.
Beberapa perubahan penting antara lain adalah pengangkatan Djamari Chaniago sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam), menggantikan posisi yang sebelumnya dipegang oleh Budi Gunawan.
Selain itu, Erick Thohir yang sebelumnya menjabat Menteri BUMN dialihkan menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).
Daftar lengkap pejabat yang terkena reshuffle jilid tiga adalah:
Djamari Chaniago, Menkopolkam
Erick Thohir, Menpora
Afriansyah Noor, Wakil Menteri Ketenagakerjaan
Rohmat Marzuki, Wakil Menteri Kehutanan
Faridah Faricha, Wakil Menteri Koperasi
Angga Raka Prabowo, Kepala Badan Komunikasi Pemerintah
Muhammad Kudari, Kepala Staf Kepresidenan
Ahmad Dhafiri, Penasihat Khusus Presiden Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat serta Reformasi Kepolisian
Nani Sudariati Deyang, Wakil Kepala Badan Gizi Nasional
Sonny Sanjaya, Wakil Kepala Badan Gizi Nasional
Sarah Sadiqah, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Perombakan ini dilakukan sebagai langkah memperkuat kabinet dan memastikan pejabat yang ada benar-benar memiliki integritas dan komitmen terhadap pelayanan publik.
Komitmen Prabowo terhadap Kinerja dan Integritas
Lewat berbagai reshuffle ini, Presiden Prabowo ingin menegaskan sikapnya yang tidak mentolerir sikap buruk dan pelanggaran oleh pejabat pemerintahan.
Dia menekankan bahwa langkah reshuffle bukan untuk kepentingan politik semata, melainkan demi kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat.
Reshuffle juga menjadi sarana untuk mengisi posisi-posisi strategis dengan sosok yang dinilai mampu memberikan kontribusi terbaik bagi pemerintahan.
Dengan adanya perombakan yang terukur dan terencana, Prabowo berharap kabinetnya semakin solid dan mampu menghadapi berbagai tantangan nasional.
Selain itu, penggantian pejabat yang tidak disiplin dan tidak berkinerja diharapkan bisa mengirimkan sinyal tegas bahwa pemerintah serius dalam melakukan reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi.