JAKARTA - Di era globalisasi dan digitalisasi saat ini, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia dihadapkan pada tantangan besar untuk mampu bersaing di pasar internasional.
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberikan perhatian khusus terhadap upaya transformasi ini dengan menghadirkan Paviliun UMKM BISA Ekspor pada Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40.
Program ini adalah bukti nyata dari proses panjang pendampingan dan pengembangan kapasitas pelaku UMKM agar siap menembus pasar global.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menjelaskan, “Paviliun ini bukan hanya etalase produk, tetapi juga cerminan dari proses panjang pendampingan dan transformasi pelaku UMKM Indonesia agar siap bersaing di pasar global. Kami ingin dunia melihat Indonesia sebagai negara yang menawarkan perdagangan yang mengedepankan inovasi, inklusivitas, dan keberlanjutan.”
Paviliun UMKM BISA Ekspor menampilkan produk-produk unggulan yang telah melalui proses kurasi ketat. Produk-produk tersebut berasal dari berbagai sektor, seperti kreatif, manufaktur, hingga produk primer.
Tidak hanya menampilkan produk saja, tetapi juga menyediakan ruang edukasi bagi para pelaku UMKM untuk memahami seluk-beluk pasar ekspor.
Ragam Produk dan Nilai Lokal yang Mendunia
Dalam paviliun ini dipamerkan sekitar 20 produk UMKM terbaik sebagai bukti keberhasilan program fasilitasi ekspor Kemendag.
Produk yang ditampilkan antara lain pupuk hayati organik cair dari PT Bio Konversi Indonesia, tas kulit dari CV Wellgroo Dinamika, anyaman eceng gondok dari PT Brana Wira Mandiri, serta sepatu dari Mamasoul Indonesia.
Produk-produk ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya potensi UMKM Indonesia untuk bersaing di tingkat internasional.
Tak hanya kualitas, aspek budaya dan kearifan lokal menjadi kekuatan yang membedakan produk UMKM Indonesia. Produk seperti tas kulit yang dipadukan dengan rotan “Wresti Medium” dari PT Cerita Kreatif Kita menghadirkan nilai estetika dan cerita unik yang mampu menarik minat konsumen di pasar global.
Menteri Budi Santoso menegaskan, “Produk UMKM Indonesia tidak hanya bersaing dari segi kualitas, tetapi juga membawa cerita, identitas, dan keunikan lokal yang tidak dimiliki produk negara lain. Ini menjadi kekuatan sekaligus diferensiasi yang dibutuhkan untuk menembus pasar global.”
Teknologi dan Inovasi dalam Paviliun UMKM BISA Ekspor
Selain menampilkan produk secara fisik, paviliun UMKM BISA Ekspor dilengkapi dengan katalog digital interaktif. Setiap etalase memiliki QR code yang dapat dipindai oleh pengunjung untuk mengakses informasi lengkap mengenai produk, potensi ekspor, dan profil pelaku usaha.
Pendekatan ini memperkuat pengalaman pengunjung sekaligus memudahkan calon pembeli dan mitra dagang dari luar negeri untuk mengenal lebih jauh produk-produk Indonesia.
Pengunjung asing seperti Will Archer dari Virginia, Amerika Serikat, mengapresiasi konsep ini. “Saya telah melihat beberapa produk ini di lokasi berbeda, tetapi melihat semuanya dikurasi dan ditampilkan bersama dalam satu paviliun seperti ini sungguh mengesankan. Selain menampilkan produk secara fisik, pengunjung juga bisa memindai kode respons cepat (QR) untuk mempelajari lebih lanjut dan menjelajahi lebih banyak produk di dalam katalog digital,” ungkapnya.
Teknologi ini juga menjadi salah satu indikator bahwa UMKM Indonesia tidak hanya mampu berinovasi di produk, tetapi juga dalam strategi pemasaran dan penetrasi pasar internasional.
Dampak Ekonomi dan Peluang Masa Depan
Keberhasilan UMKM menembus pasar ekspor tidak hanya memberikan kebanggaan nasional, tetapi juga berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Ekspor produk UMKM membuka peluang lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan daerah, dan memperkuat struktur ekonomi nasional.
Selain itu, hal ini membantu mendiversifikasi perekonomian agar tidak hanya bergantung pada segmen besar, tetapi juga memberdayakan pelaku usaha kecil.
Kemendag terus mendorong pelaku UMKM untuk berani berinovasi dan beradaptasi agar tetap relevan dengan tren dan kebutuhan pasar global. Pendampingan yang berkelanjutan, pelatihan, serta akses terhadap teknologi menjadi kunci keberhasilan program UMKM BISA Ekspor ini.
Komitmen Pemerintah dalam Mendukung UMKM
Paviliun UMKM BISA Ekspor di TEI 2025 yang berlangsung pada 15-19 Oktober di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, menjadi salah satu bukti nyata komitmen pemerintah dalam mendorong pertumbuhan UMKM berbasis ekspor.
Program ini tidak hanya menjadi ruang promosi, tetapi juga merupakan sarana kolaborasi antara pelaku usaha, pemerintah, dan mitra dagang internasional.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan, “Kami ingin dunia melihat Indonesia sebagai negara yang menawarkan perdagangan yang mengedepankan inovasi, inklusivitas, dan keberlanjutan.”
Hal ini menegaskan bahwa pembangunan ekonomi yang inklusif menjadi prioritas utama, di mana UMKM memiliki peran strategis dalam mencapai tujuan tersebut.
Paviliun UMKM BISA Ekspor adalah bukti nyata transformasi UMKM Indonesia dari pelaku usaha lokal menjadi eksportir global yang kompetitif.
Melalui pendampingan, inovasi produk, dan teknologi pemasaran modern, UMKM Indonesia tidak hanya memperkuat ekonomi domestik, tetapi juga mampu membawa citra dan identitas budaya Indonesia ke panggung dunia.
Dengan dukungan pemerintah yang konsisten, masa depan UMKM Indonesia di pasar ekspor terlihat cerah dan penuh peluang. Program seperti UMKM BISA Ekspor menjadi fondasi kuat bagi pelaku usaha kecil untuk terus tumbuh dan berkontribusi nyata bagi perekonomian nasional.