JAKARTA - Membeli rumah adalah salah satu keputusan finansial terbesar dalam hidup.
Tak hanya soal harga properti yang tinggi, tetapi juga komitmen jangka panjang melalui cicilan KPR yang harus dibayar setiap bulan. Kondisi ini semakin menantang ketika suku bunga meningkat, sehingga cicilan bulanan menjadi lebih berat. Pertanyaannya, bagaimana memastikan bahwa kamu benar-benar siap membeli rumah?
Memahami kemampuan finansial sebelum membeli rumah sangat penting agar tidak terbebani utang yang berlebihan. Pakar keuangan merekomendasikan beberapa indikator yang bisa dijadikan acuan untuk menilai kesiapan, mulai dari persentase pendapatan yang aman dialokasikan untuk perumahan hingga rumus sederhana untuk menentukan harga rumah yang sejalan dengan penghasilan.
Pertimbangan Persentase Pendapatan untuk Biaya Rumah
Salah satu metode paling populer adalah aturan persentase pendapatan bulanan. Aturan ini biasanya menyarankan agar maksimal 30% dari pendapatan bulanan dialokasikan untuk biaya rumah, termasuk cicilan KPR, utilitas seperti listrik dan air, serta asuransi rumah.
Misalnya, jika pendapatan bulanan kamu Rp15 juta, maka alokasi maksimum yang aman untuk rumah adalah sekitar Rp4,5 juta. Meski begitu, beberapa pakar keuangan menilai angka ini perlu disesuaikan dengan realitas biaya hidup saat ini. Housing expert Lashondra Graves, misalnya, menyarankan batas alokasi bisa dinaikkan hingga 40% untuk mengimbangi inflasi dan kenaikan harga rumah di pasar.
Metode ini efektif sebagai indikator awal, namun harus dipadukan dengan evaluasi utang lain yang sedang berjalan agar cicilan rumah tidak memberatkan keuangan secara keseluruhan.
Aturan Total Utang dan Biaya Rumah
Selain persentase pendapatan, metode lain yang sering digunakan adalah aturan 28/36. Dalam aturan ini, maksimal 28% dari gaji bulanan digunakan untuk membiayai rumah, sementara total utang, termasuk cicilan kartu kredit, pinjaman kendaraan, atau pinjaman lainnya, tidak boleh melebihi 36% dari penghasilan.
Aturan ini memberikan gambaran yang lebih realistis terkait kemampuan finansial seseorang. Misalnya, jika gaji bulanan Rp20 juta, maka cicilan rumah maksimal Rp5,6 juta, sementara total utang bulanan tidak boleh lebih dari Rp7,2 juta. Dengan metode ini, kamu bisa menilai apakah menambah cicilan KPR akan tetap aman atau justru memberatkan.
Kelebihan metode 28/36 adalah mempertimbangkan keseluruhan profil utang. Artinya, tidak hanya cicilan rumah yang menjadi perhatian, tetapi juga kemampuan membayar kewajiban lain agar tidak terjadi risiko gagal bayar.
Menentukan Batas Harga Rumah dengan Gaji Tahunan
Metode lain yang cukup sederhana namun populer adalah aturan 3 kali gaji tahunan. Rumus ini menyatakan bahwa harga rumah ideal sebaiknya tidak lebih dari tiga kali pendapatan tahunan.
Sebagai contoh, jika pendapatan bulanan Rp50 juta, maka pendapatan tahunan sekitar Rp600 juta. Dengan aturan 3 kali gaji, batas aman harga rumah yang bisa dibeli adalah sekitar Rp1,8 miliar. Metode ini mudah dipahami dan cepat digunakan sebagai indikator awal dalam menentukan kisaran harga rumah yang sesuai dengan kemampuan.
Kelebihan metode ini adalah memberikan gambaran kasar namun realistis tentang kemampuan membeli properti, terutama bagi pembeli pertama yang ingin menjaga stabilitas finansial tanpa menambah tekanan utang berlebih.
Tanda Finansial Siap Mengambil KPR
Secara keseluruhan, ada beberapa tanda bahwa seseorang siap membeli rumah dengan KPR:
Pendapatan Stabil dan Cukup – Memastikan pendapatan cukup untuk membayar cicilan dan biaya hidup lainnya.
Rasio Utang Terkendali – Total utang tidak melebihi batas aman yang dianjurkan.
Dana Darurat Tersedia – Menyediakan tabungan darurat untuk mengantisipasi pengeluaran tak terduga.
Jika ketiga indikator ini terpenuhi, membeli rumah menjadi langkah yang aman dan rasional. Sebaliknya, jika salah satu indikator belum terpenuhi, sebaiknya menunda pembelian sambil memperkuat kondisi finansial.
Selain itu, evaluasi biaya tambahan seperti pajak, biaya notaris, dan asuransi juga penting agar tidak terjadi kejutan finansial di kemudian hari. Kesadaran terhadap semua komponen ini akan membantu calon pembeli tetap dalam jalur aman dan memaksimalkan manfaat investasi properti.
Dengan memahami metode alokasi pendapatan, aturan utang, serta batas harga rumah sesuai gaji, calon pembeli dapat menilai kesiapan secara objektif. Strategi ini membantu memastikan keputusan membeli rumah dengan KPR tidak memberatkan, serta mendukung tujuan jangka panjang seperti stabilitas finansial dan investasi properti yang cerdas. Membeli rumah bukan hanya soal harga, tetapi soal kesiapan untuk menanggung komitmen finansial jangka panjang dengan nyaman.