Nvidia Rencanakan Investasi US$500 Miliar untuk Bangun Server AI di AS

Rabu, 16 April 2025 | 10:38:41 WIB
Foto: Nvidia

JAKARTA - Raksasa teknologi Nvidia mengumumkan rencana ambisius untuk membangun server kecerdasan buatan (AI) di Amerika Serikat (AS) dengan investasi sebesar US$500 miliar (setara Rp8.401,5 triliun, kurs Rp16.803 per dolar AS) selama empat tahun ke depan. Proyek ini akan dilakukan bekerja sama dengan mitra strategis, termasuk TSMC, perusahaan teknologi terkemuka asal Taiwan.

Dikutip dari Reuters pada Selasa (15/4/2025), langkah ini bertujuan untuk memusatkan produksi chip AI Nvidia di AS, yang selama ini mayoritas diproduksi di Taiwan, sekaligus merespons kebijakan tarif impor tinggi yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump.

CEO Nvidia, Jensen Huang, menyatakan bahwa pembangunan server AI ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhan domestik yang terus meningkat, tetapi juga memperkuat rantai pasok AS. “Manufaktur di AS akan membantu kami memenuhi permintaan chip AI dan superkomputer yang melonjak, sekaligus meningkatkan ketahanan rantai pasok kami,” ujar Huang pada Senin (14/4/2025).

Nvidia memperkirakan proyek ini akan menciptakan ratusan ribu lapangan kerja di AS dalam beberapa dekade mendatang, memberikan dampak ekonomi yang signifikan. “Memproduksi chip AI dan superkomputer di AS adalah langkah strategis untuk mendukung pertumbuhan industri AI dan ekonomi nasional,” tambah pernyataan resmi Nvidia.

Pengumuman ini datang tak lama setelah AS mengumumkan pengecualian tarif untuk barang elektronik seperti ponsel pintar dan chip dari kebijakan tarif timbal balik terhadap China. Meski demikian, pemerintahan Trump berencana memberlakukan tarif untuk chip impor dalam waktu dekat. Langkah Nvidia ini disebut-sebut sebagai respons terhadap dinamika politik pasca-pemilu AS pada 5 November, serta ancaman tarif impor yang dapat memengaruhi industri AI.

Presiden Trump, dalam pengarahan di Gedung Putih, mengaitkan keputusan Nvidia dengan kebijakan tarifnya. “Nvidia melakukan ini karena pemilu dan kebijakan tarif yang kami dorong,” katanya.

Pengecualian tarif untuk barang elektronik mencerminkan kesadaran pemerintahan AS terhadap potensi dampak tarif pada konsumen yang terbebani inflasi, serta industri AI yang masih bergantung pada peralatan chip dari China dan Taiwan. Dengan investasi ini, Nvidia berupaya memperkuat posisinya sebagai pemimpin global di sektor AI, sekaligus mendukung ketahanan ekonomi AS.

(kkz/kkz)

Terkini