Sabtu, 06 September 2025

Fabio Capello: Pep Guardiola Telah Merusak Sepak Bola Secara Besarbesaran

Fabio Capello: Pep Guardiola Telah Merusak Sepak Bola Secara Besarbesaran
Fabio Capello: Pep Guardiola Telah Merusak Sepak Bola Secara Besarbesaran

JAKARTA - Fabio Capello, mantan pelatih Timnas Inggris yang juga dikenal sebagai salah satu pelatih paling berpengaruh di dunia sepak bola, melontarkan kritik pedas terhadap pelatih Manchester City, Pep Guardiola. Capello menyatakan bahwa Guardiola telah memberikan "kerusakan besar" pada olahraga sepak bola. Klaim tersebut diungkapkan Capello dalam sebuah wawancara eksklusif dengan media Spanyol, *El Mundo*.

Guardiola memang dikenal sebagai salah satu pelatih paling sukses dalam sejarah sepak bola modern. Dia telah mencatatkan sejumlah prestasi gemilang dengan tiga klub top Eropa yang pernah diasuhnya: Barcelona, Bayern Munchen, dan Manchester City. Bersama Barcelona, Guardiola berhasil meraih tiga gelar La Liga, dua Copa del Rey, tiga Piala Super Spanyol, dua gelar Liga Champions, dua Piala Super UEFA, dan dua Piala Dunia Antarklub. Sementara itu, di Bayern Munchen, ia berhasil menambahkan tiga gelar Bundesliga, dua DFB-Pokal, satu Piala Super UEFA, dan satu Piala Dunia Antarklub ke rak pialanya.

Di Manchester City, prestasi Guardiola tidak kalah mencolok. Dalam masa kepelatihannya yang intens di Liga Inggris, dia telah mengoleksi enam gelar Premier League, dua Piala FA, empat Piala Liga, satu gelar Liga Champions, satu Piala Super UEFA, dan satu Piala Dunia Antarklub. Catatan kesuksesan ini menempatkan Guardiola sebagai salah satu pelatih paling ikonik dalam satu dekade terakhir.

Namun, terlepas dari berbagai prestasi yang telah ditoreh, Capello tidak segan untuk mengkritik pendekatan Guardiola terhadap sepak bola modern. "Tidak, tidak, sama sekali tidak. Saya sangat menghargai Guardiola sebagai pelatih, dia telah melakukan hal-hal luar biasa. Saya telah menyaksikan tiga revolusi dalam sepak bola, kira-kira setiap 20 tahun: Ajax era [Johan] Cruyff, Milan era [Arrigo] Sacchi, dan Barcelona era Guardiola. Saya tidak punya masalah mengakui itu," ujar Capello dalam wawancara tersebut. Komentarnya ini menegaskan bahwa tidak ada sentimen pribadi yang mempengaruhi penilaiannya terhadap Guardiola.

Kendati mengakui kehebatan Guardiola, Capello juga menyoroti sisi lain dari pelatih asal Spanyol tersebut, terutama tentang kecenderungannya pada strategi yang dianggap aneh dalam pertandingan-pertandingan penting. "Tahukah Anda apa yang tidak saya sukai dari Guardiola? Kesombongannya. Liga Champions yang dia menangkan bersama City adalah satu-satunya di mana dia tidak mencoba sesuatu yang aneh dalam pertandingan-pertandingan penting. Tetapi, di tahun-tahun lainnya, di Manchester dan Munchen, pada momen-momen kunci, dia selalu ingin menjadi pusat perhatian," tambah Capello.

Capello menambahkan bahwa kesombongan ini, menurut pemahamannya, telah mengakibatkan Guardiola kehilangan beberapa gelar Liga Champions. "Dia mengubah strategi dan membuat hal-hal baru agar bisa berkata: 'Bukan para pemain yang menang, saya yang menang'. Dan kesombongan itu telah membuatnya kehilangan beberapa gelar Liga Champions. Saya menghormatinya, tetapi saya melihat itu dengan jelas. Selain itu, meski bukan sepenuhnya kesalahannya, dia telah memberikan kerusakan besar pada sepak bola," cetus mantan pelatih Real Madrid, AC Milan, dan Juventus itu.

Komentar ini memberikan dimensi baru pada perdebatan mengenai dampak dari pendekatan taktis modern dalam sepak bola. Capello, yang memiliki reputasi sebagai pelatih yang sangat disiplin dan berorientasi pada detail, merasa bahwa strategi inovatif dan pendekatan revolusioner Guardiola, meskipun sukses pada beberapa level, dapat memberikan kesan kepada pelatih lain untuk mengikuti tanpa memahami konteks spesifik yang diperlukan.

Dengan pernyataan ini, Capello mungkin ingin menekankan pentingnya keseimbangan dan keberlanjutan dalam strategi permainan, mempertimbangkan bahwa tidak semua tim atau pelatih dapat mengadaptasi pendekatan yang sukses di satu lingkungan ke lingkungan lainnya tanpa mempertimbangkan variabel-variabel penting seperti kekuatan tim dan budaya sepak bola setempat.

Pernyataan kontroversial Capello tentang Guardiola ini tentunya akan terus menjadi bahan diskusi hangat di kalangan penggemar sepak bola dan analis, terutama mengenai bagaimana pelatih terbaik harus menyeimbangkan inovasi dengan pragmatisme untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan dalam sepak bola modern.

Rapli

Rapli

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

17 Makanan Khas Perancis yang Wajib Kamu Tahu, Ada yang Sudah Kamu Coba?

17 Makanan Khas Perancis yang Wajib Kamu Tahu, Ada yang Sudah Kamu Coba?

Apa Itu Impulsive Buying? Faktor, Indikator, Contoh & Hubungan dengan FOMO Marketing

Apa Itu Impulsive Buying? Faktor, Indikator, Contoh & Hubungan dengan FOMO Marketing

Apa Itu Impulsive Buying? Faktor, Indikator, Contoh & Hubungan dengan FOMO Marketing

Apa Itu Impulsive Buying? Faktor, Indikator, Contoh & Hubungan dengan FOMO Marketing

Apa Itu Impulsive Buying? Faktor, Indikator, Contoh & Hubungan dengan FOMO Marketing

Apa Itu Impulsive Buying? Faktor, Indikator, Contoh & Hubungan dengan FOMO Marketing

Kuliner Pisang Epe Makassar Favorit Wisatawan

Kuliner Pisang Epe Makassar Favorit Wisatawan