Ketahanan Pangan Nasional: Peran Bank Indonesia dan Dukungan Bagi Petani
- Jumat, 21 Februari 2025

JAKARTA - Keahanan pangan telah metnjadi salah satu isu strategis yang mendapat perhatian serius dari pemerintah Indonesia. Pandemi COVID-19 telah menegaskan pentingnya memiliki sistem pangan yang kuat dan berkelanjutan, dan Bank Indonesia menjawab tantangan tersebut dengan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). Program ini berfokus pada pemberian bantuan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional, dengan sasaran utama adalah kelompok petani lokal yang menjadi ujung tombak produksi pangan.
Salah satu penerima manfaat dari program ini adalah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sidomulyo yang berlokasi di Godean, Sleman, Yogyakarta. Bantuan yang diberikan oleh Bank Indonesia telah memberikan dampak signifikan bagi kelompok tani ini. Kepala Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LPDM) yang juga menjabat sebagai Manajer Pemasaran Gapoktan Sidomulyo, R. Bangun, mengatakan bahwa dukungan dari Bank Indonesia telah meningkatkan produktivitas dan efisiensi para petani.
Menurut Bangun, beberapa bentuk bantuan yang diberikan termasuk pengadaan infrastruktur dan teknologi pertanian modern. "Bank Indonesia membantu kami dengan menyediakan jaringan irigasi, mesin tanam transplanter, dan juga memasang listrik dengan kapasitas lebih besar," tuturnya saat diwawancarai di Gudang Gapoktan Sidomulyo, Kamis (20 Februari).
Sebelum adanya bantuan tersebut, Gapoktan Sidomulyo masih menggunakan mesin yang berbahan bakar solar untuk berbagai aktivitas pertanian. Kini, dengan adanya listrik dan peralatan otomatisasi yang lebih modern, efisiensi kerja meningkat drastis. Tidak hanya itu, Gapoktan juga menerima drone pertanian dari Bank Indonesia, yang mampu meningkatkan efektivitas pengawasan dan perawatan tanaman.
"Penggunaan teknologi ini benar-benar membawa perubahan besar bagi kami," kata Bangun. “Dulu kami harus melakukan semuanya secara manual, sekarang dengan adanya otomasi, pekerjaan jauh lebih mudah dan cepat."
Selain bantuan fisik dan teknologi, Bank Indonesia juga mendukung program koperasi beras untuk ketahanan pangan di desa. Program ini telah berjalan sejak tahun 2010 dan mewajibkan setiap anggota petani yang memiliki minimal 500 meter persegi lahan untuk menabung 5 kg gabah setiap kali panen.
Program koperasi ini memungkinkan para petani menyimpan cadangan gabah yang dapat dipinjam hingga 100 kg per orang ketika mereka menghadapi situasi mendesak seperti musim paceklik atau kebutuhan mendadak lainnya. "Tujuannya adalah membantu masyarakat tanpa bergantung pada sistem perbankan konvensional," jelas Bangun.
Menurutnya, program ini tidak menggunakan sistem bunga seperti di bank, melainkan melalui kontribusi natura. "Setelah 3 atau 4 bulan ketika panen berikutnya tiba, pinjaman 100 kg itu harus dikembalikan menjadi 105 kg. Jumlah lebih 5 kg itu adalah kontribusi dan menambah stok beras," tambahnya.
Keberhasilan program koperasi ini membawa dampak signifikan terhadap ketahanan pangan di tingkat lokal. Bangun mengungkapkan bahwa per Januari 2025, Gapoktan Sidomulyo berhasil mengumpulkan cadangan pangan sebesar 9,75 ton beras. Cadangan ini tidak hanya menjaga ketahanan pangan Gapoktan saja, tetapi juga siap digunakan untuk membantu desa-desa tetangga yang mengalami kesulitan.
Bangun mencontohkan bagaimana cadangan ini digunakan saat pandemi COVID-19. "Ketika pandemi, kami mengeluarkan cadangan beras sebanyak 3 ton untuk membantu mereka yang terdampak," ungkapnya. "Kami juga menyediakan beras untuk acara-acara penting pemerintah desa."
Program ketahanan pangan ini juga didukung oleh berbagai instansi lain. Modal yang diperlukan untuk menjalankan program ini, sebagian didapatkan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI sejumlah Rp 1 miliar, KUR BRI Rp 1,2 miliar, iuran swadaya masyarakat Rp 48 juta, dana BKAD/uPM Sleman Rp 450 juta, dan dana dari LPDM sebesar Rp 365 juta.
Manfaat ekonomi bagi anggota Gapoktan Sidomulyo juga sangat terlihat. Setiap bulan, keuntungan dari penjualan beras bisa mencapai Rp 100 juta. Ini adalah bukti nyata bahwa program ini tidak hanya memperkuat cadangan pangan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani.
Dengan adanya dukungan terus-menerus dari Bank Indonesia dan partisipasi aktif dari para petani, harapannya adalah bahwa model seperti ini dapat diadopsi oleh kelompok tani lain di seluruh Indonesia. "Ketahanan pangan bukan hanya tentang sekarang, tetapi investasi masa depan untuk generasi kita berikutnya," ujar Bangun menutup percakapan

Regan
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
15 Tempat Wisata di Sukabumi 2025 Terbaik yang Indah Untuk Dikunjungi
- Sabtu, 06 September 2025
Terpopuler
1.
11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!
- 06 September 2025
2.
Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung
- 06 September 2025
3.
Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat
- 06 September 2025
4.
Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya
- 06 September 2025