Minggu, 07 September 2025

Kurs Dolar AS di BCA, BRI, Mandiri, dan BNI Hari Ini, 18 Februari 2025: Rupiah Tertekan di Tengah Sentimen Global dan Lokal

Kurs Dolar AS di BCA, BRI, Mandiri, dan BNI Hari Ini, 18 Februari 2025: Rupiah Tertekan di Tengah Sentimen Global dan Lokal
Kurs Dolar AS di BCA, BRI, Mandiri, dan BNI Hari Ini, 18 Februari 2025: Rupiah Tertekan di Tengah Sentimen Global dan Lokal

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan signifikan pada perdagangan hari ini, Selasa, 18 Februari 2025. Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, rupiah tertekan ke posisi Rp16.266,5 per dolar AS pada pukul 11.56 WIB, setelah sempat dibuka lebih rendah di Rp16.253 pada pagi hari. Pergerakan ini mencerminkan dampak dari sejumlah faktor eksternal dan domestik yang mempengaruhi pasar valuta asing (valas) Indonesia.

Rupiah Melemah 0,24% pada Siang Hari

   Pada perdagangan pagi, rupiah sempat melemah 0,15% atau 25 poin ke posisi Rp16.253. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, nilai tukar rupiah semakin tertekan hingga berada di posisi Rp16.266,5 per dolar AS, yang mencatatkan pelemahan sebesar -0,24% pada siang hari ini. Mengacu pada Indeks Dolar AS, terdapat kenaikan sebesar 0,29% yang membawa indeks tersebut ke level 106,88.

Baca Juga

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Pergerakan nilai tukar ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang bersifat eksternal maupun domestik. Ibrahim Assuaibi, seorang pengamat pasar uang, menyatakan bahwa salah satu penyebab utama pelemahan rupiah adalah adanya sejumlah sentimen yang mempengaruhi dinamika pasar global.

Sentimen Eksternal: Perang Dagang dan Geopolitik Global

   Dari sisi eksternal, salah satu faktor yang cukup mempengaruhi pergerakan rupiah adalah ketidakpastian yang masih melanda pasar global, terutama terkait dengan potensi perang dagang dan kebijakan ekonomi Presiden AS, Donald Trump. Meskipun tidak ada keputusan resmi yang keluar, pasar tetap berhati-hati dengan kemungkinan pengumuman tarif baru yang bisa mempengaruhi arus perdagangan dunia.

Selain itu, situasi geopolitik yang berkaitan dengan perang Rusia dan Ukraina juga memberikan dampak terhadap pergerakan pasar uang. Mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, yang menyebutkan bahwa Ukraina dan Eropa akan menjadi bagian dari negosiasi untuk mengakhiri perang dengan Rusia, hal ini memunculkan sentimen positif namun juga ketidakpastian yang dapat memengaruhi arah pasar.

“Ketidakpastian geopolitik seperti perang dagang dan perang Rusia-Ukraina yang belum ada titik terang, memberikan dampak negatif terhadap nilai tukar rupiah,” ujar Ibrahim Assuaibi. “Di sisi lain, meski ada sentimen positif dari kebijakan perdagangan global yang lebih baik, pasar tetap cemas terhadap kebijakan Trump yang masih abu-abu.”

Faktor Domestik: Surplus Neraca Perdagangan Indonesia

   Di dalam negeri, laporan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2025 mengalami surplus yang cukup signifikan, yakni sebesar US$3,45 miliar. Surplus ini lebih tinggi sebesar US$1,21 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya, serta lebih tinggi US$1,45 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Meskipun surplus neraca perdagangan ini seharusnya memberi angin segar bagi perekonomian Indonesia dan memberikan dukungan terhadap stabilitas rupiah, rupiah tetap tertekan oleh sentimen global yang lebih kuat. “Kinerja ekspor yang cukup baik seharusnya dapat mendukung stabilitas rupiah, namun pengaruh dari luar negeri yang lebih dominan, seperti kebijakan moneter global dan ketegangan geopolitik, membuat rupiah sulit untuk menguat,” tambah Assuaibi.

Kurs Jual dan Beli Dolar AS di Bank-Bank Besar Indonesia

   Berikut adalah informasi terbaru mengenai kurs jual beli dolar AS di sejumlah bank besar Indonesia per 18 Februari 2025.

Bank Central Asia (BCA)

   Pada pukul 11.11 WIB, PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp16.260 dan harga jual sebesar Rp16.280 berdasarkan e-rate. Sedangkan untuk TT Counter, BCA menetapkan harga beli sebesar Rp16.070 dan harga jual Rp16.370. Angka yang sama juga tercatat pada Bank Notes, di mana harga beli dan jual masing-masing berada di Rp16.070 dan Rp16.370 per dolar AS.

Bank Negara Indonesia (BNI)

   Sementara itu, di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI), pada pukul 11.20 WIB, harga beli dolar AS tercatat Rp16.258 dan harga jualnya berada di Rp16.278 untuk special rates. Berdasarkan TT Counter, BNI menawarkan harga beli sebesar Rp16.140 dan harga jual di Rp16.390. Angka yang serupa juga berlaku pada Bank Notes.

Bank Rakyat Indonesia (BRI)

   Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI), harga beli dolar AS pada pukul 11.35 WIB tercatat sebesar Rp16.252 dengan harga jualnya di Rp16.278 untuk e-rate. Sedangkan untuk TT Counter, harga beli dolar AS tercatat Rp16.180 dan harga jual berada di Rp16.380.

Bank Mandiri

   Di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), harga beli dolar AS tercatat di Rp16.210 dan harga jualnya di Rp16.240 pada pukul 08.46 WIB untuk special rate. Sementara itu, untuk TT Counter, harga beli dolar AS tercatat Rp16.000 dan harga jualnya berada di Rp16.350. Hal yang serupa juga tercatat pada Bank Notes, dengan harga beli dan jual masing-masing di Rp16.000 dan Rp16.350.

Faktor Pengaruh Kurs Dolar AS terhadap Rupiah

   Pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal. Beberapa faktor eksternal yang turut memengaruhi antara lain kebijakan moneter yang diambil oleh The Federal Reserve di Amerika Serikat, serta ketegangan geopolitik seperti perang dagang dan konflik Rusia-Ukraina. Sementara itu, faktor domestik seperti surplus neraca perdagangan dan kebijakan pemerintah juga turut memainkan peran dalam stabilitas nilai tukar rupiah.

Tantangan dan Prospek Kedepan

   Ke depan, pasar valas Indonesia kemungkinan akan tetap menghadapi tantangan dari ketidakpastian ekonomi global. Meskipun neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus, namun pengamat pasar uang memperkirakan bahwa kondisi ini hanya akan memberikan efek sementara terhadap penguatan rupiah. “Kondisi pasar global yang penuh ketidakpastian, termasuk kebijakan suku bunga di Amerika, serta konflik-konflik geopolitik yang belum ada penyelesaian, akan terus menjadi tantangan bagi rupiah,” ungkap Ibrahim Assuaibi.

Namun demikian, para analis tetap optimistis bahwa Bank Indonesia akan terus melakukan langkah-langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, meskipun ada tekanan eksternal yang signifikan.

Pada perdagangan siang ini, 18 Februari 2025, rupiah terpantau melemah terhadap dolar AS, dengan nilai tukar mencapai Rp16.266,5 per dolar AS. Meskipun Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan yang positif, faktor eksternal seperti perang dagang, kebijakan moneter global, dan ketegangan geopolitik menjadi pendorong utama melemahnya nilai tukar rupiah. Di sisi lain, kurs dolar AS di bank-bank besar seperti BCA, BNI, BRI, dan Mandiri menunjukkan fluktuasi yang sejalan dengan dinamika pasar global yang penuh ketidakpastian.

Regan

Regan

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya

Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat

Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat

Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya

Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung