Minggu, 07 September 2025

KPK Periksa Anggota DPR dan Kades Terkait Kasus Korupsi Dana CSR Bank Indonesia

KPK Periksa Anggota DPR dan Kades Terkait Kasus Korupsi Dana CSR Bank Indonesia
KPK Periksa Anggota DPR dan Kades Terkait Kasus Korupsi Dana CSR Bank Indonesia

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami dugaan korupsi yang melibatkan dana corporate social responsibility (CSR) Bank Indonesia (BI). Pada Selasa, 18 Februari 2025, KPK memanggil dua saksi penting dalam penyelidikan kasus ini. Mereka adalah Satori, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Nasdem, dan Rusmini, Kepala Desa Panongan, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon.

Menurut keterangan resmi yang disampaikan oleh Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto, pemeriksaan terhadap keduanya dilakukan untuk mendalami lebih lanjut kasus yang melibatkan dana CSR BI tersebut. "Hari ini, KPK menjadwalkan pemeriksaan saksi terkait dugaan Tindak Pidana Korupsi (TPK) dana CSR di Bank Indonesia," kata Tessa saat konferensi pers pada Selasa (18 Februari 2025). Meski demikian, Tessa tidak merinci lebih lanjut materi yang akan digali dari kedua saksi tersebut, dan hanya menyebutkan bahwa pemeriksaan akan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.

Kasus Korupsi Dana CSR Bank Indonesia

Kasus ini bermula dari dugaan penyalahgunaan dana CSR yang seharusnya disalurkan untuk kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat, namun diduga telah diselewengkan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Dana CSR BI yang besar dan bersumber dari salah satu lembaga keuangan paling penting di Indonesia itu, seharusnya digunakan untuk mendukung berbagai program sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. Namun, penyelewengan dana tersebut kini menjadi sorotan serius setelah berbagai bukti dan informasi yang mengarah pada indikasi tindak pidana korupsi muncul ke permukaan.

Baca Juga

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Sebelumnya, pada 16 Desember 2024, KPK melakukan penggeledahan di beberapa ruangan di kantor Bank Indonesia. Salah satu ruangan yang menjadi sasaran penggeledahan adalah ruang Gubernur BI, Perry Warjiyo. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Rudi Setiawan, menjelaskan bahwa penggeledahan tersebut bertujuan untuk mengumpulkan bukti yang mendalam terkait kasus ini. "Di sana ada beberapa ruangan yang kita geledah, di antaranya adalah ruang Gubernur BI," ujar Rudi Setiawan dalam keterangannya pada 17 Desember 2024.

Peran Saksi dalam Penyidikan Kasus

Terkait pemanggilan saksi-saksi, KPK biasanya menggali informasi yang relevan untuk memperkuat bukti-bukti yang ada. Dalam kasus ini, Satori, yang merupakan anggota DPR dari Fraksi Nasdem, diduga memiliki kaitan dengan pengelolaan dana CSR tersebut. Rusmini, Kepala Desa Panongan, juga terlibat karena diduga menerima bagian dari dana tersebut untuk kegiatan di desanya. Saksi-saksi tersebut diperkirakan akan dimintai keterangan mengenai peran mereka dalam proses pengalokasian dan pengelolaan dana CSR BI yang kini dipersoalkan.

Tessa Mahardhika Sugiarto menegaskan bahwa pemeriksaan dua saksi ini merupakan bagian dari upaya KPK untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana yang semestinya digunakan untuk kepentingan publik. "Pemeriksaan saksi-saksi ini penting agar kami dapat mengungkap sejauh mana penyelewengan dana CSR tersebut terjadi dan siapa saja yang terlibat," kata Tessa.

Penyelidikan Terhadap Pengelolaan Dana CSR BI

KPK telah mengidentifikasi adanya sejumlah indikasi penyelewengan dalam pengelolaan dana CSR Bank Indonesia. Dugaan korupsi ini melibatkan beberapa pihak, baik di tingkat legislatif maupun eksekutif. Penggeledahan yang dilakukan di kantor Bank Indonesia, termasuk di ruang Gubernur BI, semakin menguatkan dugaan adanya penyalahgunaan wewenang dalam pengelolaan dana tersebut.

Salah satu fokus utama dari penyelidikan adalah terkait dengan aliran dana CSR BI yang disalurkan ke berbagai pihak yang diduga tidak berhak menerima. Dalam hal ini, KPK berupaya untuk mengidentifikasi siapa saja yang terlibat dalam pengaturan aliran dana dan bagaimana dana tersebut digunakan. Selain itu, KPK juga menyelidiki apakah terdapat peran dari pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan posisi mereka untuk mengarahkan dana CSR ke kepentingan pribadi atau kelompok mereka.

Kasus Berlanjut: Penyelidikan dan Pengungkapan Fakta Baru

Kasus ini diperkirakan akan terus berkembang seiring dengan berlangsungnya pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan pengumpulan bukti-bukti lebih lanjut. KPK menegaskan bahwa mereka tidak akan berhenti sampai seluruh pihak yang terlibat dalam penyelewengan dana CSR Bank Indonesia ini dapat diungkap dan diberikan sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku.

Pemeriksaan terhadap Satori dan Rusmini merupakan langkah penting dalam memperjelas aliran dana dan peran mereka dalam kasus ini. Seiring dengan berjalannya proses hukum, KPK diharapkan dapat memberikan penjelasan lebih rinci mengenai keterlibatan berbagai pihak dalam penyalahgunaan dana yang seharusnya digunakan untuk kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat.

Tindak Lanjut dari KPK: Pengungkapan Kasus Korupsi Besar

Kasus korupsi dana CSR Bank Indonesia ini menjadi sorotan publik karena melibatkan lembaga negara yang seharusnya menjadi contoh dalam hal transparansi dan akuntabilitas keuangan. KPK, sebagai lembaga yang bertugas memberantas korupsi, telah mengambil langkah-langkah tegas untuk mengungkap fakta-fakta yang tersembunyi di balik kasus ini. Tessa Mahardhika Sugiarto menegaskan bahwa KPK akan terus berupaya untuk memastikan tidak ada ruang bagi praktik korupsi di sektor publik.

"KPK berkomitmen untuk mengungkap seluruh dugaan korupsi, baik yang melibatkan individu di tingkat bawah maupun atas. Kami akan bekerja secara transparan untuk memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam kasus ini dapat dipertanggungjawabkan," kata Tessa.

Penyelidikan KPK diharapkan dapat menjadi langkah penting dalam memperbaiki sistem pengelolaan dana CSR di Indonesia, yang selama ini sering kali menjadi celah bagi praktik korupsi. Di sisi lain, masyarakat juga menanti tindakan tegas dari KPK terhadap pelaku-pelaku yang terlibat, agar kasus ini tidak hanya menjadi peringatan, tetapi juga sebagai bukti bahwa hukum di Indonesia dapat ditegakkan dengan adil.

Masyarakat berharap agar KPK tidak hanya mengungkap kasus ini, tetapi juga mengambil langkah untuk memperbaiki sistem pengawasan dana CSR di masa depan. Dengan semakin transparannya pengelolaan dana publik, diharapkan kasus serupa tidak terulang di kemudian hari.

Regan

Regan

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya

Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat

Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat

Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya

Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung