Pemprov NTB Fokus Pastikan Ketersediaan Daging, Ayam, dan Telur untuk Program Makan Bergizi Gratis
- Selasa, 18 Februari 2025

JAKARTA - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) berkomitmen memastikan ketersediaan daging sapi, ayam, dan telur guna mendukung pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah pusat. Program ini bertujuan meningkatkan asupan gizi masyarakat, khususnya anak-anak sekolah dan ibu hamil, dengan menyediakan makanan bergizi secara gratis.
Ketersediaan Telur dan Daging Sapi Mencukupi
Kepala Disnakeswan NTB, Muhamad Riadi, menyatakan bahwa produksi telur di NTB saat ini sudah mencukupi kebutuhan, bahkan mengalami surplus pada Desember 2024. Hal ini menunjukkan bahwa NTB telah mencapai swasembada telur, sehingga tidak lagi bergantung pada pasokan dari luar daerah.
Baca Juga
"Kami di NTB adalah daerah produsen sapi, peringkat empat nasional untuk penyediaan daging merah," ujar Riadi. Hal ini menegaskan bahwa ketersediaan daging sapi di NTB sangat memadai untuk mendukung program MBG.
Tantangan Ketersediaan Daging Ayam Broiler
Namun, Riadi mengakui adanya tantangan dalam memenuhi kebutuhan daging ayam broiler, terutama jika permintaan meningkat tajam. Salah satu kendala utama adalah minimnya kemitraan antara perusahaan besar dengan peternak lokal yang masih menggunakan sistem kandang terbuka (open house). Perusahaan mitra cenderung mensyaratkan penggunaan kandang tertutup (closed house) yang membutuhkan investasi lebih besar.
"Peternak kita banyak yang memiliki kandang dengan kapasitas kecil sekitar 2.500 ekor. Jika di-upgrade ke sistem closed house, mereka bisa merugi karena skala keekonomiannya minimal 5.000 ekor," jelas Riadi.
Upaya Meningkatkan Produksi Ayam Broiler
Untuk mengatasi masalah ini, Disnakeswan NTB telah berkomunikasi dengan perusahaan mitra guna meningkatkan produksi ayam broiler di daerah. Langkah ini diharapkan dapat memastikan kesiapan NTB dalam mendukung program MBG yang menjadi prioritas pemerintah.
Diversifikasi Sumber Protein dengan Telur Puyuh
Selain fokus pada telur ayam, Disnakeswan NTB juga mendorong peternak untuk mengembangkan budidaya puyuh. Telur puyuh dianggap sebagai alternatif sumber protein yang ekonomis dan memiliki pasar yang masih terbuka lebar. "Kami mendorong ke depan supaya peternak-peternak kita memelihara puyuh. Karena ini saya lihat cukup ekonomis dan kompetitif. Pasarnya masih sangat terbuka, sebab selama ini puyuh kita datangkan dari luar," kata Riadi.
Kesiapan Infrastruktur dan Koordinasi Antar Lembaga
Meskipun ketersediaan bahan pangan utama relatif aman, pelaksanaan program MBG di NTB sempat mengalami penundaan. Sekretaris Daerah NTB, Lalu Gita Ariadi, menjelaskan bahwa penundaan ini disebabkan oleh belum siapnya peralatan dapur umum atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi penunjang utama program ini. "Kita akan melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak, seperti TNI, untuk memastikan saat mengeksekusi program tersebut berjalan tanpa kendala," jelas Gita.
Dukungan Anggaran dari APBD
Pemprov NTB juga berkomitmen mendukung program MBG melalui alokasi anggaran dari APBD. Gita menyatakan bahwa pemerintah daerah akan menyiapkan anggaran yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan program. "Insyaallah ada dukungan anggaran APBD. Kita akan mendukung. Ini bagaimana program nasional dan kita support," ujarnya.
Kolaborasi dengan Investor untuk Swasembada Telur
Dalam upaya mencapai swasembada telur, NTB telah menarik minat investor untuk mengembangkan peternakan ayam petelur skala besar. Salah satunya adalah pembangunan kandang ayam di Desa Pemepek, Kabupaten Lombok Tengah, dengan kapasitas 150 ribu ekor. "Insya Allah investornya sudah ada dan lahannya juga siap. Sekarang dalam persiapan pembangunan kandangnya," kata Kepala Disnakeswan NTB saat itu, Hj. Budi Septiani.
Pengawasan Terhadap Masuknya Produk Ilegal
Selain upaya peningkatan produksi, pemerintah daerah juga dihadapkan pada tantangan masuknya daging dan telur ayam ilegal dari luar daerah, khususnya Bali. Ketua Perhimpunan Peternak Unggas Rakyat (Petarung) NTB, Ervin Tanaka, menyatakan bahwa hal ini telah berlangsung cukup lama dan merugikan peternak lokal. "Yang ilegal masih bisa masuk, mau daging atau telur itu masuk. Sudah capek kita urus, ada oknum yang bermain. Pasti ketar-ketir pengusaha kecil, mereka kecil juga," ujar Ervin.
Langkah Strategis Menuju Kemandirian Pangan
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, mulai dari peningkatan produksi lokal, diversifikasi sumber protein, hingga pengetatan pengawasan terhadap produk ilegal, NTB bertekad mewujudkan kemandirian pangan. Kolaborasi antara pemerintah, peternak, dan investor diharapkan dapat memastikan keberlanjutan Program Makan Bergizi Gratis serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Regan
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!
- 06 September 2025
2.
Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung
- 06 September 2025
3.
Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat
- 06 September 2025
4.
Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya
- 06 September 2025