Perusahaan UEA Bantah Keterlibatan dalam Proyek Energi Nuklir di Indonesia
- Jumat, 14 Februari 2025

JAKARTA - Emirates Global Aluminium (EGA), perusahaan asal Uni Emirat Arab, menyatakan secara resmi bahwa mereka tidak terlibat dalam proyek energi nuklir di Indonesia. Klarifikasi tegas ini ditujukan untuk meluruskan informasi dari siaran pers yang diterbitkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) Indonesia. Juru bicara EGA menyampaikan bantahan ini melalui Reuters, mempertegas posisi perusahaan yang berfokus pada bidang lain.
EGA Fokus pada Pengembangan Aluminium
Dalam siaran pers Kemenko Perekonomian, disebutkan bahwa Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan CEO EGA, Abdulnasser Ibrahim Saif Bin Kalban, di sela acara World Government Summit 2025. Pertemuan ini membahas rencana kerja sama pengembangan produksi aluminium di Indonesia. Kemenko Perekonomian menyatakan bahwa EGA setuju untuk menjalin kerja sama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dalam rencana pengembangan smelter di utara Sumatera.
Proyek ini menargetkan peningkatan kapasitas hingga 400.000 ton per tahun, namun terkendala oleh tingginya biaya listrik dan pemenuhan pasokan listrik rendah karbon yang diperlukan untuk produksi aluminium hijau. Abdulnasser menyebutkan bahwa EGA memiliki komitmen kuat terhadap penggunaan sumber energi yang lebih bersih dalam operasionalnya. "Kami menggunakan panel surya sebagai sumber tenaga utama dalam pengolahan aluminium," ungkap Abdulnasser.
Ralat Informasi Tenaga Nuklir
Kemenko Perekonomian dalam siaran persnya menyebutkan bahwa EGA memiliki rencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir dengan kapasitas hingga 5 gigawatt (GW) di Indonesia. Namun, informasi ini segera diluruskan oleh juru bicara EGA yang menegaskan tidak ada keterlibatan perusahaan dalam bidang tenaga nuklir. "EGA tidak bergerak di bidang usaha tenaga nuklir, jadi dengan segala hormat, keterangan mengenai aspek ini tidak akurat," demikian pernyataannya.
Lebih lanjut, EGA menegaskan minatnya pada pasar Indonesia yang sudah disampaikan secara terbuka selama empat tahun terakhir. "EGA tertarik pada Indonesia, sebagaimana telah kami sampaikan secara terbuka selama empat tahun terakhir," tambah juru bicara tersebut. Minat ini diarahkan pada pengembangan industri aluminium yang berkelanjutan, bukan tenaga nuklir.
Reaksi dari Kementerian Indonesia
Baca Juga
Hingga berita ini diturunkan, Kemenko Perekonomian belum memberikan komentar resmi terkait pernyataan dari EGA. Perbedaan informasi ini menimbulkan pertanyaan tentang komunikasi antara pihak pemerintah Indonesia dan EGA mengenai kerja sama energi yang mungkin dilakukan.
Kondisi Energi Nuklir di Indonesia
Perlu dicatat bahwa saat ini Indonesia belum memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir yang siap operasional. Diskusi mengenai pengembangan energi nuklir di negara ini terus berlanjut, salah satunya dijabarkan oleh Wakil Menteri PPN/Bappenas yang menyebutkan bahwa mereka bertanggung jawab merencanakan ekosistem energi nuklir. Meskipun demikian, belum ada realisasi konkret yang terjadi di lapangan.
Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar untuk pengembangan energi terbarukan, termasuk energi nuklir. Namun, berbagai tantangan teknis, ekonomi, dan regulasi masih menghalangi realisasi proyek-proyek besar di sektor ini. Pemerintah terus mengkaji kemungkinan ini seiring dengan kebutuhan energi yang semakin meningkat.
Klarifikasi dari EGA memperjelas posisi perusahaan yang mengutamakan pengembangan aluminium melalui energi yang lebih bersih dan efektif, seperti penggunaan panel surya. Sementara itu, Indonesia masih berupaya mencari solusi terbaik dalam pengembangan energi nuklir yang aman dan berkelanjutan. Kedua pihak diharapkan dapat mendiskusikan secara mendalam dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua negara di sektor yang tepat.
Seiring dengan perkembangan industri dan kebutuhan energi bersih, kolaborasi internasional seperti ini sangat penting. Namun, komunikasi yang jelas dan tepat antar pihak terkait menjadi kunci utama untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Kita tunggu kelanjutan dari perkembangan kerja sama ini setelah mendapatkan klarifikasi lebih lanjut dari pemerintah Indonesia.

Herman
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
10 Aktivitas Seru Menyenangkan Saat Liburan di Ancol
- 11 September 2025
2.
Liburan Tak Terlupakan dengan Aktivitas Seru di Dufan
- 11 September 2025
3.
Keindahan Karimunjawa: Empat Destinasi Wajib Dikunjungi
- 11 September 2025
4.
Ayam Betutu, Kuliner Bali Kaya Rempah yang Legendaris
- 11 September 2025
5.
Nikmati Kesegaran Menu Minuman Momoyo 2025 Terbaru
- 11 September 2025