Rabu, 10 September 2025

Penilaian Konstruksi Jalan di Gerbang Tol Ciawi Rawan: Asosiasi Logistik dan Kritikan Publik

Penilaian Konstruksi Jalan di Gerbang Tol Ciawi Rawan: Asosiasi Logistik dan Kritikan Publik
Penilaian Konstruksi Jalan di Gerbang Tol Ciawi Rawan: Asosiasi Logistik dan Kritikan Publik

JAKARTA - Kondisi infrastruktur jalan di Indonesia, khususnya di Gerbang Tol Ciawi 2, tengah menjadi sorotan utama belakangan ini. Hal ini disebabkan oleh pandangan dari Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Logistik & Forwarder Indonesia (ALFI), Trismawan Sanjaya, yang menilai bahwa konstruksi gerbang tol tersebut membutuhkan perbaikan segera. Menurut Trismawan, kondisi jalan yang menurun di area tersebut berpotensi menyebabkan kecelakaan bagi truk pengangkut logistik, sehingga memerlukan perhatian serius dari pihak terkait.

"Kondisi menurun seperti itu menyebabkan jalan truk lebih lama dan lebih pelan. Hal ini menyebabkan terjadinya faktor keausan daripada bahan komponen kendaraan juga akan lebih cepat," kata Trismawan dalam keterangan tertulis, Jumat, 14 Februari 2025.

Dampak Konstruksi Jalan terhadap Keselamatan Pengemudi

Trismawan menekankan bahwa kondisi jalan yang menurun memaksa truk untuk melakukan pengereman lebih sering. Ini memperbesar risiko kecelakaan, terutama ketika rem truk dalam kondisi panas. Tidak adanya regulasi yang mengatur durasi istirahat wajib bagi truk dan kendaraan besar semakin memperparah kondisi ini.

"Nah, sekarang kan tidak ada aturan main kita tentang berapa lama truk harus istirahat, berapa lama kendaraan besar harus istirahat dengan konstruksi jalan kita yang menurun atau menanjak," tambah Trismawan.

Perspektif Pengamat dan Masalah Regulasi

Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio, juga menyoroti masalah yang ada di Gerbang Tol Ciawi. Menurutnya, menyalahkan sopir dalam kasus kecelakaan akibat rem blong bukanlah solusi yang bijak. Dia berpendapat bahwa Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), dan Korlantas harus ikut bertanggung jawab dalam menangani masalah ini.

Agus mencontohkan insiden di mana kecelakaan semakin parah karena adanya antrean kendaraan di gerbang tol, yang diakibatkan oleh masalah dengan kartu e-toll salah satu pengendara. Untuk itu, ia mengingatkan kepada pengendara agar selalu memeriksa kesiapan kartu e-toll sebelum memulai perjalanan.

"Harus dari kesadaran kita juga, bahwa kita sudah harus siapkan dana yang cukup segala macam buat lewat tol," kata Agus.

Masalah lain yang disoroti Agus adalah buruknya implementasi dan keberlanjutan teknologi regulasi jalan, seperti Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) dan On Board Unit (OBU), yang sudah tidak jelas kelanjutannya. Ketiadaannya membuat banyak aturan tidak ditaati, sehingga meningkatkan angka kecelakaan. Adopsi sistem baru seperti Multi Lane Free Flow (MLFF) yang memanfaatkan teknologi Global Navigation Satelit System (GNSS) asal Hungaria pun belum jelas diterapkan secara efektif.

"Tapi, sampai sekarang urusannya ini juga tidak jelas. Jadi mau bagaimana mengurangi kecelakaan di jalan tol?" ucapnya.

Konstruksi Tol: Kesalahan Desain dan Pelatihan Pengemudi

Baca Juga

Maher Zain Akan Gelar Konser di Tiga Kota Besar Indonesia pada November 2025

Agus juga mengkritisi desain banyak gerbang tol yang bermasalah. Gerbang tol yang terlalu berbelok seharusnya dibangun sejajar dengan jalan tol untuk memudahkan kendaraan, terutama truk, melintas dengan aman. Kondisi ini kerap membahayakan dan menyulitkan truk besar.

Selain itu, kurangnya pelatihan yang memadai untuk pengemudi truk juga disoroti oleh Agus. Menurutnya, Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan memiliki tugas penting untuk melatih dan memberikan sertifikasi kepada sopir truk agar dapat mengemudi dengan baik dan aman di berbagai kondisi jalan.

"Kan Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan itu tugasnya melatih para sopir itu supaya dapat bersertifikat," tutupnya.

Permasalahan di Gerbang Tol Ciawi 2 menandakan perlunya pendekatan holistik dalam menyelesaikan tantangan infrastruktur jalan dan keselamatan di Indonesia. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor logistik, dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini. Solusi seperti perbaikan desain jalan tol, implementasi teknologi regulasi lalu lintas secara konsisten, dan peningkatan kualitas pelatihan pengemudi bisa menjadi langkah awal untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi transportasi jalan di Indonesia.

Dengan perhatian dan tindakan nyata dari semua pihak, diharapkan permasalahan ini bisa segera diatasi, demi terciptanya infrastruktur yang lebih aman dan efisien bagi seluruh pengguna jalan.

Herman

Herman

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga Minyak Dunia Menguat Didukung OPEC+

Harga Minyak Dunia Menguat Didukung OPEC+

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 9 September

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 9 September

Ketersediaan BBM Shell Kembali Normal Tanpa Impor

Ketersediaan BBM Shell Kembali Normal Tanpa Impor

Tarif Listrik PLN Triwulan III 2025 Tetap Stabil, Konsumen Aman

Tarif Listrik PLN Triwulan III 2025 Tetap Stabil, Konsumen Aman

Pilihan Rumah Murah di Sukabumi, Terjangkau dan Nyaman

Pilihan Rumah Murah di Sukabumi, Terjangkau dan Nyaman