Rabu, 10 September 2025

Saham Pilihan Jelang Ramadan 2025: AMRT dan ICBP Jadi Andalan Analis di Sektor Konsumer

Saham Pilihan Jelang Ramadan 2025: AMRT dan ICBP Jadi Andalan Analis di Sektor Konsumer
Saham Pilihan Jelang Ramadan 2025: AMRT dan ICBP Jadi Andalan Analis di Sektor Konsumer

JAKARTA - Menjelang bulan Ramadan dan perayaan Lebaran 2025, sektor konsumer menjadi salah satu yang paling menarik perhatian para analis saham. Sejumlah perusahaan di sektor ini diprediksi bakal mencatatkan kinerja positif seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat pada bulan suci dan libur Lebaran. Penurunan daya beli masyarakat pada saat tertentu kerap diimbangi oleh lonjakan permintaan akan barang-barang kebutuhan, dan inilah yang menjadi peluang bagi emiten-emiten yang bergerak di sektor barang konsumsi.

Sektor Konsumer Makin Menggeliat di Bulan Ramadan

Menurut Abyan Habib Yuntoharjo, Research Analyst dari Mirae Asset Sekuritas, konsumsi masyarakat di bulan Ramadan dan Lebaran cenderung mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan hari biasa. Hal ini dikarenakan masyarakat akan mengalokasikan sebagian besar pengeluaran mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok, baik untuk keperluan sehari-hari selama bulan puasa maupun untuk merayakan Lebaran.

Baca Juga

Simulasi KUR BRI September 2025: Cicilan Rp40 Ribuan

"Daya beli masyarakat yang terjaga di momen Ramadan dan Lebaran akan menjaga momentum sektor barang konsumsi pokok. Kami optimistis sektor ini akan tetap berkembang dengan baik," ujar Abyan saat acara Media Day: Februari 2025 di Jakarta pada Kamis, 13 Februari.

Saat ini, di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat lebih dari 120 perusahaan yang beroperasi di sektor konsumer, yang terdiri dari berbagai industri seperti makanan dan minuman, farmasi, alat rumah tangga, properti, kosmetik, dan berbagai barang kebutuhan lainnya.

AMRT dan ICBP: Dua Emiten Teratas untuk Ramadan 2025

Dari sekian banyak perusahaan yang beroperasi di sektor konsumer, Mirae Asset Sekuritas menjagokan dua emiten besar yang menurut Abyan akan menjadi bintang pada momen Ramadan dan Lebaran 2025. Dua perusahaan tersebut adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT). Kedua perusahaan ini dinilai memiliki keunggulan yang sangat relevan dengan kebutuhan pasar selama bulan puasa dan Lebaran.

ICBP, yang dikenal sebagai produsen mie instan Indomie, adalah perusahaan yang sudah sangat melekat di hati masyarakat Indonesia. Mie instan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari konsumsi pokok rumah tangga. Dengan permintaan yang terus meningkat, terutama menjelang Ramadan, ICBP diprediksi akan terus menunjukkan kinerja yang solid.

Di sisi lain, AMRT, sebagai pemilik jaringan minimarket Alfamart, juga berpotensi besar mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Sebagai penyedia barang kebutuhan sehari-hari, Alfamart selalu menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang membutuhkan bahan pokok, baik untuk keperluan puasa maupun persiapan Lebaran.

"AAMRT dan ICBP merupakan contoh emiten yang dapat diandalkan di sektor barang konsumsi pokok, terutama karena keduanya merupakan saham defensif. Kinerja mereka relatif stabil dan tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi pasar," ujar Abyan menambahkan.

Saham Defensif: Pilihan Tepat di Tengah Ketidakpastian

Saham-saham defensif, seperti AMRT dan ICBP, memiliki daya tahan yang lebih baik di tengah ketidakpastian pasar dibandingkan saham-saham sektor lainnya. Abyan menjelaskan bahwa meskipun banyak perusahaan di sektor lain menghadapi tekanan, seperti PT Unilever Tbk. (UNVR) yang tengah melakukan transformasi usaha dengan mengubah produk-produk mereka, serta PT Mayora Tbk. (MYOR) dan PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. (CMRY) yang terdampak oleh fluktuasi harga bahan baku, AMRT dan ICBP cenderung lebih stabil.

"Kami merekomendasikan untuk membeli saham AMRT dengan target harga Rp 3.500 dan ICBP di level Rp 13.200 untuk 12 bulan ke depan," tegas Abyan.

Faktor Pendukung yang Memengaruhi Pergerakan Saham Selama Ramadan

Senior Investment Information Mirae Asset, Adityo Nugroho, mengungkapkan bahwa meskipun Ramadan biasanya meningkatkan aktivitas ekonomi secara signifikan, perekonomian Indonesia saat ini menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu tantangan besar datang dari faktor eksternal, terutama ketidakpastian politik dan ekonomi global akibat situasi di luar negeri, termasuk kebijakan yang diambil oleh pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, yang kerap memengaruhi dinamika ekonomi dunia.

Namun, Adityo optimis bahwa Ramadan tetap akan menjadi katalis positif bagi perekonomian domestik. Ia mengungkapkan bahwa meskipun ekonomi Indonesia menghadapi tantangan global, konsumsi dalam negeri tetap bisa didorong melalui kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah dan sektor-sektor tertentu yang memiliki permintaan musiman seperti barang konsumsi pokok.

"Suku bunga Bank Indonesia yang lebih pro-pertumbuhan bisa menjadi faktor penopang yang signifikan. Kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral ini diharapkan dapat mendorong aktivitas ekonomi masyarakat, terutama menjelang Ramadan," ujar Adityo.

Pentingnya kebijakan ini tidak hanya berkaitan dengan sektor konsumer, tetapi juga dapat berdampak pada sektor lainnya yang mendukung konsumsi domestik. Meskipun adanya ketidakpastian yang ditimbulkan oleh faktor eksternal, perekonomian domestik tetap berpotensi untuk bangkit, khususnya selama periode Ramadan dan Lebaran yang diperkirakan akan menjadi momen penting bagi pertumbuhan konsumsi.

Outlook Perekonomian Jelang Ramadan 2025

Secara keseluruhan, meskipun ada tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam konteks ekonomi global dan kebijakan pemerintah, momentum Ramadan dan Lebaran tetap menjadi pendorong bagi sektor barang konsumsi. Dengan mempertimbangkan stabilitas daya beli masyarakat, sektor barang konsumsi pokok seperti ICBP dan AMRT diharapkan dapat tampil cemerlang, memberikan peluang investasi yang menarik di pasar saham.

Bagi para investor, ini adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan portofolio saham di sektor ini. Meskipun volatilitas pasar global terus mengancam, saham defensif seperti AMRT dan ICBP tetap menjadi pilihan utama untuk menghadapi ketidakpastian yang ada.

Herman

Herman

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

BNI KUR 2025: Pinjaman Usaha Ringan Hingga Rp500 Juta

BNI KUR 2025: Pinjaman Usaha Ringan Hingga Rp500 Juta

KUR Mandiri 2025: Pinjaman UMKM Bunga Rendah dan Ringan

KUR Mandiri 2025: Pinjaman UMKM Bunga Rendah dan Ringan

Tips Cicilan KPR Ideal: Maksimal Sepertiga dari Gaji

Tips Cicilan KPR Ideal: Maksimal Sepertiga dari Gaji

Investasi Emas Mikro: Solusi Menabung Cerdas untuk Generasi Muda

Investasi Emas Mikro: Solusi Menabung Cerdas untuk Generasi Muda

OJK Bakal Seragamkan Aturan Rekening Dormant di Bank

OJK Bakal Seragamkan Aturan Rekening Dormant di Bank