Modal Asing Membanjiri Surat Berharga Negara, IHSG Tertekan: Tinjauan Pasar Pekan Ini
- Minggu, 09 Februari 2025

JAKARTA – Pasar keuangan Indonesia mengalami dinamika yang menarik sepanjang pekan ini, dengan pergeseran investasi signifikan dari investor asing yang mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Menurut data yang dirilis oleh Bank Indonesia, investor asing menyuntikkan dana sebesar Rp1,45 triliun ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) selama periode 3 hingga 6 Februari 2025.
Perubahan Strategi Investor Asing
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menyatakan bahwa pembelian bersih dari investor asing di pasar SBN mencapai Rp9,14 triliun. "Berdasarkan data transaksi dari 3 hingga 6 Februari 2025, non-residen tercatat beli neto sebesar Rp1,45 triliun, yang terdiri dari jual neto sebesar Rp3,29 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp9,14 triliun di pasar SBN," ujar Ramdan dalam keterangan resminya yang dirilis pada Minggu, 9 Februari 2025.
Langkah tersebut dilihat sebagai upaya investor asing untuk mendiversifikasi portofolionya di tengah ketidakpastian pasar saham. Sementara itu, Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) mengalami penjualan bersih oleh investor asing sebesar Rp4,40 triliun. Saham juga tidak lepas dari tren jual, dengan investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp2,85 triliun di pasar tersebut.
Dampak Terhadap IHSG
Tren penjualan bersih di pasar saham bersamaan dengan tekanan besar pada IHSG. Sepanjang pekan ini, IHSG mengalami penurunan signifikan sebesar 4,86%, menutup pekan di level 6.742,58 pada Jumat, 7 Februari 2025, jauh dari level psikologis 7.000 yang sebelumnya dicapai.
Ramdan menyatakan bahwa meskipun terjadi aliran keluar dari pasar saham, pasar keuangan Indonesia secara keseluruhan masih menyaksikan aliran masuk modal asing sepanjang tahun ini. Sejak 1 Januari hingga 6 Februari 2025, tercatat aliran masuk modal asing mencapai Rp18,32 triliun, dengan pasar saham mencatat pembelian bersih sebesar Rp10,73 triliun dan SRBI sebesar Rp10,44 triliun.
Koordinasi dan Kebijakan Ekonomi
Perubahan dinamika ini tidak hanya dipantau oleh pasar, tetapi juga oleh regulator. Bank Indonesia menekankan pentingnya memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas keuangan. "Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," ujar Ramdan.
Imbal Hasil SBN dan Rupiah
Sejalan dengan perkembangan di pasar keuangan, premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun tercatat turun ke 74,98 basis poin (bps) per 6 Februari, dibandingkan dengan 75,32 bps pada akhir Januari. Selain itu, tingkat imbal hasil atau yield SBN dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan dari level 6,88% pada Kamis, 6 Februari 2025 menjadi 6,92% pada Jumat, 7 Februari 2025.
Dari sisi nilai tukar, Rupiah menguat sedikit terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan Jumat, 7 Februari 2025, Rupiah tercatat menguat ke posisi Rp16.320 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di posisi Rp16.325 per dolar AS.
Kesimpulan
Minggu ini menjadi bukti bahwa pasar keuangan Indonesia masih menjadi salah satu destinasi menarik bagi modal asing, meskipun indeks saham mengalami tekanan signifikan. Dengan pendekatan koordinatif dari pihak pemerintah dan regulator, diharapkan stabilitas ekonomi akan terjaga di tengah tantangan global dan domestik. Para pelaku pasar diharapkan untuk terus memantau perkembangan dan menyesuaikan strategi investasinya guna menghadapi volatilitas yang ada.

Rapli
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
8 Mobil Listrik Modern Hadir dengan Aplikasi Canggih
- 10 September 2025
2.
Makanan Tradisional Jepang Mendukung Umur Panjang Sehat
- 10 September 2025
3.
Daftar Harga BBM Pertamina Seluruh Indonesia Hari Ini
- 10 September 2025
4.
PLN Pastikan Tarif Listrik September 2025Tetap Stabil
- 10 September 2025
5.
Harga Minyak Naik, Prospek Ekonomi Tetap Menjanjikan
- 10 September 2025