Cara Hitung NAB Reksadana Lengkap dengan Contohnya
- Minggu, 09 Februari 2025

Sebagai contoh, kamu memilih reksadana dari perusahaan X, yang kini telah berganti nama menjadi perusahaan Y, dan kamu menanamkan modal sebesar Rp5 juta dengan NAB per unit sebesar Rp1.594,26.
Setelah dikurangi biaya pembelian (yang dalam hal ini 0 persen), nilai investasi bersih kamu tetap Rp5 juta, dan kamu akan memperoleh sekitar 3.136,25 unit penyertaan reksadana (Rp5 juta dibagi Rp1.594,26).
Baca JugaGen Z Indonesia Didorong Cerdas Atur Finansial
Sebulan kemudian, jika NAB reksadana perusahaan Y naik menjadi Rp2.000 per unit, dana investasi kamu akan tumbuh sekitar 25,5 persen.
Jika kamu memutuskan untuk menjualnya dengan harga NAB per unit Rp2.000, maka dana yang akan kamu terima adalah Rp7.740.480 (Rp2.000 x 3.136,25 unit).
Namun, hasil ini masih perlu dikurangi dengan biaya penjualan (jika ada). Jika biaya penjualan adalah 0 persen, maka nilai bersih hasil penjualan kamu tetap Rp7.740.480.
Dalam hal ini, besar kecilnya NAB reksadana tidak menentukan apakah reksadana tersebut murah atau mahal, melainkan hanya menunjukkan harga saat membeli atau menjual.
Kenaikan NAB suatu reksadana terjadi karena aset-aset dalam portofolio reksadana tersebut telah mengalami kenaikan.
Secara umum, NAB reksadana yang baru terbit melalui penawaran umum cenderung lebih kecil dibandingkan dengan NAB reksadana yang sudah lama beredar.
Reksadana sendiri adalah wadah yang mengumpulkan dana dari para pemodal (investor), yang kemudian dikelola oleh manajer investasi dan diinvestasikan dalam berbagai instrumen seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana menjadi alternatif investasi yang baik, terutama bagi pemodal kecil atau mereka yang tidak memiliki banyak waktu atau keahlian untuk menghitung risiko investasi mereka.
Cara Hitung Keuntungan atau Kerugian NAB Reksadana
Selain itu, kamu juga bisa menghitung untung atau rugi dari investasi dengan memantau perkembangan NAB yang kamu miliki.
Sebagai contoh, jika kamu membeli produk reksa dana C pada 5 Oktober 2020 dengan dana sebesar Rp5.000.000,- dan harga NAB/UP Rp1.000,- per unit, tanpa adanya biaya pembelian (subscription fee), maka kamu akan mendapatkan 5.000 unit reksa dana C pada saat itu.
Kemudian, pada 10 Januari 2021, kamu memutuskan untuk menjual reksa dana C. Pada tanggal tersebut, NAB/UP reksa dana C adalah Rp1.100,- per unit dan kamu memiliki 5.000 unit.
Biaya penjualan (redemption fee) adalah 0%. Untuk menghitung hasil penjualan reksa dana, kamu dapat menggunakan rumus berikut:
Rumus Menghitung Penjualan Reksa Dana = ((Jumlah Unit x NAB/Unit) – Biaya Penjualan)
Maka, nilai investasi pada 10 Januari 2021 dapat dihitung sebagai berikut:
Nilai Investasi 10 Januari 2021 = 5.000 x Rp1.100,- = Rp5.500.000,-
Biaya Penjualan = 0% x Rp5.500.000,- = Rp0,-
Total Nilai Investasi = Rp5.500.000,- - Rp0,- = Rp5.500.000,-
Untuk menghitung keuntungan dari investasi, gunakan rumus berikut:
Keuntungan Investasi = (Nilai Investasi Terakhir – Modal Investasi)
Rp5.500.000,- – Rp5.000.000,- = Rp500.000,-
Berdasarkan perhitungan tersebut, nilai aktiva bersih reksa dana C yang kamu miliki telah tumbuh sebesar 10% sejak 5 Oktober 2020.
Sebagai penutup, dengan memahami cara hitung NAB reksadana, kamu bisa lebih mudah memantau perkembangan investasi dan menghitung keuntungan yang diperoleh dari reksa dana yang kamu miliki.

Rian Murdani
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
PLTS Dorong Pemanfaatan Energi Bersih di Indonesia
- 08 September 2025
2.
Terumbu Karang PLTU Batang Dukung Ekowisata
- 08 September 2025
3.
ULTIMA PLN Icon Plus Permudah Home Charging EV
- 08 September 2025
4.
Kilang Cilacap Tingkatkan Budaya Keselamatan Kerja
- 08 September 2025
5.
KUR BRI 2025 Tawarkan Angsuran Ringan Mudah
- 08 September 2025