BNI Optimis Superholding Danantara Tingkatkan Daya Saing Perbankan Indonesia
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menunjukkan keyakinan penuh bahwa pembentukan Superholding Danantara melalui pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang perubahan ketiga UU Nomor 19 Tahun 2023 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan membawa angin segar bagi daya saing sektor perbankan di Indonesia. RUU ini baru saja disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada 4 Februari 2025, dan BNI sebagai salah satu anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) siap untuk berkontribusi dalam memperkuat ekosistem keuangan Indonesia.
Pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau yang dikenal sebagai BPI Danantara, berdasarkan RUU BUMN terbaru, diharapkan mampu meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan daya saing perusahaan negara. Tidak hanya itu, BPI Danantara juga diharapkan mampu memberikan sumbangsih yang berarti bagi pembangunan ekonomi nasional.
Sekretaris Perusahaan BNI, Okki Rushartomo, menyambut baik inisiatif ini dan secara tegas menyatakan komitmen BNI dalam mendukung upaya pemerintah tersebut. "Kami percaya bahwa dengan adanya landasan hukum yang lebih kuat, BUMN dapat berkontribusi lebih besar lagi dalam pembangunan ekonomi nasional," ungkap Okki dalam pernyataannya kepada Katadata.co.id pada 6 Februari 2025.
Pembentukan Danantara ini juga dikaitkan dengan upaya mantan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang bermaksud mempercepat peluncurannya pada November 2024. Namun, peluncuran tersebut harus ditunda sambil menunggu pengesahan RUU BUMN yang saat itu masih dalam proses.
Sebanyak tujuh perusahaan BUMN direncanakan akan menjadi bagian dari BPI Danantara ini. Mereka adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pertamina, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan Mining Industry Indonesia (Mind ID). Keikutsertaan perusahaan-perusahaan besar ini diharapkan memperkuat sinergi dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan pengembangan teknologi di Indonesia.
Okki menambahkan, “Kolaborasi ini akan menjadikan Danantara sebagai superholding yang kuat dan efektif dalam mengelola dan mengoptimalkan sumber daya yang ada, sehingga dapat meningkatkan daya saing tidak hanya di kancah nasional tetapi juga internasional.”
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah berupaya meningkatkan kualitas sektor perbankan dan mewujudkan ekosistem keuangan yang lebih inklusif. Dengan hadirnya Danantara, diharapkan menjadi katalisator bagi perbankan dan BUMN untuk lebih kompetitif dalam menghadapi tantangan global.
Sebagai informasi tambahan, pelaku pasar juga melihat pembentukan Danantara sebagai langkah positif yang dapat merangsang pertumbuhan saham BUMN di bursa efek Indonesia. Kepercayaan terhadap reformasi BUMN ini pula yang menjadi perhatian para investor dalam melihat prospek peningkatan kinerja dan keuntungan perusahaan milik negara ini.
Lebih jauh lagi, langkah strategis reformasi ini diharapkan mampu mendorong perbankan untuk menerapkan teknologi yang lebih canggih dan meningkatkan layanan kepada nasabah. Dengan demikian, BNI dan anggota Himbara lainnya dapat memberikan service excellence dan memperluas jangkauan layanan keuangan bagi masyarakat di seluruh Indonesia.
Penekanan terhadap pentingnya peningkatan daya saing dan efisiensi ini bukanlah hal baru dalam ranah perbankan dan BUMN. Namun, dengan adanya dukungan sokongan dana yang kuat melalui BPI Danantara, tujuan tersebut menjadi lebih nyata untuk dijangkau.
“Kami optimis bahwa sinergi yang tercipta melalui Danantara ini akan menempatkan BNI dan sektor perbankan nasional pada posisi yang lebih kuat di tingkat global,” tutup Okki, menandaskan harapan dan visi besar BNI dalam menyongsong era baru perbankan di tanah air ini.
Referensi: Artikel ini berdasarkan laporan yang dipublikasikan di Katadata.co.id dengan judul "BNI Optimistis Superholding Danantara Picu Kualitas Daya Saing Sektor Perbankan".
Rekomendasi
