Sabtu, 06 September 2025

Lonjakan Penerima Pinjaman Online di Lampung, Transaksi Mencapai Rp388 Miliar

Lonjakan Penerima Pinjaman Online di Lampung, Transaksi Mencapai Rp388 Miliar

JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan adanya peningkatan signifikan dalam jumlah penerima pinjaman online di Provinsi Lampung, dengan total transaksi yang mencapai lebih dari Rp388 miliar. Fenomena ini menunjukkan tren pertumbuhan yang cukup cepat dalam industri finansial teknologi atau fintech di daerah tersebut.

Menurut data yang dirilis oleh OJK hingga akhir September 2023, jumlah penerima pinjaman online di Lampung terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jumlah transaksi yang mencapai Rp388 miliar menunjukkan adanya kepercayaan yang semakin besar dari masyarakat terhadap layanan pinjaman online, meskipun risiko penipuan dan praktik ilegal masih menjadi perhatian utama.

Kepala OJK Lampung, Budi Santoso, menjelaskan bahwa peningkatan ini bukan hanya disebabkan oleh kemudahan akses yang ditawarkan oleh platform pinjaman online, tetapi juga oleh kebutuhan masyarakat yang kian meningkat. “Kondisi ekonomi yang bergejolak membuat masyarakat mencari alternatif pembiayaan yang lebih mudah dan cepat. Pinjaman online menjadi solusi bagi sebagian besar masyarakat karena prosesnya yang tidak bertele-tele,” ujar Budi.

Selain itu, Budi juga menekankan pentingnya literasi keuangan bagi masyarakat agar dapat lebih bijak dalam memilih layanan pinjaman online. “Masyarakat harus jeli dan berhati-hati dengan penawaran yang ada, serta selalu memastikan platform yang dipilih sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK. Ini penting agar mereka terhindar dari praktik pinjaman online ilegal,” tambahnya.

Peningkatan ini juga menjadi perhatian pelaku industri fintech di Indonesia. Ahmad Fauzi, salah satu pengelola platform pinjaman online yang cukup terkenal di Lampung, menyatakan bahwa pasar di provinsi ini sangat potensial. “Kami melihat adanya peluang besar untuk menyalurkan pembiayaan ke pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah-daerah yang selama ini kesulitan mendapatkan akses kredit dari perbankan konvensional,” ungkap Ahmad.

Namun, Ahmad juga mengingatkan agar ekosistem pinjaman online tetap terkendali dan sehat. Untuk itu, pihaknya gencar melakukan edukasi kepada calon peminjam, termasuk memaparkan tentang suku bunga, tenor, dan kewajiban lainnya.

Di sisi lain, konsumennya, Arif Susanto, salah seorang warga Bandar Lampung yang merupakan pelaku UKM, mengungkapkan bahwa pinjaman online sangat membantunya dalam meningkatkan kapasitas produksi. “Dulu saya kesulitan mendapat tambahan modal karena prosedur di bank yang rumit dan lambat. Sekarang, dengan pinjaman online, modal usaha saya bisa bertambah dalam hitungan hari. Ini sangat membantu usaha saya berkembang,” kata Arif.

Namun demikian, tantangan besar masih menghadang penyebaran pinjaman online di Lampung, terutama terkait dengan pengawasan dan regulasi dari pemerintah. Meskipun OJK sudah rutin melakukan sosialisasi dan edukasi, praktik pinjaman online ilegal tetap marak terjadi. Hal ini menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat akibat suku bunga tinggi dan ancaman keamanan data pribadi.

OJK bekerja sama dengan aparat penegak hukum terus mengawasi pergerakan pinjaman online ilegal dan berkomitmen untuk menindak tegas praktik-praktik yang merugikan masyarakat. Edukasi terus digalakkan agar warga dapat lebih berhati-hati.

Pengamat ekonomi, Dr. Siti Kusumawati, menilai bahwa pemerintah perlu memberikan perhatian khusus dan tindakan nyata untuk menekan laju pinjaman online ilegal yang semakin meresahkan. “Regulasi yang lebih ketat dan penerapan sanksi bagi pelanggar aturan harus diperkuat. Selain itu, pemerintah perlu meningkatkan kapasitas literasi keuangan masyarakat agar mereka tidak mudah terjebak dalam pusaran utang yang merugikan,” ujarnya.

Sementara itu, langkah strategis lainnya juga diambil oleh OJK dengan merancang program peningkatan literasi keuangan dan pengetatan regulasi bagi penyedia jasa fintech. Hal ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem yang lebih sehat dan aman bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.

Secara keseluruhan, perkembangan positif di sektor pinjaman online ini memberikan dampak yang baik bagi perekonomian daerah, terutama dalam mendukung keberlangsungan usaha-usaha kecil yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat. Namun, sinergi antara pemerintah, penyedia layanan, dan masyarakat masih dibutuhkan untuk memastikan bahwa pertumbuhan ini berjalan seimbang dan tidak menimbulkan dampak negatif di masa depan.

Ke depannya, diharapkan layanan pinjaman online dapat semakin memperluas jangkauan dan berkontribusi lebih besar dalam inklusi keuangan di Indonesia, khususnya di wilayah-wilayah yang selama ini belum terjangkau layanan perbankan tradisional. Pihak OJK dan pelaku industri tetap berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan bagi industri fintech di tanah air.

Herman

Herman

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya

Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat

Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat

Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya

Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung