
JAKARTA - Saham Nissan terus mengalami penurunan tajam pada Rabu 5 Februari setelah munculnya laporan dari media bahwa negosiasi merger dengan Honda telah terhenti. Diskusi yang diharapkan dapat membawa perubahan signifikan bagi kedua raksasa otomotif Jepang tersebut kini menghadapi tantangan baru.
Menurut laporan terbaru dari harian bisnis ternama, Nikkei, serta beberapa media lokal lainnya, Honda sebelumnya mengajukan proposal untuk menjadikan Nissan sebagai anak perusahaannya. Langkah ini adalah bagian dari strategi yang lebih besar untuk mengintegrasikan kedua perusahaan di bawah naungan satu perusahaan induk baru. Namun, diskusi yang dimulai pada Desember tahun lalu ternyata belum mencapai kesepakatan akibat ketidaksepakatan mengenai rasio integrasi dan persyaratan lainnya.
Penurunan saham Nissan mencerminkan kekhawatiran investor terhadap nasib pembicaraan tersebut. Saham Nissan dilaporkan anjlok sebesar 4,8 persen. Penurunan ini bahkan sempat membuat Bursa Pasar Tokyo menghentikan perdagangan sementara, dengan alasan perlunya klarifikasi lebih lanjut terkait laporan pembatalan merger ini. Sebaliknya, saham Honda justru menunjukkan kinerja positif, ditutup naik 8,2 persen setelah melonjak hampir 12 persen di awal perdagangan.
Seorang analis pasar, Takeshi Yamamoto, menjelaskan bahwa dinamika ini tidak mengejutkan mengingat ketidakpastian yang menyelimuti pembicaraan tersebut. "Investor selalu waspada terhadap ketidakpastian. Apabila diskusi tidak mengarah pada kepastian atau ada ketidaksepakatan mendasar, reaksi pasar cenderung negatif," ujar Yamamoto.
Pembicaraan antara Nissan dan Honda sebenarnya merupakan bagian dari langkah ambisius kedua perusahaan untuk menyatukan kekuatan mereka di tengah persaingan ketat industri otomotif dunia. Apabila merger ini berhasil, aliansi keduanya berpotensi membawa mereka menjadi produsen mobil terbesar ketiga di dunia, sebuah upaya yang dimaksudkan untuk menandingi dominasi Tesla dan perusahaan-perusahaan kendaraan listrik asal China.
Makoto Uchida, Presiden dan CEO Nissan, pada awal konferensi pers bulan Agustus 2024 sempat mengatakan, "Kami optimis bahwa penyatuan ini bisa menjadi langkah penting dalam menghadapi tantangan industri di masa depan, terutama dalam persaingan di pasar kendaraan listrik."
Di sisi lain, Toshihiro Mibe, Direktur, Presiden, dan Pejabat Eksekutif Honda, juga menyatakan optimismenya saat itu. "Menyatukan kekuatan dengan Nissan memungkinkan kita untuk memanfaatkan keahlian masing-masing dan membangun masa depan yang lebih kuat serta berkelanjutan," kata Mibe.
Namun, realitas negosiasi bisnis kerap kali menghadirkan hambatan, terutama saat menyangkut detail teknis seperti rasio integrasi dan struktur kepemilikan. Ketidaksepakatan ini bisa jadi merupakan tantangan besar yang perlu ditangani dengan seksama oleh kedua belah pihak.
Para pengamat industri otomotif melihat bahwa kegagalan dalam mencapai kesepakatan merger juga bisa berdampak pada strategi jangka panjang kedua perusahaan. Di tengah transformasi besar-besaran dalam teknologi kendaraan, dimana elektrifikasi dan kendaraan otonom menjadi fokus utama, kolaborasi strategis seperti ini dianggap esensial untuk bertahan dan berkembang.
Belum ada pernyataan resmi dari kedua perusahaan terkait laporan penghentian pembicaraan ini. Namun, seorang sumber yang dekat dengan diskusi mengatakan bahwa meskipun ada hambatan, kesepakatan masih mungkin terjadi jika kedua belah pihak bersedia menunjukkan fleksibilitas lebih lanjut dalam negosiasi.
Dengan dinamika yang terus berkembang, langkah selanjutnya dari Nissan dan Honda akan menjadi perhatian utama pasar dan pemangku kepentingan. Bagi Nissan, yang masih menghadapi tantangan finansial setelah beberapa tahun yang berat, keberhasilan atau kegagalan merger ini dapat menentukan arah masa depan mereka.
Di sisi lain, bagi Honda, langkah menuju ekspansi dan integrasi lebih lanjut dapat memperkuat posisinya di pasar global dan mempercepat transisi menuju teknologi kendaraan yang lebih canggih dan ramah lingkungan.
Seiring berjalannya waktu, pasar akan terus memantau dengan cermat setiap perkembangan dari pembicaraan antara dua ikon otomotif Jepang ini, untuk melihat apakah akhirnya kata sepakat bisa dicapai atau jika jalan masing-masing harus ditempuh dengan strategi berbeda.

Rapli
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Infinix Hot 50 Performa Kencang Desain Stylish
- 07 September 2025
2.
iQOO 13 Smartphone Flagship Harga Terjangkau
- 07 September 2025
3.
Rekomendasi POCO 2025: Hasil Foto Spektakuler
- 07 September 2025
4.
OnePlus Pad 2 Pro, Tablet Android Performa Gahar
- 07 September 2025
5.
Vivo X300 Hadir dengan Layar Perlindungan Mata
- 07 September 2025