Senin, 08 September 2025

Investor Asing Borong Saham Tambang di Tengah Kejatuhan IHSG: Potensi dan Tantangan

Investor Asing Borong Saham Tambang di Tengah Kejatuhan IHSG: Potensi dan Tantangan
Investor Asing Borong Saham Tambang di Tengah Kejatuhan IHSG: Potensi dan Tantangan

JAKARTA - Pasar saham Indonesia mengalami pelemahan pada perdagangan Rabu, 5 Februari 2025, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,7% ke posisi 7.024,23. Meskipun demikian, investor asing justru terlihat aktif memburu saham-saham sektor tambang di tengah kondisi pasar yang lesu.

Nilai transaksi harian IHSG mencapai Rp 11,59 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 26,82 miliar saham yang berpindah tangan sejumlah 1,27 juta kali. Dari seluruh saham yang diperdagangkan, sebanyak 243 saham mengalami kenaikan harga, 327 saham merosot, dan 231 saham stagnan.

Menariknya, meskipun IHSG tertekan, investor asing tetap mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 490,48 miliar di seluruh pasar dan Rp 511,82 miliar di pasar reguler. Namun demikian, di pasar negosiasi dan tunai, investor asing masih mencatatkan pembelian bersih senilai Rp 21,34 miliar. Hal ini menunjukkan adanya minat investor asing yang tetap tinggi terhadap saham-saham tertentu, terutama dari sektor tambang.

Perburuan Saham Tambang: Momen di Tengah Kejatuhan

Dalam kondisi IHSG yang melemah, muncul tren menarik di kalangan investor asing yang ternyata menggunakan kesempatan ini untuk memborong saham-saham tambang. Data dari platform investasi Stockbit menunjukkan adanya aksi beli bersih (net foreign buy) pada beberapa saham yang menjadi pilihan utama investor asing. Saham-saham tersebut antara lain:

1. PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) - Saham BRMS mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp 63,30 miliar. Ini menandakan minat yang tinggi dari investor asing terhadap perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan ini.

2. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) - Saham ANTM menjadi incaran dengan pembelian bersih mencapai Rp 35,24 miliar.

3. PT United Tractors Tbk. (UNTR) - Investor asing juga memburu saham UNTR dengan nilai pembelian bersih Rp 27,72 miliar.

4. PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) - Saham AMMN mencatat pembelian bersih senilai Rp 23,22 miliar.

5. PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) - Menariknya, sektor perbankan oleh PT Bank Syariah Indonesia juga mendapat perhatian, dengan pembelian bersih Rp 22,97 miliar.

6. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADRO) - Saham ADRO mencatat pembelian bersih sebesar Rp 21,31 miliar.

Sepuluh saham teratas yang menjadi incaran utama lainnya antara lain PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS).

Analisis Pakar: Strategi di Tengah Volatilitas

Seorang analis pasar dari sebuah perusahaan sekuritas ternama, yang enggan disebutkan namanya, menilai bahwa aksi ini merupakan strategi investor asing yang memanfaatkan volatilitas pasar untuk mendapatkan saham-saham yang undervalued. "Investor asing melihat potensi jangka panjang dari saham-saham sektor tambang, terutama di tengah fluktuasi harga komoditas global," ujarnya.

Menurutnya, sektor pertambangan saat ini sedang dalam fase pembenahan dan memiliki prospek yang cemerlang dalam jangka panjang, terutama dengan adanya upaya pemerintah menggenjot produksi dan ekspor mineral serta batubara.

Aktivitas Pelabuhan yang Tetap Bergeliat

Di sisi lain, aktivitas ekonomi dalam negeri, khususnya di sektor pertambangan, tetap menunjukkan geliatnya. Di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, aktivitas bongkar muat batubara terlihat tetap berjalan, meskipun terdapat aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi yang ketat di DKI Jakarta. Dalam satu operasi bongkar muat, sekitar 7.300 ton batubara diangkut dari kapal tongkang ke berbagai daerah di Indonesia.

Pemantauan dari CNBC Indonesia menyebutkan bahwa terdapat sekitar 55 truk yang hilir mudik mengangkut batubara ini dari kapal tongkang, yang kemudian didistribusikan ke daerah seperti Gunung Putri, Bogor. Aktivitas ini melibatkan sekitar 20 pekerja dan dilakukan dalam rentang waktu 35 jam.

Optimisme di Tengah Tantangan

Kondisi pasar yang fluktuatif tak lantas membuat para pelaku industri tambang pesimis. Dengan langkah strategis yang tepat, diiringi oleh dukungan dari investor asing, industri ini diharapkan dapat terus bertumbuh dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional.

Maka, meskipun IHSG merah, semangat optimisme tetap ada, dengan investor asing yang tetap aktif melakukan investasi di sektor-sektor potensial seperti tambang. Ini menunjukkan betapa mereka melihat prospek positif di balik tantangan yang ada.

Rapli

Rapli

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

KUR BCA 2025 Permudah UMKM Raih Modal

KUR BCA 2025 Permudah UMKM Raih Modal

Mudahnya Akses KUR BNI September 2025

Mudahnya Akses KUR BNI September 2025

Saldo Minimum Jadi Syarat Prioritas Bank Ternama

Saldo Minimum Jadi Syarat Prioritas Bank Ternama

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat

Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat