Mobil Listrik, Konvensional, dan Hybrid Bebas PPN & PPnBM pada 2025 Efek Positif bagi Industri Otomotif
- Kamis, 05 Desember 2024

JAKARTA - Kabar baik datang bagi industri otomotif Indonesia. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengumumkan bahwa mulai tahun 2025 mobil listrik, konvensional, hingga hybrid akan mendapatkan pembebasan dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM). Kebijakan ini diharapkan dapat meringankan beban pajak dan mendorong daya beli masyarakat terhadap industri otomotif di Tanah Air.
Agus Gumiwang menjelaskan, langkah ini diambil sebagai kompensasi atas rencana kenaikan PPN menjadi 12 persen yang akan mulai berlaku pada 1 Januari 2025. "Policy seperti PPnBM, policy seperti Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPNDTP), itu akan kita ambil. Kita lakukan bukan hanya untuk mobil listrik, tapi juga kita akan upayakan untuk mobil-mobil di luar listrik, seperti hybrid dan sebagainya," jelas Agus Gumiwang dalam acara Industrial Fest 2024 pada Kamis, 5 Desember 2024.
Menurut Agus Gumiwang, langkah ini diharapkan dapat memberikan keseimbangan antara upaya meningkatkan daya beli masyarakat dan menjaga kinerja industri. "Jadi ini dua sisi yang harus kita perhatikan secara seimbang, satu adalah daya beli di mana Upah Minimum Provinsi (UMP) memang harus dinaikkan, di sisi lain yang juga menjadi perhatian pemerintah adalah bagaimana kinerja dari industri. Itu melalui insentif dan stimulus yang akan kita siapkan," tambahnya.
Namun, meskipun kebijakan ini sudah diumumkan, Agus belum memastikan kapan tepatnya pembebasan pajak ini akan berlaku. Namun, ia menegaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk mendukung daya beli masyarakat pada tahun depan.
Sebelumnya, diskusi mengenai kenaikan PPN menjadi 12 persen telah menjadi topik hangat. Parjiono, Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional Kementerian Keuangan, mendukung kebijakan ini. "Jadi (PPN 12 persen) kita masih dalam proses ke sana, artinya berlanjut," ujarnya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega. Pernyataan ini muncul setelah Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, sempat menyampaikan kemungkinan penundaan kenaikan PPN tersebut.
Di kesempatan yang sama, ekonom senior Indef, Aviliani, menggemakan perlunya melanjutkan kenaikan PPN menjadi 12 persen. "Banyak hal yang sudah kita angkat walaupun masih belum memuaskan, tapi paling tidak kita sudah melihat bahwa PPN rasa-rasanya gak mungkin ya untuk langsung ditunda gitu ya," ujar Aviliani, yang pernyataannya tersebut tak dibantah oleh Parjiono.
Rencana pengenalan insentif pajak ini menjadi langkah strategis pemerintah untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi kenaikan PPN. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menyeimbangkan kebijakan fiskal dan ekonomi, terutama dalam sektor otomotif yang menjadi salah satu penopang ekonomi nasional.
Di era mobilitas yang semakin canggih, pemerintah ingin sekali mempercepat adopsi teknologi baru, khususnya kendaraan listrik, guna menyokong infrastruktur transportasi yang lebih hijau dan berkelanjutan. Insentif ini diharapkan dapat menjadi pemicu bagi konsumen untuk beralih menggunakan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi industri nasional mengejar ketertinggalan dalam teknologi otomotif modern dan berperan aktif dalam pasar global. Pemerintah berkeinginan agar Indonesia menjadi pusat produksi dan pasar terbesar untuk kendaraan listrik di kawasan ASEAN.
Dengan kebijakan pembebasan PPN dan PPnBM yang akan datang, harapannya adalah adanya peningkatan permintaan kendaraan, baik listrik, konvensional, maupun hybrid. Pemerintah dan para pelaku industri sama-sama berharap kebijakan ini akan mendatangkan investasi baru dan membuka lapangan pekerjaan di sektor-sektor terkait.
Secara keseluruhan, kebijakan ini menawarkan win-win solution bagi pemerintah, industri, dan masyarakat. Dengan daya beli yang lebih kuat dan insentif yang menarik, pasar otomotif Indonesia siap memasuki babak baru yang lebih dinamis dan inovatif di tahun-tahun mendatang.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
15 Tempat Wisata di Sukabumi 2025 Terbaik yang Indah Untuk Dikunjungi
- Sabtu, 06 September 2025
Terpopuler
1.
11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!
- 06 September 2025
2.
Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung
- 06 September 2025
3.
Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat
- 06 September 2025
4.
Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya
- 06 September 2025