Jumat, 10 Januari 2025

Harga Emas Melonjak, Industri Pertambangan Indonesia Siap Genjot Produksi di 2025

Harga Emas Melonjak, Industri Pertambangan Indonesia Siap Genjot Produksi di 2025
Harga Emas Melonjak, Industri Pertambangan Indonesia Siap Genjot Produksi di 2025

Dalam menghadapi kenaikan harga emas global, industri pertambangan emas di Indonesia bersiap untuk menggenjot produksi pada tahun 2025. Momentum ini disambut baik oleh beberapa emiten penting di sektor ini, yang melihat prospek bisnis yang menjanjikan di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global. Dengan penerapan strategi ekspansi dan inovasi, mereka menargetkan peningkatan signifikan dalam kinerja produksi.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Optimalkan Produksi dengan Inovasi

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), salah satu emiten pertambangan emas terkemuka di Indonesia, optimis memandang prospek bisnis emas pada tahun ini berkat permintaan stabil di pasar internasional. Pada periode Januari hingga September 2024, ANTM berhasil membukukan penjualan emas sebesar 28,57 ton, naik 47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Corporate Secretary ANTM, Syarif Faisal Alkadrie, menyatakan komitmenin perusahaan untuk meningkatkan pendapatan dan volume operasional.

"Untuk memenuhi permintaan pelanggan, kami juga meluncurkan produk emas tematik Shio Ular Kayu menyambut Imlek 2025," ujar Faisal saat diwawancara Kontan pada Rabu, 8 Januari 2025. Dalam upaya mendukung peningkatan kapasitas produksi dan inovasi produk, ANTM berencana untuk mengalokasikan belanja modal yang besar, detailnya akan terungkap dalam laporan tahunan mendatang.

PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Fokus pada Proyek Strategis

PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mencatat produksi emas yang meningkat pesat hingga September 2024, yakni mencapai 46.000 ons. Jumlah ini diperkirakan bertambah menjadi 55.000 hingga 60.000 ons pada tahun 2025. Herwin W. Hidayat, Director & Chief Investor Relations Officer BRMS, menyoroti beberapa proyek utama yang akan mendukung peningkatan ini, termasuk tambang bawah tanah di Poboya dan fasilitas pabrik pengolahan bijih emas di Gorontalo.

“Proyek tambang bawah tanah Poboya akan mulai beroperasi pada 2027 dengan grade emas lebih tinggi, yaitu di atas 3,5 gram per ton,” ungkap Herwin kepada Kontan, Selasa, 7 Januari 2025. BRMS mengarahkan capital expenditure (capex) 2025 untuk mempercepat pembangunan proyek strategis ini, dengan rincian yang akan diumumkan pada awal 2025.

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Kembangkan Tambang Batu Hijau

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menargetkan produksi emas sebesar 90.000 ons pada 2025. Upaya ini akan diwujudkan melalui pengembangan tambang Batu Hijau yang tengah memasuki fase baru. Kartika Octaviana, Vice President Corporate Communications Amman, menyatakan bahwa perusahaan fokus pada efisiensi operasional dan melanjutkan proyek strategis, seperti pembangunan smelter tembaga dan pembangkit listrik.

Amman telah menetapkan anggaran capex sebesar USD 1,4 miliar untuk mendukung ekspansi ini, mencerminkan komitmen mereka dalam mengejar pertumbuhan jangka panjang.

PT United Tractors Tbk (UNTR) Siapkan Ekspansi Besar-besaran

Emiten pertambangan milik grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR), menetapkan target penjualan emas sebesar 240.000 ons pada 2025, meningkat dari proyeksi 235.000 ons pada 2024. Sara K. Loebis, Corporate Secretary UNTR, menyebut tren permintaan global yang positif sebagai pendorong optimisme perusahaan.

Selain itu, UNTR menargetkan peningkatan penjualan alat berat hingga 4.600 unit, serta produksi batubara hingga 152 juta ton dan penjualan nikel sebanyak 2 juta wet metric ton pada 2025. Budget capex sebesar USD 1 miliar telah dialokasikan untuk mendukung pertumbuhan dan diversifikasi ini.

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) Fokus Proyek Emas dan Tembaga

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berencana mengembangkan Proyek Emas Pani dan Tembaga Tujuh Bukit dengan target operasi pada akhir 2025. Tom Malik, General Manager Communications MDKA, menekankan bahwa tren harga emas global dan dinamika geopolitik menjadi katalis positif untuk perusahaan.

"Target produksi 2025 akan kami umumkan segera, bersama detail capex yang mendukung proyek strategis tersebut,” tambah Tom. Proyek-proyek ini diharapkan dapat memperkuat portofolio produksi MDKA secara signifikan.


Industri pertambangan emas di Indonesia sedang bersiap menghadapi tahun 2025 dengan penuh ambisi dan strategi matang. Melalui peningkatan produksi, inovasi produk, dan penguatan infrastruktur, mereka bertujuan untuk memanfaatkan kenaikan harga emas global. Dukungan permintaan yang stabil serta fokus pada proyek strategis diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektoral di tengah tantangan global. Dengan demikian, emiten-emiten ini siap berkompetisi di pasar internasional sambil menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham dan ekonomi Indonesia.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Percepatan Impian: Target Lolos Piala Dunia Timnas Indonesia Dimajukan ke 2026

Percepatan Impian: Target Lolos Piala Dunia Timnas Indonesia Dimajukan ke 2026

Indonesia Sambut Keanggotaan Penuh di BRICS, Berikan Peluang Ekonomi untuk Tingkatkan Perdagangan dan Investasi

Indonesia Sambut Keanggotaan Penuh di BRICS, Berikan Peluang Ekonomi untuk Tingkatkan Perdagangan dan Investasi

Setoran Awal Bank di Indonesia Per Januari 2025: Panduan untuk Calon Nasabah

Setoran Awal Bank di Indonesia Per Januari 2025: Panduan untuk Calon Nasabah

Erick Thohir Berbicara Tak Lupa Respons Medsos Saat Pastikan Patrick Kluivert Jadi Pelatih Baru Timnas Indonesia

Erick Thohir Berbicara Tak Lupa Respons Medsos Saat Pastikan Patrick Kluivert Jadi Pelatih Baru Timnas Indonesia

Patrick Kluivert dan Tiga Skenario yang Dihadapi Erick Thohir dalam Perjalanan Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia 2026

Patrick Kluivert dan Tiga Skenario yang Dihadapi Erick Thohir dalam Perjalanan Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia 2026