Vinicius Ditegur Keras, Evaluasi Diri Demi Masa Depan Madrid
JAKARTA - Real Madrid merayakan kemenangan krusial atas Barcelona dengan skor 2-1 dalam El Clasico di Santiago Bernabeu. Dua gol Los Blancos dicetak oleh Kylian Mbappe dan Jude Bellingham, sementara Barcelona membalas melalui Fermin Lopez. Kemenangan ini mengokohkan posisi Madrid di puncak klasemen La Liga 2025/2026.
Meski hasil positif diraih, sorotan utama justru tertuju pada Vinicius Junior. Pemain Brasil itu terlihat frustrasi ketika ditarik keluar pada menit ke-72 dan digantikan Rodrygo, memunculkan reaksi emosional yang membuatnya kembali menjadi perhatian publik.
Insiden di Bernabeu: Vinicius Emosional Saat Diganti
Baca Juga
Saat ditarik keluar, Vinicius terlihat marah besar. Ia sempat berteriak “Saya?!” berulang kali sebelum menuju ruang ganti, kemudian duduk kembali di bangku cadangan dengan ekspresi kesal.
Insiden ini memicu komentar dari mantan pemain timnas Prancis, Christophe Dugarry, yang menilai perilaku Vinicius sudah melampaui batas. Menurut Dugarry, pemain muda tersebut perlu introspeksi diri untuk menjaga hubungan harmonis dengan pelatih dan tim.
“Pernahkah kamu bertanya pada diri sendiri, kalau pelatih tidak memainkanmu, itu karena penampilanmu tidak sesuai standar pertandingan?” ujar Dugarry dalam program Rothen s’enflamme di RMC Sport.
Ia menambahkan, “Ia selalu merengek. Ia selalu menangis. Ia selalu meminta sesuatu. Penampilannya tidak memuaskan. Ia mengganggu saya, selalu menuntut sesuatu. Ia masih jauh dari levelnya beberapa musim terakhir. Ia perlu mengevaluasi kembali dirinya sendiri.”
Kritik Dugarry: Kedewasaan Vinicius Jadi Sorotan
Dugarry menekankan bahwa reaksi emosional Vinicius menunjukkan kurangnya kedewasaan dalam menghadapi keputusan pelatih. Ia menekankan bahwa meski Vinicius merupakan pemain berbakat dengan status bintang, konsistensi dan sikap profesional tetap menjadi faktor utama untuk menjaga tempat di tim inti Madrid.
Menurut Dugarry, sikap seperti ini bisa merusak keharmonisan skuad dan mengganggu fokus kolektif. Pemain manapun di Santiago Bernabeu, tak terkecuali bintang papan atas, harus menempatkan kepentingan tim di atas ego pribadi.
“Ia calon peraih Ballon d’Or, pemimpin Brasil, salah satu pemain terbaik Real Madrid. Tapi ia perlu menunjukkan sesuatu yang lain jika ingin berada di level yang sama,” tegas Dugarry.
Kritik ini bukan hanya soal performa, tetapi juga soal mental dan profesionalisme. Vinicius harus mampu menahan emosi saat diganti dan tetap memberi energi positif bagi rekan setim.
Peringatan Florentino Perez Bisa Jadi Nyata
Dugarry juga mengingatkan bahwa sikap Vinicius berisiko berdampak pada masa depannya di Madrid. Presiden Florentino Perez dikenal tidak segan mengambil keputusan tegas jika pemain dianggap merusak atmosfer tim.
“Florentino Perez tidak akan ragu mendepak siapa pun yang mengganggu keharmonisan tim. Status Vinicius sebagai bintang besar bukan jaminan,” kata Dugarry.
Los Blancos selalu menekankan bahwa klub lebih besar dari individu mana pun. Ini menjadi peringatan bahwa Vinicius harus segera mengevaluasi sikap dan perilaku di lapangan, bukan hanya mengandalkan bakat dan prestise.
Evaluasi Diri dan Jalan ke Depan
Momen ini menjadi titik krusial bagi Vinicius. Konsistensi, kedewasaan, dan kontribusi nyata dalam setiap laga akan menjadi penentu apakah ia tetap menjadi figur sentral di Santiago Bernabeu.
Musim ini, Vinicius masih memiliki kesempatan untuk membuktikan diri. Ia harus mengubah emosi menjadi fokus di lapangan, meningkatkan ketajaman, dan menjaga profesionalisme agar tetap menjadi bagian dari tim inti yang bersaing di level tertinggi.
Bagi Madrid, bintang muda Brasil ini tetap memiliki potensi besar. Namun, Los Blancos menegaskan bahwa talenta saja tidak cukup; karakter dan sikap profesional menjadi syarat mutlak untuk bertahan di klub raksasa seperti Real Madrid.
Rekomendasi
